Hasil Observasi Sistem Hubungan Kerja antara Pengguna Jasa dengan Buruh Tani Harian

5.3.3 Hasil Observasi

Berdasarkan hasil dari observasi penulis ke Desa Cingkes Kecamatan Dolok Sialu Kab. Simalungun, di lokasi pertanian penduduk dimana pekerjaan yang buruh tani lakukan adalah menyusun mengelompokkan buah jeruk. Sistem mereka bekerja adalah sistem kerja yang biasa dilakukan oleh buruh tani harian lain yang ada pada desa tersebut. Mereka buruh tani mulai bekerja pada pukul 10.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB. Dengan jumlah jam kerja tersebut dapat dilihat bahwa buruh tani harian bekerja lebih kurang selama 7 jam setiap harinya. Dalam waktu jam kerja tersebut buruh tani mendapatkan tiga kali jam istirahat yaitu: Pertama, pukul 11.30 WIB untuk istirahat yang pertama, kemudian yang Kedua yaitu istirahat Makan Siang Pukul 13.00 WIB – 14.00 WIB dan istirahat yang Ketiga adalah sekitar setengah jam juga pada pukul 16.00 WIB. Kemudian setelah mereka selesai bekerja maka, pada pukul 17.00 WIB para buruh tani harian pulang kerumah dengan cara diantar oleh Pengguna Jasa ke Lokasi mereka berkumpul di pagi hari. Untuk konsumsi makan siang biasanya ditanggung oleh yang mempekerjakan mereka. Ini adalah sudah menjadi kebiasaan jika pengguna jasa mempekerjakan buruh tani untuk menyusun jeruk. Hal ini berbeda dengan pekerjaan lainnya seperti memupuk, menyiangi tanaman, memompa menyemprot tanaman karena pekerjaan ini konsumsi makan siang tidak selalu ditanggung oleh yang mempekerjakan mereka. Oleh sebab itu, mereka harus membawa makanan siang masing-masing. Waktu istirahat tersebut berlaku jika barang jeruk yang akan mereka susun kelompokkan tidak begitu banyak karena jika demikian barang tersebut Universitas Sumatera Utara cepat selesainya. Hal ini berbeda jauh jika barang yang akan mereka kelompokkan adalah lebih banyak dan waktu istirahat mereka akan berkurang dan waktu lembur yang bertambah. Dengan demikian bahwa upah mereka juga berbanding lurus dengan waktu kerja mereka. Upah yang diterima jika buruh tani mendapatkan pekerjaan untuk menyusun buah jeruk sebesar ± Rp 100.000 dan kadang jika lembur hingga malam hari dapat mencapai ± Rp 200.000,-. Upah tersebut dianggap telah sesuai dengan tenaga yang mereka keluarkan untuk mengangkat, memindahkan dan melangsir buah jeruk akan dikirim keluar Pulau Sumatera. Disamping itu, dapat dilihat bahwa mereka buruh tani merasa kadang kelelahan dengan kerja berat tersebut. Namun demi mencukupi keluarga mereka harus bekerja dengan sekuat tenaga mereka. Dalam bekerja mereka tidak dapat memilih pekerjaan yang mereka inginkan, melainkan apa yang disuruh oleh orang yang menggunakan jasa mereka. Dari hal tersebut dapat kita lihat bahwa mereka para buruh tani bekerja sesuai dengan apa yang disuruh atau pekerjaan yang diberikan oleh yang mempekerjakan mereka. Buruh tani tetap berkewajiban memberikan jasanya. Hasil pengamatan dan penelitian menunjukkan bahwa hubungan pengguna jasa dengan buruh tani adalah relasi kerja, relasi yang saling membutuhkan dan menguntungkan. Hal ini dapat dilihat bahwa para petani atau yang sering disebut sebagai orang yang menggunakan jasa para buruh tani harian sangat membutuhkan jasatenaga buruh tani untuk melancarakan usaha kegiatan pertanian dan produksi pertanian mereka. Hal yang sama juga terjadi pada kelompok buruh tani harian dimana mereka membutuhkan uang untuk memenuhi Universitas Sumatera Utara kebutuhan keluarganya. Untuk mendapatkan uang tentunya mereka akan bekerja sebagai buruh tani harian di pertanian Tanah Karo maupun daerah Simalungun yang berbatasan langsung dengan Tanah Karo.

5.4 Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Tani Harian aron si ngemo