KESIMPULAN DAN SARAN PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DENGAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) MANAJEMEN DI PT.GUNAWAN DIANJAYA STEEL SURABAYA.

dan sinkronisasi aliran produk, jasa dan informasi untuk menciptakan sumber nilai pelanggan customer value yang bersifat unik. Pengertian Supply Chain management adalah jaringan organisasi yang melibatkan hubungan upstream dan downstream dalam proses dan aktivitas yang berbeda yang memberi nilai dalam bentuk produk dan jasa pada pelanggan. Pada suatu supply chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola. Pertama adalah aliran barang yang mngalir dari hulu upstream ke hilirdownstream. Yang kedua adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga adalah aliran infomasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya. Pujawan, 2005 Supply chain adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut. Indrajit Djokopranoto, 2002 Supply Chain Management terdiri atas 3 elemen yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu : 1. Struktur jaringan Supply Chain Jaringan kerja anggota dan hubungan dengan anggota Supply Chain lainnya. 2. Proses bisnis Supply Chain Aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai keluaran tertentu bagi pelanggan. 3. Komponen manajemen Supply Chain Variabel-variabel manajerial dimana proses bisnis disatukan dan disusun sepanjang Supply Chain. Adapun tujuan dari ataupun proses Supply Chain ini adalah :  mengembangkan team yang berfokus pada pelanggan sehingga dapat memberikan persetujuan produk dan jasa menguntungkan kedua belah pihak pada pelanggan secara strategik.  membuat kontak hubungan yang secara efisien menangani pertanyaan-pertanyaan dari semua pelanggan.  secara terus-menerus mengumpulkan, menyusun dan meng-update permintaan pelanggan untuk menyesuaikan demand dengan supply.  mengembangkan sistem produksi fleksibel yang tanggap secara cepat pada perubahan kondisi pasar.  mengatur hubungan supplier sehingga quick response dan perbaikan berkesinambungan dapat berjalan lancar.  pengiriman pesanan tepat waktu dan benar 100.  meminimasi waktu siklus ketersediaan retur return to available. Miranda dan Amin Widjaja Tunggal, 2001

2.2. Prinsip Pengukuran Kinerja Supply Chain

Secara historis, pengukuran kinerja berkembang di perusahaan seringkali bersifat fungsional – based yaitu pengukuran dilakukan untuk menampilkan kinerja dari masing- masing departemen. Pengukuran tersebut dirasakan kurang efektif karena adanya kecenderungan bahwa masing-masing departemen hanya berusaha untuk meningkatkan