Penanggalan karo Aksara karo

Alat musik solo tersebut adalah Kulcapi, balobat, surdam, embal-embal, empi-empi, murbab, genggong dan tambur.

2.6 Sistem Pengetahuan

2.6.1 Penanggalan karo

Masyarakat Karo mengenal penanggalan hari dan bulan serta pembagian waktu siang dan malam hari. Satu bulan dibagi dalam 30 hari dan satu tahun dibagi dalam 12 bulan dan masing-masing ada namanya. Adapun nama-nama hari dalam satu bulan adalah Aditia, Suma Pultak, Nggara, Budaha, Beraspati pultak, Cukera enem berugi, Belah naik, Aditia baik, Sumana siwah, Nggara sepuluh, Budaha ngadep, Beras pati tangkep, Cukera dudu, Belah Purnama, Tula, Suma cepik, Nggara enggo tula, Budaha Gok, Beras pati sepuluh Siwah, Cukera dua puluh, Belah turun, Aditia turun, Suma, Nggara simbelin, Budaha medem, Beras pati medem, Cukera mate, Mate bulan, Dalan bulan, Samis. Adapun jumlah bulan untuk satu tahun tetap dihitung dua belas bulan dengan penamaan yang dilambangkan dengan nama hewan atau benda-benda sebagai berikut: Sipaka sada kambing, Sipaka dua lampu, Sipaka telu cacing, Sipaka empat kodok, Sipaka lima arimo atau harimau, Sipaka enem kuliki atau elang, Sipaka pitu kayu, Sipaka waluh tambak atau kolam, Sipaka siwah kepiting, Sipaka sepuluh baluat, Sipaka sepuluh sada batu, Sipaka sepuluh dua nurung atau ikan Dari informasi yang didapat, masyarakat karo juga mempercayai adanya hari baik dan hari buruk. Namun informasi tentang penentuan hari baik dan hari buruk tersebut tidak dapat ditemukan penulis. Dalam hal penciptaan karya seperti penciptaan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara lagu atau karya seni lainnya, masyarakat karo juga menghubungkannya dengan hari baik dan hari buruk tersebut. Masyarakat karo mempercayai aktifitas penciptaan karya tersebut sebaiknya dilakukan pada hari baik.

2.6.2 Aksara karo

Pada umumnya tulisan atau aksara Karo jaman dulu digunakan untuk menuliskan ramuan-ramuan obat, mantra atau cerita. Tulisan ini diukir di kulit kayu atau bambu yang dibentuk sedemikian rupa agar dapat dilipat-lipat, dan biasanya huruf-huruf ini diukir dengan menggunakan ujung pisau dan setelah itu tulisan tersebut diwarnai dihitamkan dengan bahan baku tertentu. Umumnya tulisan itu dibuat pada kulit kayu, bambu dan tulang hewan. Selain itu fungsi dari tulisan karo ini adalah sebagai alat komunikasi dalam bentuk surat menyurat sesame masyrakat karo. Sejauh ini penulis tidak menemukan data tentang tulisan karo ini dalam hal penciptaan lagu. Sehingga dapa dipastikan bahwa aksara karo ini hanya berfungsi sebagai tulisan mantra dan alat komunikasi saja. Huruf aksara karo terdiri atas 21 huruf induk utama ditambah sisipan “Ketelengan“ dan lain-lain. Berikut adalah bentuk dari huruf-huruf karo tersebut : Gambar 6 . Aksara Karo Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Sumber : http:www.wikipedia.comkaro.html Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB III PENGARUH SITUASI EKONOMI, POLITIK DAN SOSIAL BUDAYA

TERHADAP PEMIKIRAN DEPARI

3.1 Biografi Djaga Depari

Dalam bab ini, penulis mendapatkan informasi tentang masa hidup Djaga Depari dari wawancara dengan Bapak R. Ginting dan salah seorang penulis yang pernah menulis tentang Djaga Depari yaitu Robert Perangin-angin. Karena keterbatasan waktu, tempat dan dana maka wawancara dengan Robert Perangin-angin dilakukan melalui media internet yaitu dengan media e-mail 17 . Selain itu penulis juga banyak mendapat tambahan informasi dari buku yang ditulis oleh Robert Perangin-angin yang berjudul Djaga Depari “Komponis dari Tanah Karo” dan buku-buku lainnya yang berhubungan dengan masa hidup Djaga Depari.

3.1.1 Lahir

Djaga Depari dilahirkan di Desa Seberaya, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo pada tanggal 5 Mei 1922. Ayah Djaga Depari adalah Ngembar Sembiring Depari. Ayahnya bekerja sebagai seorang mandor besar Wer bas elkawe Perusahaan Pekerjaan Umum Deli Hulu pada masa penjajahan Belanda. Ibu Djaga Depari adalah Siras br Karo Sekali. Djaga depari mempunyai empat saudara perempan dan satu saudara laki- laki. Djaga Depari merupakan anak kedua. 17 e-mail : media surat menyurat elektronik dilakukan melalui jaringan internet. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara