commit to user
102
Tabel 5.23 Perbandingan Penggunaan Lahan
Struktur Penggunaan Lahan Yang Sesuai Struktur Penggunaan Lahan Yang Sebenarnya
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012
Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa jenis penggunaan lahan yang terkena terpaan tsunami terluas adalah sawah baik sawah tadah hujan,
sawah irigasi maupun tegalan, sehingga kerugian yang ditimbulkan cukup banyak, mengingat nilai ekonomis dari persawahan sebagai salah satu sumber
penghidupan masyarakat terlanda tsunami. Padahal diketahui bahwa sesuai dengan standart pengaturan penggunaan lahan
yang dikeluarkan oleh pemerintah, kawasan budidaya seharusnya terletak pada jarak 30-300 meter dari titik pasang tertinggi. Namun, pada kenyataannya,
hampir mayoritas semua zona pada area aman maupun tidak aman penggunaan lahan untuk kawasan budidaya letaknya sangat berdekatan dengan titik pasang
tertinggi.
5.3.5 Analisis Karakteristik Masyarakat Pesisir Dalam Penggunaan Lahan
Seperti yang telah diuraikan pada tahapan kompilasi data dimana telah dilakukan skoring terkait dengan pemahaman masyarakat pesisir terhadap
penggunaan lahan di kawasan pesisir maupun terkait dengan pemahaman masyarakat terhadap bencana tsunami pada tahun 2006 silam dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut : 1.
Aktivitas Masyarakat Masyarakat pada umumnya memilih untuk hidup di pesisir dengan dua
alasan yang cenderung dominan dari hasil survey yang dilakukan penulis, yaitu alasan warisan orang tua dan kedekatan dengan tempat bekerja.
commit to user
103
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012
Gambar 5.1 Proporsi Alasan Memilih Tempat Tinggal Masyarakat pesisir mayoritas bekerja sebagai nelayan ataupun buruh pada
tambak-tambak ataupun pertambangan-pertambangan tepi pantai di Cilacap. Alasan itulah yang mendasari mereka memilih untuk tinggal pada
daerah pesisir tersebut. Permukiman yang ditempati masyarakat pesisir hanya berjarak 80 meter dari pantai. Jarak yang terlalu dekat dengan garis
pantai tersebut jika dikembalikan sesuai dengan peraturan maka akan menunjukkan penyimpangan. Hal tersebut dikarenakan sesuai peraturan
pemanfaatan lahan kawasan pesisir perkotaan, kawasan permukiman seminimnya berjarak 100 meter dari titik pasang tertinggi. Adanya
permukiman yang cenderung kurang sesuai peraturan tersebut dilatar belakangi oleh pemahaman masyarakat yang terbatas serta adanya tumpang
tindih pengaturan kawasan pesisir antara pihak Bappeda Cilacap dengan Badan Pertahanan dan Keamanan Cilacap.
Kegiatan ekonomi di sekitar wilayah pantai pun amat sangat beragam yaitu terdiri dari perdagangan untuk menunjang wisata pantai, perdagangan ikan,
pertambangan serta perkebunan Nipah. Kegiatan perokoniman tersebut berada membaur dengan lingkungan permukiman masyarakat, sehingga
jarak kegiatab perekonomian dengan garis pantai juga berada pada kisaran 80 meter dari pantai. Kegiatan ekonomi yang berjarak sangat dekat dengan
pantai sesungguhnya sangat berbahaya bagi masyarakat pesisir, mengingat bahaya tsunami yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
2. Pemahaman bencana tsunami pada tahun 2006
Sementara itu, terkait dengan pemahaman masyarakat pesisir serta review bencana tsunami pada tahun 2006 silam. Mayoritas masyarakat pesisir
52 42
6
Alasan Memilih Tempat Tinggal di Pesisir
warisan orang tua
dekat dengan pekerjaan
akobat terkena gusuran pertamina dan tanah
pesisir lebih murah
commit to user
104
mengatakan sudah mengetahui terkait bencana tsunami melalui informasi yang didapat dari media pertelevisian, mengingat telah terjadi bencana
tsunami di Aceh pada tahun 2004 dua tahun sebelumnya.
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012
Gambar 5.2 Pemahaman Bencana Tsunami Namun, terkait dengan upaya sosialisasi evakuasi, mayoritas masyarakat
pesisir mengaku belum pernah mendapatkan sosialisasi, meski terdapat juga beberapa masyarakat yang mengatakan sudah pernah dilakukan
sosialisasi sebelum bencana terjadi. Sosialisasi yang dimaksud oleh beberapa masyarakat tersebut adalah dari pemberitaan media televisi.
Upaya penandaan ke daerah yang lebih aman belum dilakukan pada saat terjadi bencana tsunami tahun 2006 silam. Sehingga pada saat bencana
tsunami terjadi, mayoritas masyarakat menyebar tidak terarah karena belum adanya penandaan ke arah yang aman.
5.4 Analisis Korelasi Karakteristik Tsunami dan Penggunaan Lahan di Area Terlanda