2. Return
Tandelilin 2001 menerangkan bahwa investasi merupakan komitmen sejumlah dana untuk tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan
datang. Harapan keuntungan di masa yang akan datang tersebut merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi
yang dilakukan. Dalam konteks investasi, harapan keuntungan tersebut sering juga disebut sebagai return.
Sumber –sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama,
yaitu yield dan capital gain loss. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik
dari suatu investasi. Sedangkan, capital gain loss merupakan kenaikan penurunan harga yang memberikan keuntungan kerugian bagi investor.
Dengan kata lain, capital gain loss bisa diartikan sebagai perubahan harga sekuritas.
3. Reksa Dana
Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal, untuk selanjutnya diinvestasikan oleh
manajer investasi dalam Portofolio Efek. Keuntungan yang diperoleh berupa kenaikan nilai investasi masyarakat pemodal seiring dengan
berjalannya waktu periode investasi Manurung, 2008. Undang-undang Nomor 8 tahun 1995, Reksa Dana adalah wadah yang
digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.
a. NAB Reksa Dana
NAB merupakan kepanjangan dari Nilai Aktiva Bersih. NAB menunjukkan berapa besar nilai aset yang dikelola dalam suatu Reksa
Dana. Istilah untuk menyatakan harga suatu Reksa Dana yaitu NABUP Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan. Kata NAB
mengadaptasi istilah dari Amerika yaitu Net Asset Value NAV. Istilah ini sering digunakan dalam publikasi, laporan atau riset yang
menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. NAB yang sebenarnya menunjukkan besarnya jumlah dana yang dikelola sudah
dianggap sebagai harga Reksa Dana meski kurang tepat. Untuk membedakan harga dengan jumlah aset yang dikelola, digunakan
istilah AUM Asset Under Management atau jumlah dana kelolaan
dalam bahasa Indonesia.
Istilah yang berkaitan dengan Reksa Dana terkait tentang harga, jumlah dana kelolaan dan aktivitas jual beli investor adalah sebagai
berikut:
1 NAB Nilai Aktiva Bersih
Menyatakan berapa jumlah dana yang dikelola oleh suatu Reksa Dana. Jumlah dana dikelola tersebut sudah mencakup
kas, deposito, saham dan obligasi. Dalam penyebutannya, menggunakan AUM Asset Under Management.
2 Unit Penyertaan
Satuan yang digunakan dalam investasi Reksa Dana. Ketika Investor membeli Reksa Dana, dikatakan investor membeli
Unit Penyertaan dari manajer investasi, ketika investor menjual Reksa Dana, dikatakan Investor menjual Unit Penyertaan
kepada manajer investasi. Semakin besar jumlah Unit Penyertaan, berarti semakin banyak pula Investor yang
berinvestasi pada suatu Reksa Dana.
3 NABUP Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan
Menyatakan harga suatu Reksa Dana. Pada harga ini kegiatan transaksi Reksa Dana dilakukan. Berbeda dengan
saham dan obligasi, dimana investor sudah mengetahui berapa harga pada saat transaksi dilakukan, Investor Reksa Dana baru
mengetahui harga Reksa Dana pada keesokan harinya transaksi sebelum jam 12 siang per hari ini atau bisa
keesokan harinya lagi apabila transaksi dilakukan setelah jam 12 siang.
b. Jenis-jenis Reksa Dana
1 Reksa Dana Pasar Uang Reksa Dana yang menempatkan 100 dananya, dalam
instrumen pasar uang, seperti deposito, SBI Sertifikat Bank Indonesia, atau obligasi surat utang yang diterbitkan oleh
perusahaan atau Pemerintah yang memiliki jatuh tempo kurang dari 1 tahun.
Imbal hasil dan risiko pada Reksa Dana Pasar Uang paling rendah dibandingkan Reksa Dana lainnya. Reksa Dana
pasar uang ditujukan bagi investor yang sangat konservatif, yaitu investor yang menginginkan pendapatan yang teratur dengan
tingkat risiko kerugian rendah, dan memiliki jangka waktu investasi kurang dari 1 tahun.
2 Reksa Dana Pendapatan Tetap Reksa Dana yang menempatkan minimum 80 dari dananya
dalam instrumen obligasi. Imbal hasil dan risiko pada Reksa Dana pendapatan tetap relatif lebih tinggi dibandingkan Reksa Dana
pasar uang. Reksa Dana pendapatan tetap ditujukan bagi investor yang konservatif, yaitu investor yang menginginkan adanya
sedikit pertumbuhan nilai pokok investasi dan telah sanggup menerima adanya penurunan nilai investasi sesaat, dan memiliki
jangka waktu investasi antara 1 sampai 3 tahun 3 Reksa Dana Campuran
Reksa Dana yang menempatkan dananya dalam instrumen pasar uang, obligasi, atau saham dengan komposisi yang
fleksibel. Reksa Dana campuran melakukan investasi pada efek bersifat ekuitas, efek bersifat utang, danatau instrumen pasar
uang yang masing-masing tidak melebihi 79 tujuh puluh sembilan perseratus dari Nilai Aktiva Bersih, dimana dalam
portofolio Reksa Dana tersebut wajib terdapat efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang. Reksa Dana campuran ditujukan
bagi investor yang bersifat moderat, yaitu investor yang menginginkan pertumbuhan investasi yang cukup tinggi dan
sanggup menoleransi adanya fluktuasi atas nilai investasi serta memiliki jangka waktu investasi antara 3 sampai 5 tahun
4 Reksa Dana Saham Reksa Dana yang menempatkan minimum 80 dari dananya
dalam instrumen saham. Investasi di Reksa Dana saham merupakan investasi yang paling berisiko, akan tetapi mempunyai
potensi pertumbuhan nilai investasi yang relatif paling tinggi dibandingkan semua jenis Reksa Dana. Reksa Dana saham
ditujukan bagi investor yang bersifat agresif, yaitu investor yang menginginkan pertumbuhan investasi yang tinggi dalam jangka
panjang dan sanggup menoleransi fluktuasi nilai investasi yang cukup tajam, dan memiliki jangka waktu investasi lebih dari 5
tahun. 5 Reksa Dana Terproteksi
Reksa Dana yang nilai pokok investasinya terproteksi bila dicairkan pada akhir periode perjanjian. Terproteksinya nilai
pokok investasi karena struktur investasi yang membuat nilai pokok tidak mengalami penurunan. Periode perjanjian Reksa
Dana umumnya tiga sampai lima tahun. Investor yang melakukan
pencairan sebelum periode perjanjian akan mengalami kerugian karena Reksa Dana ini tidak membuat nilai pokok dari awal
investasi sama dengan pada akhir periode investasi. Dalam Reksa Dana terproteksi ini, jumlah pemegang unit diharapkan tidak
berubah selama periode perjanjian Reksa Dana. Reksa Dana ini diminati oleh investor karena manajer investasi memberikan
target tingkat pengembalian bila melakukan investasi yang terbaik serta transparan untuk struktur investasi nilai pokok sehingga
investor dapat menilai risikonya.
c. Keuntungan Reksa Dana
1 Biaya relatif rendah. 2 Cocok untuk pemodal pemula dan investor dengan kemampuan
finansial yang tidak terlalu besar, serta tidak terlalu menguasai teknik-teknik portofolio.
3 Dikelola oleh manajer investasi yang profesional.
d. Risiko Reksa Dana
1 Reksa Dana dapat memberikan keuntungan bagi investor apabila portfolio efek yang dikelola oleh manajer investasi memberikan
hasil sesuai dengan yang diharapkan, namun jika portfolio efek tersebut mengalami
kerugian maka
Reksa Dana
juga bisa mengalami kerugian.
2 Menurunnya NAB Nilai Aktiva Bersih Unit Penyertaan, Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi
yang dimasukkan dalam portofolio Reksa Dana tersebut mengalami penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal. Penyebab
penurunan harga pasar portofolio investasi Reksa Dana bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya akibat kinerja bursa
saham yang memburuk, terjadinya kinerja emiten yang memburuk, situasi politik dan ekonomi yang tidak menentu, dan masih banyak
penyebab fundamental lainnya.
4. Metode Pengukuran Kinerja Reksa Dana Saham
Tandelilin 2001 dalam bukunya menjelaskan bahwa, untuk melihat kinerja sebuah portofolio kita tidak bisa hanya melihat tingkat return yang
dihasilkan portofolio tersebut, tetapi kita juga harus memperhatikan faktor risiko portofolio tersebut. Dengan berdasarkan pada teori pasar modal,
beberapa ukuran kinerja portofolio sudah memasukkan faktor return dan risiko dalam penghitungannya yang biasa dikenal dengan metode Risk-
Adjusted Return atau Risk-Adjusted Performance. Metode pengukuran kinerja Reksa Dana yang sudah memasukkan faktor risiko adalah sebagai
berikut :
a. Indeks Sharpe
Manurung 2008 menjelaskan bahwa Indeks Sharpe ini menggunakan konsep dari Garis Pasar Modal Capital Market Line
dimana Sharpe menyatakan series kinerja portofolio dihitung merupakan hasil bersih dari portofolio dengan tingkat bunga bebas
risiko per unit risiko dengan diberi simbol .
Indeks Sharpe dihitung dengan formula sebagai berikut:
̅ ̅
Dimana : = Nilai Sharpe Ratio
̅ = Rata- rata keuntungan Reksa Dana
̅ = Rata-rata keuntungan investasi bebas risiko
= Standar deviasi Indeks Sharpe dapat digunakan untuk membuat peringkat dari
beberapa portofolio berdasarkan kinerjanya. Semakin tinggi indeks Sharpe suatu portofolio dibandingkan portofolio lainnya, maka
semakin baik kinerja portofolio tersebut Tandelilin, 2010.
b. Indeks Treynor
Tandelilin 2001 dalam bukunya menerangkan bahwa Indeks Treynor dikembangkan oleh Jack Treynor, dan indeks ini sering
disebut juga dengan reward to volatility ratio. Cara mengukur indeks Treynor sama dengan cara menghitung indeks Sharpe, hanya saja
risiko yang digunakan adalah beta portofolio. Hal ini dikarenakan patok duga yang digunakan dalam indeks Treynor adalah persamaan
garis sekuritas security market line. Asumsi yang digunakan oleh
Treynor adalah bahwa portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang digunakan adalah beta. Indeks Treynor dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
̅ ̅
Dimana : = Nilai Treynor Ratio Reksa Dana
̅ = Rata- rata return Reksa Dana sub- periode t Mingguan
̅ = Rata-rata return investasi bebas risiko periode t
= Beta persamaan garis regresi linear berganda
c. Indeks Jensen
Manurung 2008 menjelaskan bahwa Indeks Jensen sangat memperhatikan CAPM dalam mengukur kinerja portofolio dan biasa
disebut Jensen Alpha. Jensen Alpha merupakan sebuah ukuran absolut yang mengestimasi tingkat pengembalian konstan selama periode
investasi dimana memperoleh tingkat pengembalian di atasdibawah dari buy-hold strategy dengan risiko sistematik yang sama. Adapun
formula dari Jensen Alpha adalah sebagai berikut :
̅ ̅
̅ ̅
Dimana : = Nilai perpotongan Jensen
̅ = Rara-rata keuntungan Reksa Dana
̅ = Rata-rata keuntungan investasi bebas risiko
̅ = Rata-rata Keuntungan Pasar IHSG
Semakin besar nilai alpha yang positif maka semakin baik pula kinerja suatu Reksa Dana saham karena memberikan actual return
yang lebih tinggi daripada return yang diharapkan.
d. M-Square Ratio
Hartono 2010 menjelaskan bahwa metode M-square merupakan perluasan dari metode Sharpe Ratio. Metode ini diusulkan oleh John
G. Graham dan Campbell R. Havey pada tahun 1994. Karena kinerja portofolio akan dibandingkan secara langsung dengan kinerja pasar
maka return portofolio disesuikan tingkat risikonya menjadi sama dengan tingkat risiko pasar. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
=
̅ ̅
x + ̅
- ̅
Dimana : = M-Square
̅ = Return rata-rata Reksa Dana
̅ = Return rata-rata investasi bebas risiko
= Standar deviasi Reksa Dana = Standar deviasi pasar
̅ = Return rata-rata Pasar
Jika M-square Reksa Dana positif maka Kinerja Reksa Dana baik dan memiliki retrun diatas retrun pasar outperform.
e. Information RatioAppraisal Ratio
Hartono 2010 menerangkan bahwa pengukuran ini merupakan rasio antara alpha dan risiko unik portofolio atau risiko non-sistematik
portofolio yang disebut tracking error dari industri. Nilai rasio ini mengukur return tidak normal per unit risiko yang dapat
didiversifikasi dengan memegang portofolio pasar. Rumus yang digunakan untuk IRInformation Ratio adalah sebagai berikut:
IR
=
Dimana : = Information Ratio
= Nilai Jensen Alpha = Risiko unik portofolio
Jika Information Ratio Reksa Dana positif maka Kinerja Reksa Dana baik dan memiliki retrun diatas retrun pasar outperform.
5. IHSG
Sunariyah 2003 Indeks Harga Saham Gabungan IHSG adalah suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan,
sampai tanggal tertentu dan mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek. IHSG
merupakan indeks pasar yang digunakan sebagai tolok ukur dalam pengukuran kinerja Reksa Dana saham yang dikelola manajer investasi
apakah dapat mengalahkan outperform pasar atau justru kalah underperform dari pasar. Di Indonesia terdapat indeks lain yang dapat
dijadikan tolok ukur kinerja Reksa Dana saham yaitu indeks LQ45 yang merupakan nilai kapitalisasi dari 45 saham yang paling liquid.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Wahdah 2012 yang berjudul Analisis pengukuran Kinerja Reksa Dana saham di Indonesia menjelaskan bahwa
berdasarkan tingkat pengembalian rata-rata menunjukkan bahwa 9 dari 10 Reksa Dana saham memperoleh hasil yang positif yang menandakan investasi
di Reksa Dana saham dapat memberikan keuntungan, terkecuali Reksa Dana Mefa Dana Saham menanggung kerugian dengan return negatif sebesar
5,01. Berdasarkan tingkat risiko bahwa standar deviasi yang dijadikan tolok ukur menandakan seluruh Reksa Dana saham mempunyai standar deviasi
lebih rendah dari pasar. Berdasarkan kinerja pembanding yaitu kinerja pasar dan investasi bebas risiko, dibandingkan dengan tingkat suku bunga Bank
Indonesia dengan average return 7,42 terdapat 6 Reksa Dana saham yang memiliki kinerja lebih baik. Dengan tolok ukur LQ-45 dengan average return
20,73 terdapat 2 Reksa Dana saham yang memiliki kinerja lebih baik. Berdasakan metode Sharpe dan Jensen terdapat 2 Reksa Dana saham yang
mampu melampaui kinerja IHSG dan LQ45 yaitu Reksa Dana Saham Panin Dana Maxima dan Panin Dana Prima. Berdasarkan metode Treynor terdapat 3