Kajian Empiris Kerangka Berpikir

34 awal dan akhir; 4 periode remaja awal dan akhir; serta 5 periode dewasa awaldini, madya, lanjut usia. Selain pembagian periode perkembangan di atas, Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono 2009: 13-4 menyebutkan bahwa perkembangan intelektual melalui tahap-tahap berikut: 1 sensori motor 0-2 tahun; 2 pra-operasional 2- 7 tahun; 3 operasional konkret 7-11 tahun; dan operasional formal 11 tahun ke atas. Berdasarkan teori tersebut, usia siswa SD termasuk ke dalam periode anak akhir dan tahap operasional konkret. Permulaan masa anak akhir ditandai dengan masuknya anak tersebut ke sekolah formal di SD kelas 1. Pada tahap ini, siswa sudah dapat mengembangkan pikiran logis. Siswa dapat mengikuti penalaran logis, walau kadang-kadang memecahkan masalah secara “trial and error”. Selain itu, siswa masih membutuhkan visualisasi dalam proses pembelajaran yang dilakukannya. Oleh karena itu, penggunaan media kartu bergambar dalam pembelajaran sangat cocok dengan karakteristik siswa SD.

2.2 Kajian Empiris

Berdasarkan penelitian sebelumnya dengan judul “Peningkatan Pemahaman Nilai Moral melalui Pembelajaran PKn Berbasis Value Clarification Technique VCT pada Siswa Kelas IV SDN Beji II Pasuruan” oleh Bugis 2010, ada peningkatan hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model VCT. Pembelajaran dilakukan sebanyak 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pada siklus I, rata-rata kelas yaitu 54 dengan tuntas belajar klasikal sebesar 43. 35 Pada siklus II, terjadi peningkatan rata-rata kelas dan tuntas belajar klasikal. Rata- rata kelas mencapai 72, sedangkan tuntas belajar klasikal meningkat menjadi 83. Hasil penelitian lainnya yaitu penelitian milik Nisa 2010 yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar PKn melalui Model Pembelajaran VCT Percontohan Tema Bermusyawarah Kelas II Semester II SDN Kalilangkap 01 Bumiayu Brebes” juga menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran PKn. Pada siklus I, nilai rata-rata kelas mencapai 70,76, sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata kelasnya meningkat menjadi 80,61. Tuntas belajar klasikal pada siklus I sebesar 70,92, sedangkan pada siklus II mencapai 84,61. Berarti terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 9,85 dan peningkatan tuntas belajar klasikal sebesar 13,63. Berdasarkan peningkatan hasil pada kedua penelitian tersebut, peneliti akan menerapkan model pembelajaran VCT Permainan pada proses pembelajaran PKn materi Nilai Kejujuran, Kedisiplinan, dan Senang Bekerja. Hasil belajar setelah melaksanakan proses pembelajaran diharapkan akan meningkat seperti pada penelitian sebelumnya.

2.3 Kerangka Berpikir

Pembelajaran PKn sangat menekankan pada pembelajaran sikap atau afektif siswa. Biasanya, pembelajaran PKn yang dilakukan di SD masih menerapkan metode ceramah yang monoton. Hal demikian membuat aktivitas belajar siswa menjadi kurang optimal. Seharusnya, pembelajaran PKn dilakukan dengan cara yang menyenangkan, serta disesuaikan dengan karakteristik siswa SD. Penerapan pembelajaran yang menyenangkan akan membuat siswa lebih mudah menerima dan menerapkan materi yang diajarkan. Karakteristik siswa SD masih berada pada tahap operasional konkret. Oleh karena itu, siswa SD masih membutuhkan visualisasi dalam proses pembelajarannya. 36 Model pembelajaran VCT merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan sebagai sarana pengungkapan suatu nilai yang baik dan selanjutnya akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu teknik penyampaiannya yaitu dengan melakukan suatu permainan. Permainan dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran berupa kartu bergambar. Penggunaan kartu bergambar bertujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang abstrak. Dengan menerapkan model pembelajaran VCT Permainan, diharapkan pembelajaran yang dilakukan akan lebih menyenangkan dan dapat meningkatkan performansi guru, aktivitas siswa, serta hasil belajar siswa. Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan melalui bagan sebagai berikut: Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Kondisi Awal Pembelajaran PKn di sekolah hanya menerapkan metode ceramah dan tanya jawab yang monoton, aktivitas belajar siswa masih belum optimal. Hasil belajar beberapa siswa belum mencapai batas KKM pada mata pelajaran PKn Tindakan Acting Guru menggunakan model pembelajaran VCT Permainan dalam pembelajaran PKn materi Nilai Kejujuran, Kedisiplinan, dan Senang Bekerja. Kondisi Akhir Penggunaan model pembelajaran VCT Permainan,diharapkan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn siswa kelas II SD Negeri Kemandungan 3 Kota Tegal. 37

2.4 Hipotesis Tindakan

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A SD N 7 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

7 36 84

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MATERI BANGGA SEBAGAI BANGSA INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS III SD NEGERI KEMANDUNGAN 3 KOTA TEGAL

2 10 210

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VCT (VALUE CLARIFICATION Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) Pada Mata pelajaran PKn Kelas V di SD Negeri 2 Nogosari Kabupaten Boyolali

0 0 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Value Clarification Technique (Vct) Pada Siswa Kelas Va SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 2 15

PENDAHULUAN Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Value Clarification Technique (Vct) Pada Siswa Kelas Va SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 3 7

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Value Clarification Technique (Vct) Pada Siswa Kelas Va SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VCT (VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE) DI KELAS V SDN SUKOAGUNG PATI

0 0 25

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN VCT (VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DEMOKRATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN DI SEKOLAH DASAR

1 4 11

UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT KEBANGSAAN DAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE(VCT)DENGAN PERMAINAN ACAK HURUF DI KELAS V SD NEGERI AJIBARANG KULON - repository perpustakaan

0 0 17

UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT KEBANGSAAN DAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE(VCT)DENGAN PERMAINAN ACAK HURUF DI KELAS V SD NEGERI AJIBARANG KULON - repository perpustakaan

0 0 31