Pulang Atas Permintaan Sendiri PAPS Ruang VIP Landasan Teori

2.6. Pulang Atas Permintaan Sendiri PAPS

Pulang atas permintaan sendiri PAPS adalah istilah yang di gunakan untuk mendeskripsikan pasien yang menolak untuk di rawat dan diberikan pengobatan karena berbagai alasan seperti: tidak puas terhadap Pelayanan Penerimaan, Pelayanan Perawat, Pelayanan Dokter, Pelayanan Makanan dan Gizi, Pelayanan Penunjang Medik, Pelayanan Fisik yang diberikan rumah sakit. Pulang atas permintaan sendiri merupakan fenomena yang sangat memprihatinkan, dimana pasien pulang tapi secara medis belum pulih kesehatannya sehingga dapat menyebabkan penyakitnya menjadi kronik yang apabila penyakitnya merupakan penyakit menular tentunya akan berpengaruh terhadap lingkungan sekitarnya sehingga berdampak pada peningkatan morbiditas bahkan miortalitas. Pasien yang pulang atas permintaan sendiri juga mencerminkan adanya ketidak puasan pasien terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

2.7. Ruang VIP

Menurut Departemen Kesehatan 1998, standar ruang VIP adalah : ruang VIP terletak dalam satu blok, jendela kamar berorientasi kepandangan luar yang lapang atau kearah taman dengan jumlah pasien 1 orang, dengan fasilitas KMWC di dalam.Luas kamar VIP adalah ± 21,5 m 2 tempat tidur. Universitas Sumatera Utara

2.8. Landasan Teori

Mutu pelayanan Sebagai salah satu bentuk pelayanan jasa yang melibatkan tingkat interaksi yang tinggi antara penyelenggaraan dan pemakai jasa, mutu pelayanan kesehatan ditentukan oleh beberapa dimensi pokok.. Penelitian ini menggunakan konsep Menurut Hardjosoedarmo 1996 mutu merupakan kepuasan pelanggan yang bersifat multi dimensional. Konsep dimensi Mutu pelayanan terbagi lima yaitu : Menurut Adji Muslihuddin 1996, kualitas pelayanan rawat inap dikatakan baik apabila menyediakan pelayanan yang professional dan dapat memberikan rasa tentram kepada pasiennya. 1. Tangible 2. Reliability 3. Responsiveness 4. Assurance 5. Emphathy. Kelebihan dari konsep ini adalah karena didasarkan riset yang sangat komprehensif, mudah dipahami dan mempunyai instrument yang jelas untuk melakukan pengukuran. 1. Dimensi Mutu Tangible Dimensi untuk menilai suatu kualitas pelayanan tangible yang baik akan mempengaruhi persepsi pelanggan dan harapan pelanggan, karena tangible yang baik maka harapan responden menjadi lebih tinggi. Universitas Sumatera Utara 2. Dimensi Mutu Reliability Dimensi yang mengukur kehandalan dari perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggannya. Ada dua aspek dari dimensi ini, yaitu: a. Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan. b. Seberapa jauh suatu perusahaan mampu memberikan pelayanan yang akurat. 3. Dimensi Mutu Responsiveness Dimensi kualitas pelayanan yang paling dinamis, harapan pelanggan terhadap kecepatan pelanggan hampir dapat dipastikan akan berubah dengan kecenderungan naik dari waktu ke waktu. Kepuasan terhadap responsiveness ini adalah berdasarkan persepsi bukan aktualnya. Karena persepsi mengandung aspek psikologis lain, maka faktor komunikasi dan situasi fisik di sekeliling pelanggan yang menerima pelayanan merupakan hal yang penting dalam memengaruhi penilaian pelanggan. 4. Dimensi Mutu Assurance Dimensi kualitas yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan dan perilaku dalam menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada para pelanggannya. Berdasarkan banyak riset ada empat aspek dari dimensi ini, yaitu ; keramahan, kompetensi, kredibilitas dan keamanan. Universitas Sumatera Utara 5. Dimensi Mutu Emphathy Dimensi yang memberikan peluang besar untuk memberikan pelayanan yang bersifat surprise, sesuatu yang tidak diharapkan pelanggan, ternyata diberikan oleh penyedia jasa. Azwar 1996 menyatakan sejak pasien dirawat di rumah sakit hingga diperbolehkan pulang, maka pasien rawat inap akan mendapat pelayanan sebagai berikut : 1. Pelayanan penerimaanadministrasi 2. Pelayanan dokter 3. Pelayanan perawat 4. Pelayanan makanangizi 5. Pelayanan penunjang medik dan non medik 6. Kebersihan lingkungan Pulang atas permintaan sendiri PAPS merupakan suatu keinginan pasien atau keluarga pasien untuk mengakhiri perawatanpengobatan yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan walaupun secara medis belum memungkinkan untuk dilakukan perawatan di rumah. Pulang atas permintaan sendiri mencerminkan adanya ketidakpuasan pasien terhadap layanan yang diterimanya. Kepuasan pasien menurut Utama 2003 merupakan hasil penilaian pasien berdasarkan perasaannya, terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang menjadi bagian dari pengalaman atau yang dirasakan pasien. Kepuasan pasien dapat dipakai sebagai cara mengevaluasi sampai seberapa besar tingkat Universitas Sumatera Utara kualitas pelayanan di rumah sakit, sehingga dapat menimbulkan tingkat rasa kepuasan.

2.9. Kerangka Pemikiran