Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit 1. Definisi dan Fungsi Rumah Sakit

2.1.3. Instalasi Rawat Inap

Instalasi rawat inap merupakan unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan dan rehabilitasi medik. Rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan rumah sakit dimana penderita tinggal mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan dari pelaksanaan pelayanan kesehatan atau rumah sakit pelaksanaan pelayanan kesehatan lain Patria Jati, 2009. Rawat inap menurut Crosby dalam Nasution 2005 adalah kegiatan penderita yang berkelanjutan ke rumah sakit untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berlangsung lebih dari 24 jam. Secara khusus pelayanan rawat inap ditujukan untuk penderita atau pasien yang memerlukan asuhan keperawatan secara terus menerus Continous Nursing Care hingga terjadi penyembuhan. Pasien mulai masuk ruangan perawatan hingga pasien dinyatakan boleh pulang maka pasien mendapat pelayanan sebagai berikut, pelayanan tenaga medis, tenaga perawat, pelayanan penunjang medik, lingkungan langsung pasien serta pelayanan administrasikeuangan. Loho dalam Ayunda 2009 mengidentifikasikan kegiatan rawat inap meliputi pelayanan dokter, pelayanan keperawatan, pelayanan makanan, fasilitas perawatan dan lingkungan perawatan. Pelayanan rawat inap harus menerapkan prosedur yang jelas, mudah dan terorganisir. Arus masuk pasien rawat inap digambarkan oleh Loho sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Masuk Keluar Gambar 2.1. Alur Pasien Masuk Rawat Inap 2.1.4. Standar Pelayanan Minimal Instalasi Rawat Inap Standar adalah nilai ketentuan yang telah ditetapkan berkaitan dengan sesuatu yang harus dicapai sedangkan pelayanan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan sebagi usaha melayani kebutuhan orang lain. Berdasarkan Keputusan menteri kesehatan nomor 129 Tahun 2008 Standar Pelayanan Minimal SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. SPM juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum. SPM untuk jenis layanan rawat inap berdasarkan ketentuan Depkes adalah sebagai berikut: Pasien Ruang Perawatan :  Pelayanan Dokter  Pelayanan Perawat  Pelayanan Makanan  Fasilitas Perawatan  Lingkungan Perawatan AdministrasiKeuangan Pasien dipulangkan Penerimaan pasien Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Standar Pelayanan Minimal Menurut Departemen Kesehatan Pelayanan Indikator Standar Rawat Inap 1. Pemberian pelayanan di Rawat Inap 2. Dokter Penanggung Jawab Pasien DPJP rawat inap 3. Ketersediaan pelayanan rawat inap 4. Jam visite Dokter Spesialis 5. Kejadian infeksi pasca operasi 6. Kejadian infeksi nosokomial 7. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan kematian 8. Kematian pasien 48 jam 9. Kejadian pulang paksa 10. Kepuasan pelanggan 1. a. Dr Spesialis b. Perawat minimal pendidikan D3 2. 100 3. Anak, Penyakit Dalam, Kebidanan, Bedah 4. 08.00 sd 14.00 wib setiap hari kerja 5. ≤ 1,5 6. ≤ 1,5 7. 100 8. ≤ 0.24 9. ≤ 5 10. ≥ 90 Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan No. 129MenkesSKII2008 Tentang SPM RS 2.1.5. Pasien Menurut Iskandar 1998, pasien adalah orang sakit yang dirawat dokter atau perawat, sesorang yang mengalami penderitaan sakit. Pasien dalam praktek sehari- hari sering dikelompokkan menjadi: a Pasien jalanluar, yaitu pasien yang hanya memperoleh pelayanan kesehatan yang biasa juga disebut dengan pasien rawat jalan, b Pasien opname, yaitu pasien yang memperoleh pelayanan kesehatan dengan cara menginap dan dirawat dirumah sakit atau disebut juga pasien rawat inap. Pasien dalam memperoleh pelayanan kesehatan memiliki dua hak yaitu: 1 Hak atas pelayanan kesehatan, yaitu pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan Universitas Sumatera Utara atas dasar kemampuan dan kecakapannya menerapkan ilmu dan teknologi kesehatan. 2 Hak mandiri sebagai manusia atau hak untuk menentukan nasib sendiri the right to self-determination. Hak atas pelayanan kesehatan merupakan aspek sosial, sedangkan hak menentukan nasib sendiri merupakan aspek pribadi. Hak pasien berasal dari hak atas dirinya sendiri, dengan kata lain pasien menentukan sendiri apa yang terbaik bagi kepentingan dirinya walaupun seorang pasien dalam keadaan kurang sehat, namun hal ini dikecualikan bila keadaan mental pasien tidak memungkinkan untuk mengambil keputusan sendiri. Hal pokok yang merupakan hak pasien menurut Iskandar 1998, yaitu: 1 Hak memperoleh pelayanan kesehatan yang manusiawi sesuai standar profesi. 2 Hak memperoleh penjelasan tentang diagnosa dan terapi dari dokter yang bertanggung jawab terhadap perawatannya. 3 Menolak keikutsertaan dalam penelitian kedokteran. 4 Kerahasiaan dan catatan mediknya. 5 Hak dirujuk atau diperlukan. 6 Hak memperoleh perawatan lanjutan dengan informasi tentang namaalamat dokter selanjutnya. 7 Hak berhubungan dengan keluarga, rohaniawan dan sebagainya. 8 Hak penjelasan tentang perincian biaya rawatan. 9 Hak memperoleh penjelasan tentang peraturan- peraturan rumah sakit. 10 Hak menarik diri dari kontrak terapeutik, termasuk mengakhiri pengobatan rawat inap dan tanggung jawab sendiri atau PAPS. Selain itu pasien juga mempunyai kewajiban seperti yang disebutkan Iskandar 1998, bahwa kewajiban pasien yang mendasar adalah berupa kewajiban moral dari pasien untuk memelihara kesehatannya, selain itu pasien juga berkewajiban untuk: 1 Memberikan informasi kepada tenaga kesehatan, sehingga tenaga kesehatan dan ahli Universitas Sumatera Utara mempunyai bahan yang cukup untuk mengambil keputusan. Hal ini sangat penting agar tenaga kesehatan tidak melakukan kesalahan. 2 Melaksanakan nasehat-nasehat yang diberikan tenaga kesehatan dalam rangka perawatan. 3 Menghormati kerahasiaan diri dan kewajiban tenaga kesehatan untuk menyimpan rahasia kedokteran serta privacy-nya. 4 Memberikan imbalan terhadap jasa-jasa profesional yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan.

2.2. Persepsi