commit to user
72
4.3.3 Karakteristik Kondisi Ekosistem
Ekosistem yang terdapat di kawasan pesisir rawan bencana tsunami Kabupaten Cilacap terdiri dari ekosistem estuaria serta ekosistem mangrove. Ekosistem
tersebut tidak terletak di sepanjang pesisir dikarenakan pesisir Cilacap berbatasan langsung laut sehingga tidak menunjang terhadap keberlangsungan
hidup ekosistem kedua tumbuhan tersebut. 1.
Ekosistem Estuaria Segara Anakan merupakan perairan estuaria semi tertutup yang terketak di
sebelah barat selatan Kabupaten Cilacap, perairan ini merupakan muara beberapa sungai besar yang berhulu di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Kondisi estuaria semi tertutup perairan Segara Anakan diakibatkan oleh adanya Pulau Nusakambangan yang berfungsi sebagai barier antara
perairan tersebut
dengan Samudra
Hindia, hanya
saja efek
hidrooceonografi
Samudra Hindia masih berpengaruh di perairan Segara Anakan.
2. Ekosistem Mangrove
Keberadaaan Segara Anakan yang masih dipengaruhi pasang surut dari Samudra Hindia serta suplai air tawar dari berbagai sungai besar,
mengakibatkan kawasan ini merupakan wilayah habitat tumbuhnya spesies mangrove, yang membenruk kawasan hutan. Hutan mangrove di sekitar
perairan Segara Anakan, merupakan hutan mangrove yang cukup luas akan tetapi terus mengalami tekanan akibat penebangan kayu untuk keperluan
ekonomi dan konversi menjadi lahan pertanian, pertambakan serta permukiman.
Luas hutan
mangrove pada
tahun 2006
adalah 66.004.690,390 m
2
.
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan, 2012
Gambar 4.16 Hutan Mangrove Segara Anakan
commit to user
73
4.3.4 Karakteristik Jenis Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan daerah rawan bencana tsunami di Kabupaten Cilacap pada tahun 2006 sangatlah beragam. Meski wilayah tersebut merupakan wilayah
pesisir yang seharusnya mempunyai jenis penggunaan lahan yang terbatas, namun keadaan tersebut tidak berlaku bagi kawasan pesisir di Cilacap. Hal
tersebut dikarenakan sejak tahun 1990-an kepemilikan kawasan pesisir Cilacap menjadi konflik antara pihak Bappeda Cilacap dengan Badan Pertahanan dan
Keamanan di Cilacap, dan pada akhirnya kepemilikan seluruh kawasan pesisir yaitu wilayah pantai pasir sampai dengan jarak 200 meter dari garis pantai
berada di bawah kekuasaan Badan Pertahanan dan Keamanan Kabupaten Cilacap. Pemberian ijin dan pengendalian perkembangan wilayah pesisir oleh
pihak Bappeda Cilacap sebagai badan perencanaan tertinggi di Cilacap menjadi sangat terbatas, karena semua perijinan penggunaan lahan kawasan pesisir
bukan menjadi kewenangan pihak Bappeda melainkan menjadi kewenangan Badan Pertahanan dan Keamanan Kabupaten Cilacap.
Penggunaan lahan yang sebetulnya penting namun pada tahun 2006 jumlahnya masih terbatas adalah daerah RTH kebun berupa pohon kelapa di daerah
pesisir. Penggunaan lahan pohon kelapa tersebut sangat berpengaruh dalam meredam gelombang tsunami yang terjadi di Cilacap.
Tabel 4. 7 Penggunaan Lahan Daerah Terlanda Tsunami 2006
DesaKelurahan Zona
Jenis Penggunaan Lahan Luas m
2
Jetis Zona 1
Kebun 29.235,08
Permukiman 258.925,68
Sawah tadah hujan 124.825,87
Tegal 1.235.320,26
Sidaurip Zona 2
Kebun 53.977,52
Pasir 8.814,09
Sawah tadah hujan 1.149,20
Widarapayung Wetan Zona 3
Kebun 24.081,66
Pasir 6.324,51
Sawah tadah hujan 86.949,59
Sidayu Zona 4
Pasir 663,26
Pasir pantai 2,10
Permukiman 2.401,56
Sawah tadah hujan 280.757,65
Tegalan 175.873,53
Widarapayung Kulon Zona 5
Pasir pantai 83,35
Permukiman 15.972,52
Sawah irigasi 204.308,61
Widarapayung Kulon Zona 5
Sawah tadah hujan 640.661,79
Tegalan 312.914,84
Karangbenda Zona 6
Hutan 93.940,76
Permukiman 168.608,86
Rumput 590.725,40
Sawah irigasi 735.808,24
Semak 30.901,95
commit to user
74 Lanjutan Tabel 4.7
DesaKelurahan Zona
Jenis Penggunaan Lahan Luas m
2
Bunton Zona 7
Kebun 477.967,35
Permukiman 159.237,44
Rawa 403.898,14
Rumput 1.270.484,07
Sawah irigasi 2.713.231,80
Karangkandri Zona 8
Permukiman 219.167,35
Rawa 306.972,58
Rumput 133.673,80
Sawah irigasi 1.703.936,85
Menganti Zona 9
Empang 49.709,67
Gedung 3.377,41
Permukiman 97.756,42
Rumput 108.484,52
Sawah irigasi 1.678.321,42
Mertasinga Zona 10
Gedung 1.439,86
Kebun 5.918,48
Permukiman 18.105,13
Sawah irigas 922.461,66
Tegalkamulyan Zona 11
Empang 34.157,16
Gedung 13.105,36
Kebun 35.855,32
Permukiman 398.888,29
Rumput 498.478,12
Sawah irigasi 620.603,24
Cilacap Zona 12
Kebun 22.789,71
Permukiman 35.696,03
Rumput 202.078,81
Gedung 236,60
Tambakreja Zona 13
Gedung 2.552,54
Hutan 62.289,24
Kebun 116.044,91
Permukiman 148.580,63
Tambakreja Zona 13
Rumput 90.070,53
Sawah irigasi 116.077,96
Semak 364.516,23
Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan
Berikut akan dijelaskan penggunaan lahan pada masing-masing Zona sebagai daerah terlanda tsunami pada tahun 2006 silam.
1. Penggunaan Lahan Zona 1
Penggunaan lahan pada Zona 1 di tahun 2006 atau pada saat terjadinya tsunami adalah kebun, permukiman, sawah tadah hujan dan tegalan.
Penggunaan lahan yang dominan pada saat terjadinya bencana tsunami adalah tegalan. Dimana penggunaan lahan tegalan yang terdapat di
kawasan pesisir adalah berupa palawija. Berikut beberapa dokumentasi penggunan lahan di Zona 1.
commit to user
75
Tabel 4.8 Penggunaan Lahan Zona 1
Penggunaan Lahan Dokumentasi
Kebun kelapa yang dulunya terhempas
oleh gelombang
tsunami, untuk saat ini masih tetepa
dipertahankan dan
ditingkatkan jumlahnya guna sebagai barier hijau tepi pantai.
Permukiman yang
dulunya terkena tsunami kini masih
tetap berfungsi
sebagai permukiman
Tegalan yang dulu terkena tsunami sampai saat ini masih
tetap sebagai tegalan
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012
Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan
Gambar 4.17 Peta Penggunaan Lahan Zona 1
commit to user
76
2. Penggunaan Lahan Zona 2
Penggunaan lahan pada daerah terlanda kedua yaitu menerpa pesisir di Desa Sidaurip terdiri dari penggunaan lahan kebun, pasir dan sawah tadah
hujan. Dimana penggunaan lahan yang paling terdampak adalah kebun pohon kelapa. Berikut secara lebih jelasnya dapat dilihat dari beberapa
dokumentasi serta peta penggunaan lahan pada Zona 2. Tabel 4.9 Penggunaan Lahan Zona 2
Penggunaan Lahan Dokumentasi
Pasir pantai yang terletak di Zona 2 dulunya terlanda oleh
gelombang tsunami dan kini sudah mampu bangkit dan
menjadi tempat wisata pantai kembali
Kebun ini dulunya terlanda tsunami dan kini lahan tersebut
masih dimanfaatkan sebagai Zona perkebunan
Sawah tadah hujan ini terletak di pinggir jalan Zona 2,
dulunya sawah
tersebut tergenang oleh air laut yang
terbawa sampai darat,
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012
Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan
Gambar 4.18 Peta Penggunaan Lahan Zona 2
commit to user
77
3. Penggunaan Lahan Zona 3
Penggunaan lahan yang terdapat di Zona 3 terdiri dari kebun, pasir serta sawah tadah hujan. Penggunaan lahan yang terdapat pada Zona 3 hampir
sama dengan penggunaan lahan yang terdapat di Zona 1. Penggunaan lahan yang mempunyai luasan terbesar akibat terlanda tsunami adalah
penggunaan lahan sawah tadah hujan. Berikut secara lebih jelasnya akan dijelaskan melalui beberapa dokumentasi dan peta penggunaan lahan pada
Zona 3. Tabel 4.10 Penggunaan Lahan Zona 3
Penggunaan Lahan Dokumentasi
Penggunaan lahan sebagai pasir pantai dulunya terlanda, mengingat pantai yang
letaknya berbatasan langsung dengan lautan Samudra Hindia.
Penggunaan lahan pada Zona 3 ini dulunya sebagai sawah tadah hujan dan terlanda
genangan air.
Namun, sekarang
penggunaan lahan berubah-ubah, yaitu pada saat kemarau sawah tadah hujan tersebut
berubah menjadi tegalan.
dokumentasi disamping diambil dari arsip Bapak Dr.-
Ing. Widjo Kongko Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012
Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan
Gambar 4.19 Peta Penggunaan Lahan Zona 3
commit to user
78
4. Penggunaan Lahan Zona 4
Penggunaan lahan pada Zona 4 meliputi pasir pantai, permukiman, sawah tadah hujan dan tegalan. Dimana penggunaan lahan terlanda terluas adalah
sawah tadah hujan. Namun, sifat landaan hanya menggenangi saja. Berikut akan dijelaskan melalui beberapa dokumentasi serta gambar peta
penggunaan lahan di Zona 4. Tabel 4.11 Penggunaan Lahan Zona 4
Penggunaan Lahan Dokumentasi
Sawah tadah
hujan yang
dulunya tergenang oleh ai laut yang
terbawa gelombang
tsunami, saat ini pun masih sebagai sawah tadah hujan.
Permukiman yang
dulu tergenang
air laut
yang terbawa tsunami, saat ini pun
masih sebagai permukiman dengan kepadatan sedang.
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012
Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan
Gambar 4.20 Peta Penggunaan Lahan Zona 4
commit to user
79
5. Penggunaan Lahan Zona 5
Penggunaan lahan pada Zona 5 terdiri dari pasir pantai, permukiman, sawah irigasi, sawah tadah hujan serta tegalan. Dimana penggunaan
terendam terluas adalah pada sawah tadah hujan serta pada tegalan. Berikut akan lebih dijelaskan mealui beberapa dokumentasi penggunaan lahan serta
gambar peta penggunaan lahan Zona 5. Tabel 4.12 Penggunaan Lahan Zona 5
Penggunaan Lahan Dokumentasi
Pasir pantai di sekitar pantai widarapayung yang terkena
hempasan gelombang tsunami sekarang sudah pulih dan
bergerak kembali di bidang pariwisata pantai
Permukiman di
sekitar kawasan pantai yang dahulu
terkena gelombang tsunami dan rusak, kini telah dirubah
menjadi permukiman
yang tanggap
bahaya bencana
tsunami
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012
Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan
Gambar 4.21 Peta Penggunaan Lahan Zona 5
commit to user
80
6. Penggunaan Lahan Zona 6
Penggunaan lahan yang terdapat di Zona 6 adalah hutan, permukiman, rumput, semak dan sawah irigasi. Di mana penggunaan lahan terlanda
terluas adalah sawah irigasi dan padang rumput. Berikut akan dijelaskan melalui beberapa dokumentasi dan gambar peta penggunaan lahan pada
zona 6. Tabel 4.13 Penggunaan Lahan Zona 6
Penggunaan Lahan Dokumentasi
Sawah irigasi di samping pada saat terjadi tsunami tahun 2006
silam tergenang oleh air laut yang terbawa gelombang.
Padang rumput di sekitar pantai yang dulunya terlanda
tsunami pada tahun 2006 silam.
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012
Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan
Gambar 4.22 Peta Penggunaan Lahan Zona 6
commit to user
81
7. Penggunaan Lahan Zona 7
Penggunaan lahan pada zona 7 terdiri dari kebun, permukiman, padang rumput dan semak, rawa serta sawah irigasi. Penggunaan lahan yeng
mempunyai luasan besar saat terlanda gelombang tsunami adalah sawah irigasi dan padang rumput si sekitar kawasan pantai. Berikut akan
dijelaskan dalam beberapa dokumentasi serta gambar peta penggunaan lahan pada zona 7.
Tabel 4.14 Penggunaan Lahan Zona 7
Penggunaan Lahan Dokumentasi
Permukiman tepi pantai zona 7 ini dulunya terlanda oleh
tsunami. Dan saat ini pun penggunaan lahan pada zona
ini tetap untuk permukiman.
Padang rumput di sekitar zona 7
ini dulunya
terkena gelombang tsunami.
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012
Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan
Gambar 4.23 Peta Penggunaan Lahan Zona 7
commit to user
82
8. Penggunaan Lahan Zona 8
Penggunaan lahan pada zona 8 terdiri dari permukiman, rawa, rumput dan sawah irigasi. Dari keempat jenis penggunaan lahan pada zona terlanda
tsunami kedelapan, penggunaan lahan yang terluas terkena gelombang tsunami adalah sawah irigasi. Berikut akan lebih jelas dapat dilihat melalui
beberapa dokumentasi terkait penggunaan lahan di zona 8 serta gambar peta penggunaan lahan zona 8.
Tabel 4.15 Penggunaan Lahan Zona 8
Penggunaan Lahan Dokumentasi
Permukiman tepi pantai ini dulunya juga tergenang oleh
gelombang tsunami.
Sawah irigasi ini dulunya juga terendam
oleh gelombang
tsunami.
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012
Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan
Gambar 4.24 Peta Penggunaan Lahan Zona 8
commit to user
83
9. Penggunaan Lahan Zona 9
Penggunaan lahan pada zona 9 terdiri dari empang, gedung, permukiman, rumput serta sawah irigasi. Penggunaan lahan yang terlanda paling luas
adalah sawah irigasi. Berikut akan dijelaskan beberapa dokumentasi terkait penggunaan lahan dan gambar peta penggunaan lahan pada zona 9.
Tabel 4.16 Penggunaan Lahan Zona 9
Penggunaan Lahan Dokumentasi
Sawah irigasi ini pada saat terjadi tsunami pada tahun
2006 silam terendam oleh air laut.
Gedung ini adalah salah satu gedung di zona 9 yang
tergenang oleh air laut dari tsunami.
Salah satu pantai di zona 9 yang pada tahun 2006 silam
terkena tsunami.
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012
Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan
Gambar 4.25 Peta Penggunaan Lahan Zona 9
commit to user
84
10. Penggunaan Lahan Zona 10
Penggunaan lahan yang terdapat di zona 10 terdiri dari gedung, kebun, permukiman serta sawah irigasi. Dimana luasan terbesar untuk penggunaan
lahan yang terlanda tsunami pada tahun 2006 silam adalah persawahan irigasi. Berikut akan dijelaskan terkait beberapa dokumentasi serta gambar
peta penggunaan lahan di zona 10. Tabel 4.17 Penggunaan Lahan Zona 10
Penggunaan Lahan Dokumentasi
Sawah irigasi ini terletak di sebelah selatan dari gedung PLTU Mertasinga. Sawah ini
pada tahun 2006 silam terendam oleh air bah dari gelombang tsunami.
Gedung ini adalah salah satu gedung di zona 9 yang tergenang oleh air laut dari tsunami.
Gedung ini
adalah gedung
PLTU Mertasinga, dimana bagian gedung yang
terkena tsunami hanyalah bagian selasar yang berbatasan langsung dengan laut.
gambar Gedung PLTU kedua diambil dari LIPPI
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012
Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan
Gambar 4.26 Peta Penggunaan Lahan Zona 10
commit to user
85
11. Penggunaan Lahan Zona 11
Penggunaan lahan pada zona 11 terdiri dari empang, gedung, permukiman, rumput serta sawah irigasi. Dimana penggunaan lahan terluas yang terlanda
dari bencana tsunami 2006 silam adalah sawah irigasi, disusul oleh padang rumput dan permukiman. Berikut akan dijelaskan melalui beberapa
dokumentasi serta gambar peta penggunaan lahan pada zona 11. Tabel 4.18 Penggunaan Lahan Zona 11
Penggunaan Lahan Dokumentasi
Empang ini dulunya juga tersapu
oleh gelombang
tsunami. Dan sekarang telah pulih
dan dimanfaatkan
kembali sebagai empang oleh warga sekitar.
Permukiman nelayan tersebut padatsunami pada tahun 2006
silam juga tergenang oleh luapan sungai yang langsung
bermuara ke laut.
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012
Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan
Gambar 4.27 Peta Penggunaan Lahan Zona 11
commit to user
86
12. Penggunaan Lahan Zona 12
Penggunaan lahan pada zona 12 terdiri dari kebun, permukiman, rumput serta gedung. Dimana penggunaan lahan terlanda terluas pada zona ini
adalah padang rumput. Berikut akan dijelaskan melalui beberapa dokumentasi serta gambar peta penggunaan lahan pada zona 12.
Tabel 4.19 Penggunaan Lahan Zona 12
Penggunaan Lahan Dokumentasi
Rumput-rumput tersbeut pada tahun 2006 silam tergenang
oleh genangan air laut yang terbawa
oleh gelombang
tsunami.
Bangunan dermaga in ipada tahun 2006 silam sempat
terkena gelombang tsunami.
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012
Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006 dan Survey Lapangan
Gambar 4.28 Peta Penggunaan Lahan Zona 12
commit to user
87
13. Penggunaan Lahan Zona 13
Penggunaan lahan pada zona 13 terdiri dari gedung, hutan, kebun, permukiman, rumput, sawah irigasi dan semak. Dari penggunaan lahan
tersebut, penggunaan lahan yang mempunyai luasan terbesar adalah semak. Berikut akan dijelaskan melalui beberapa dokumentasi dan gambar
penggunaan lahan zona 13. Tabel 4.20 Penggunaan Lahan Zona 13
Penggunaan Lahan Dokumentasi
Dokumentasi di
samping menunjukkan kebun kelapa yang
berdekatan dengan
pantai yang
diterjang oleh gelombang tsunami tahun 2006 silam.
gambar tersebut merupakan salah satu dokumentasi dari Dr.-Ing. Widjo
Kongko
Semak tersebut pada tahun 2006 terkena gelombang tsunami.
Salah satu pantai pada zona 13 dengan tebing-tebing
karang di sekitarnya pada tahun 2006 silam
juga terkena gelombang tsunami
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012
Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan
Gambar 4.29 Peta Penggunaan Lahan Zona 13
commit to user
88
PETA PENGGUNAAN LAHAN
commit to user
89
4.3.5 Karaktersitik Sosial Masyarakat