Hubungan Kerja Pada Masyarakat Pertanian

d. Semuanya ditujukan pada pencapaian tujuan bersama atau tujuan sistem. e. Terjadi di dalam lingkungan yang rumit dan kompleks. Dengan memperhatikan unsur-unsur sistem diatas, maka dapat dinyatakan suatu sistem merupakan suatu keseluruhan dari unsur-unsur atau bagian-bagian yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain dalam suatu kesatuan. Didalam pengertian sederhana ini, tercakup adanya hubungan timbal balik dari unsur-unsur atau bagian-bagian sistem Nasution, 2003; 4. Oleh karena itu, Talcott Parsons kemudian memberi arti sistem sebagai sebuah pengertian yang menunjuk pada adanya interdependensi antara bagian- bagian, komponen-komponen, dan proses-proses yang mengatur hubungan- hubungan tersebut. Pada pengertian tersebut memang tampak lebih spesifik, karena lebih menekankan pada interdependensi antar komponennya. Interdependensi dalam hal ini adalah tanpa keikutsertaan salah satu bagian atau komponennya saja, maka hubungan tersebut akan mengalami suatu goncangan. Oleh karena itu, untuk menjelaskan pengertian sistem kita harus menjelaskannya secara keseluruhan atau secara holistik Narwoko dan Suyanto, 2004; 124.

2.4.2 Hubungan Kerja Pada Masyarakat Pertanian

Pengguna jasa dan buruh tani harian adalah dua pihak yang saling membutuhkan dan saling tergantung satu dengan yang lain. Majikan membutuhkan buruh untuk mengerjakan produksi dan menghasilkan barang untuk kepentingan usaha. Sementara buruh membutuhkan majikannya untuk mendapatkan upah atas tenaga yang diberikannya kepada kepentingan produksi Universitas Sumatera Utara barang sang majikan. Jadi kedua pihak tersebut, baik buruh maupun majikan sebenarnya saling membutuhkan. Namun, yang lebih sering terjadi pada hubungan antar kedua belah pihak tersebut adalah sang buruh seringkali berada pada posisi yang lebih lemah daripada sang majikan. Buruh dianggap bukanlah mitra yang sejajar bagi majikan. Buruh hanyalah sebuah obyek bagi majikan untuk melaksanakan kepentingan mereka. Buruh sering diperas majikan dengan upah yang relatif kecil. Secara sosiologis buruh itu tidak bebas sebagai orang yang tidak mempunyai bekal hidup yang lain kecuali tenaganya dan kadang-kadang terpaksa untuk menerima hubungan kerja dengan majikan meskipun memberatkan bagi buruh itu sendiri http:ekanuruls.blogspot.com201209dinamika-buruh-perkebunan-di- sumatera.html diakses tanggal 12 juni 2012 pukul 12:55. Pada dasarnya hubungan kerja, yaitu hubungan antara pekerja dan pengusaha terjadi setelah diadakan perjanjian oleh pekerja dengan pengusaha di mana pekerja menyatakan kesanggupannya untuk menerima upah dan pengusaha menyatakan kesanggupannya untuk mempekerjakan pekerja dengan membayar upah. Di dalam Pasal 50 UU No. 132003 tentang Ketenagakerjaan dijelaskan bahwa hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja. Hubungan kerja antara buruh dan pengguna jasa majikan adalah sebagai berikut : a. Secara yuridis buruh adalah memang bebas, oleh karena prinsip negara kita ialah bahwa tidak seorangpun boleh di perbudak atau diperhamba. Universitas Sumatera Utara b. Secara sosiologis adalah tidak bebas, sebab sebagai orang yang tidak mempunyai bekal hidup selain daripada tenaganya itu, ia terpaksa untuk bekerja pada orang lain. Dan majikan inilah pada dasarnya menetukan syarat-syarat kerja. Tenaga buruh yang terutama menjadi kepentingan majikan, merupakan sesuatu yang sedemikian melekatnya pada pribadi buruh, sehingga buruh itu selalu harus mengikuti tenaganya ke tempat dan pada saat majikan memerlukannya. Dengan demikian segala sesuatu mengenai hubungan buruh dan majikan itu diserahkan kepada kebijaksanaan kedua belah pihak yang langsung berkepentingan. Hubungan kerja adalah hubungan antara buruh dan majikan, yang mana hubungan tersebut hendak menunjukkan kedudukan kedua belah pihak yang pada pokoknya menggambarkan hak-hak dan kewajiban buruh terhadap majikan, dan sebaliknya. Hubungan kerja terjadi setelah adanya perjanjian kerja antara buruh dan majikan, yaitu suatu perjanjian dimana pihak kesatu, buruh, mengikatkan diri untuk bekerja dengan menerima upah pada piha lainnya, majikan, yang mengikatkan diri untuk mempekerjakan buruh itu dengan membayar upah. “Pada pihak lainnya” mengandung arti bahwa pihak buruh dalam melakukan pekerjaan itu berada dibawah pimpinan pihak majikan Toha, 1987; 9. Hukum ketenagakerjaan merupakan alat untuk memberi dukungan terhadap para tenaga kerja, yang menyangkut hubungan antara buruh dan majikan, upah, dan perselisihan yang akan mengakibatkan gejolak sosial. Hukum perburuhan ialah peraturan dari hukum yang berlaku, pokoknya mengatur hubungan buruh dengan buruh, buruh dan pengusaha Universitas Sumatera Utara pukspkepici.blogspot.com201301dasardasarhukumketenagakerjaan_27.htmlm =1 Diakses tanggal 27 Juni 2013 pukul 11 57 WIB. Adapun hubungan kerja pada dasarnya meliputi : a. Pembuatan perjanjian-kerja karena merupakan titik tolak adanya suatu hubungan kerja. b. Kewajiban buruh melakukan pekerjaan pada atau di bawah pimpinan majikan, yang sekaligus merupakan hak majikan atas pekerjaan dari buruh. c. Kewajiban majkan membayar upah kepada buruh sekaligus merupakan hak buruh atas upah. d. Berakhirnya hubungan-kerja. e. Caranya perselisihan antara pihak-pihak diselesaikan dengan sebaik- baiknya Toha, 1987. Hubungan buruh dan majikan dalam proses produksi adalah hubungan yang mengesankan relasi saling membutuhkan. Namun hubungan majikan dan buruh sejatinya adalah hubungan konflik, karena secara hakiki memiliki kepentingan yang bertentangan. Kepentingan majikanpengguna jasa adalah memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya, sedangkan kepentingan buruh adalah upah layak yang mampu mendorongnya ke arah kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, jelaslah bahwa hubungan yang ada antara pengusaha dengan buruh bukan hanya hubungan yang saling membutuhkan, tetapi juga hubungan yang saling berbeda kepentingan Suziani, 1999. Universitas Sumatera Utara

2.4.3 Pengguna Jasa dan Buruh