Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

2.8 Kerangka Pemikiran

Peningkatan mobilitas tenaga kerja dari desa dengan sendirinya dihubungkan dengan pola migrasi ke kota, dengan harapan lapangan pekerjaan dan upah yang lebih besar. Kata migrasi sangat erat kaitannya dengan perkembangan suatu daerah. Secara umum, migrasi dapat diartikan sebagai perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain untuk tujuan menetap. Apabila tidak terkontrol dengan baik, migrasi dapat menyebabkan penumpukan penduduk di suatu wilayah yang menjadi tujuan para migran yang dalam hal ini umumnya adalah daerah perkotaan. Migrasi adalah tempat tinggal mobilitas penduduk secara geografis yang meliputi semua gerakan movement penduduk yang melintasi batas wilayah tertentu dalam periode tertentu. Sifat dan perilaku migran sirkuler di daerah tujuan yang bekerja tidak mengenal waktu karena mereka berusaha mempergunakan waktu untuk bekerja sebanyak mungkin agar mendapatkan upah sebanyak mungkin untuk dikirim ke daerah asal. Pada umumnya, para migran sirkuler menuju ke kota terdorong oleh adanya tekanan kondisi ekonomi pedesaan faktor pendorong, dimana semakin sulit mencukupi nafkah keluarga. Dorongan ekonomi tersebut ternyata terutama ditimbulkan oleh permasalahan sempitnya lahan pertanian di desa dan hambatan dalam mengelolanya. Kondisi ekonomi penduduk pedesaan yang kembang kempis tersebut jelas perlu adanya perbaikan. Oleh karena itu, pelaksanaan mobilitas dengan tujuan ekonomis sebagai salah satu upaya untuk mengubah kondisi ketertekanan ekonomi faktor penarik. Universitas Sumatera Utara Dalam usaha untuk memenuhi tujuan ekonomisnya itu mereka para buruh tani harus bekerja di lahan pertanian pengguna jasa. Pengguna jasa dan buruh adalah dua pihak yang saling membutuhkan dan saling tergantung satu dengan yang lain. Pengguna jasa membutuhkan buruh untuk mengerjakan produksi dan menghasilkan barang untuk kepentingan usaha pertaniannya. Sementara buruh membutuhkan pengguna jasa atau majikannya untuk mendapatkan upah atas tenaga yang diberikannya kepada kepentingan produksi barang sang majikan. Jadi kedua pihak tersebut, baik buruh maupun majikan sebenarnya saling membutuhkan. Namun, yang lebih sering terjadi pada hubungan antar kedua belah pihak tersebut adalah sang buruh sering kali berada pada posisi yang lebih lemah daripada sang majikan. Buruh dianggap bukanlah mitra yang sejajar bagi majikan. Buruh hanyalah sebuah obyek bagi majikan untuk melaksanakan kepentingan mereka. Buruh sering diperas majikan dengan upah yang relatif kecil. Secara sosiologis buruh itu tidak bebas sebagai orang yang tidak mempunyai bekal hidup yang lain kecuali tenaganya dan kadang-kadang terpaksa untuk menerima hubungan kerja dengan majikan meskipun memberatkan bagi buruh itu sendiri. Tingkat upah adalah nilai tukar dari tenaga kerja yang dijual kepada orang lain. Tingkat upah di sektor pertanian ditentukan oleh pasar tenaga kerja interaksi antara penawaran dan permintaan tenaga kerja, pasar komoditas sebagai input produksi, permintaan tenaga kerja dapat dipandang sebagai permintaan dari komoditas dalam proses produksi, faktor kelembagaan tenaga kerja yang ada sifatnya spesifik lokasi dan sosial budaya. Universitas Sumatera Utara Menurut Erwidodo 1993 faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat upah pertanian di suatu wilayah, antara lain : ketersediaan tenaga kerja, kesempatan kerja di sektor pertanian, komoditasdominan yang diusahakan, luas areal irigasi, aksesibilitas wilayah dan ketersediaan kesempatan kerja di sektor non-pertanian. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan tingkat upah sektor pertanian bervariasi antar jenis kegiatan, jender, sistem pengupahan dan wilayah. Tingkat upah nominal buruh tani meningkat, tidak ada spesifikasi antar lokasi, hal ini menunjukkan bahwa tingkat upah sektor pertanian bersifat dinamis. Salah satu fenomena sosial yang dialami oleh masyarakat petani adalah golongan masyarakat yang berprofesi sebagai buruh pertanian atau buruh tani harian atau dalam bahasa Masyarakat Karo adalah aron si ngemo. Termasuk didalamnya adalah sistem hubungan kerja antara pengguna jasa dengan aron si ngemo yang berada di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo. Untuk memperjelas alur pemikiran, penulis membuat bagan yang menggambarkan isi dari kerangka pemikiran tersebut adalah : Universitas Sumatera Utara Bagan 1 Bagan Alur Pemikiran 2.9 Defenisi Konsep dan Operasional 2.9.1 Defenisi Konsep