Analisis Korelasi Karakteristik Tsunami dan Penggunaan Lahan di Area Terlanda

commit to user 104 mengatakan sudah mengetahui terkait bencana tsunami melalui informasi yang didapat dari media pertelevisian, mengingat telah terjadi bencana tsunami di Aceh pada tahun 2004 dua tahun sebelumnya. Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012 Gambar 5.2 Pemahaman Bencana Tsunami Namun, terkait dengan upaya sosialisasi evakuasi, mayoritas masyarakat pesisir mengaku belum pernah mendapatkan sosialisasi, meski terdapat juga beberapa masyarakat yang mengatakan sudah pernah dilakukan sosialisasi sebelum bencana terjadi. Sosialisasi yang dimaksud oleh beberapa masyarakat tersebut adalah dari pemberitaan media televisi. Upaya penandaan ke daerah yang lebih aman belum dilakukan pada saat terjadi bencana tsunami tahun 2006 silam. Sehingga pada saat bencana tsunami terjadi, mayoritas masyarakat menyebar tidak terarah karena belum adanya penandaan ke arah yang aman.

5.4 Analisis Korelasi Karakteristik Tsunami dan Penggunaan Lahan di Area Terlanda

Cilacap Tahun 2006 Setelah dilakukan analisis terkait karakteristik tsunami maupun analisis penggunaan lahan di zona-zona terlanda maka dapat dibuat analisis korelasi antara karakteristik bencana tsunami dengan penggunaan lahan yaitu dengan menggunakan teknik analisis korelasi data ordinal-ordinal, dengan software SPSS 17.0 analisis korelasi Spearman’s. Setelah dilakukan analisis maka didapat hasil seperti berikut : 1. Analisis Korelasi Pada Area Aman Hasil dari analisis korelasi antara karakteristik bencana tsunami dengan karakteristik penggunaan lahan pada area terlanda tsunami di Cilacap adalah sebagai berikut : 86 14 Pemahaman Bencana Tsunami Sebelum Tahun 2006 paham terkait tsunami tidak paham terkait tsunami commit to user 105 Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012 Gambar 5.3 Hasil SPSS Korelasi Area Aman Dari hasil di atas maka dapat diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan keterkaitan searah antara karakteristik bencana tsunami dengan karakteristik penggunaan lahan area terlanda, hal ini dapat dilihat dengan angka korelasi yang positif diantara data- data tersebut. Berikut akan coba diinterpretasikan melalui rangkuman hasil analisis Spea rman’s dalam tabel di bawah ini : Tabel 5.24 Rangkuman Interpretasi Korelasi Spearman’s Korelasi Koefisien Korelasi Arah Korelasi Kesimpulan Run up - innudation 0,359 Searah Terdapat korelasi searah Run up -topografi 0,200 Searah Terdapat korelasi searah Run up -kelerengam 0,775 Searah Terdapat korelasi searah Run up -karakter fisik lingkungan 0,577 Searah Terdapat korelasi searah Run up -jenis penggunaan lahan 0,612 Searah Terdapat korelasi searah Innudation -topografi 0,718 Searah Terdapat korelasi searah Innudation -kelerengan 0,696 Searah Terdapat korelasi searah Innudation -karakter fisik lingkungan -0,104 Berlawanan arah Terdapat korelasi yang kurang signifikan dan berlawanan arah Innudation -jenis penggunaan lahan 0,220 Searah Terdapat korelasi searah Topografi-kelerengam 0,775 Searah Terdapat korelasi searah Topografi-karakter fisik leingkungan 0,115 Searah Terdapat korelasi searah Topografi-jenis penggunaan lahan 0,367 Searah Terdapat korelasi searah Kelerengan-karakter fisik lingkungan 0,447 Searah Terdapat korelasi searah Kelerengan-jenis penggunaan lahan 0,632 Searah Terdapat korelasi searah Karakter fisik lingkungan-jenis penggunaan lahan 0,707 Searah Terdapat korelasi searah Sumber : Hasi Analisis Penulis, 2012 Jika diurutkan sesuai dengan koefisien korelasinya, maka korelasi antara bencana tsunami yaitu dalam hal ini adalah run up dan innudation dengan penggunaan lahan yaitu topografi, kelerengan, bentuk pantai dan jenis penggunaan lahan maka didapat urutan korelasi sebagai berikut : a. Kelerengan kawasan pesisir b. Topografi kawasan pesisir c. Jenis penggunaan lahan kawasan pesisir commit to user 106 d. Bentuk akarakteristik fisik pantai 2. Analisis Korelasi Pada Area Tidak Aman Pada analisis korelasi area tidak aman tidak dapat dilakukan analisis korelasi dikarenakan data ordinal dari masing-masing variabel konstan sehingga tidak bisa dilakukan proses selanjutnya. Berikut dapat dilihat hasil analisis korelasi Spearman’s dengan menggunakan software SPSS 17.0 Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012 Gambar 5.4 Hasil SPSS Korelasi Area Tidak Aman Karena tidak dapat dilakukannya perhitungan korelasi pada area tidak aman ini maka akan dilakukan analisis deskriptif dengan melihat kecenderungan tipe run up dan innudation di area ini serta dibandingan dengan karakteristik penggunaan lahannya. Jika dilhat dari karakteristik penggunaan lahannya, dapat disimpulkan bahwa area ini memiliki keanekaragaman penggunaan lahan . Hal tersebut dapat dilihat dari jenis penggunaan lahan terlanda tsunami pada tahun 2006 yang terdiri dari sawah, ruang terbuka hijau serta permukiman. Di samping itu wilayah ini mempunyai kelerengan dan topografi yang sangat datar yaitu hanya berada pada 0-2 serta mempunyai jenis pantai yang lurus memanjang. Karaktreristik penggunaan lahan tersebut jika dikaitkan dengan tipe run up dan innudation gelombang tsunami tahun 2006 silam dapat ditarik sebuah korelasi positif. Korelasi tersebut dapat dilihat dari kondisi geografis area yang datar serta bentuk pantai yang memanjang bertutupan pasir maka dikaitkan dengan besar tsunami yang terjadi yaitu dapat dilihat pada run up yang mempunyai ketinggian antara 2-6,7 meter serta jarak landaan yang berkisar 200-400 meter dari garis pantai. Ketinggian run up tsunami dan besarnya jarak landaan juga dapat dikaitkan dengan penggunaan lahan area ini yang memiliki keanekaragaman tinggi serta pola yang kurang terstruktur. Penggunaan lahan yang sedemikian rupa menyebabkan commit to user 107 adanya arus turbulensi yang menyebar ke segala arah dengan jarak yang semakin jauh.

5.5 Sintesa Perumusan Faktor Penentu Lokasi Aman dari Tsunami 2006