Kepekaan Tsunami Terhadap Kekasaran Pantai Kriteria Penggunaan Lahan di Kawasan Pesisir Agar Aman dari Bencana

commit to user 23

2.6.2 Kepekaan Tsunami Terhadap Kekasaran Pantai

Ditinjau dari sudut pandang geomorfologi, keberadaan material permukaan dapat menunjukkan tingkat kekasaran pantai. Dampak positif kekasaran pantai adalah semakin padu material permukaan akan semakin besar energi tsunami yang teredam, sedangkan dampak negatifnya adalah semakin lepas material permukaan akan semakin besar kerusakan sarana dan prasarana berikut kehilangan jiwa manusia. USDA-NRCS 1986 mengklasifikasikan kekasaran pantai seperti berkut : Tabel 2.7 Kekasaran Pantai No Jenis Kekasaran Pantai Kepekaan Terhadap Tsunami 1 Batuan beku Tidak peka 2 Batu karang di teluk-teluk pantai Kurang peka 3 Beting karang Agak peka 4 Rawa Peka 5 Pasir memanjang Sangat peka Sumber : USDA-NRCS, 1986

2.6.3 Kriteria Penggunaan Lahan di Kawasan Pesisir Agar Aman dari Bencana

Tsunami Secara umum, penggunaan lahan pada kawasan pesisir dapat aman jika pada suatu kawasan sudah terdapat beberapa pengaturan yang telah disosialisasikan dalam buku Operasional Program Penanganan Bencana Alam Bidang Penataan Ruang dan buku Menghadapi Bencana Tsunami yang disusun oleh Masyarakat Lingkungan Binaan untuk Komisi Darurat Kemanusiaan Nagroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara. Karakteristik lokasi aman di kawasan pesisir rawan bencana tsunami disusun berdasarkan Konsep Teoritis Penataan Ruang Kota Pesisir di Wilayah Bahaya Tsunami. Dimana didalam konsep tersebut dapat dilihat struktur penggunaan lahan yang aman pada daerah pesisir rawan bencana. Sumber : Operasional Prgrm. Penanganan Bencana Alam Bidang Penataan Ruang Gambar 2.7 Konsep Teoritis Penataan Ruang Kota Pesisir commit to user 24 Berikut akan diterangkan terkait infrastruktur pendukung penggunaan lahan yang aman sesuai dengan konsep di atas : 1 Terdapat pengembangan sistem informasi, monitoring dan peringatan dini di kawasan pesisir 2 Terdapat sistem pertahanan pantai, dimana terdapat tiga kondisi yang merupakan sistem pertahanan pantai yaitu : a Kehadiran tebing tinggi pantai b Rataan depan pantai shore platform c Jalur vegetasi pantai nipah dan magrove di sepanjang pantai 3 Terdapat sistem penanggulangan dampak tsunami seperti berikut : a Pemberian sistim tanggul dike tepi pantai untuk bangunan tepi pantai yang bernilai penting seperti pelabuhan. b Pada pantai teluk yang berbentuk kantong yang menyempit ke arah darat, jarak bangunan di darat dari garis pantai harus cukup jauh lebih dari 200 meter untuk mencegah amplifikasi energi dan ketinggian gelombang yang mencapai pantai dan dataran pantai. c Terdapat tanggul pematang di dataran pantai yang cukup tinggi, dan berlapis dengan jarak antar tanggul yang cukup lebar. 4 Terdapat jalur evakuasi berdasarkan peta microzoning kawasan rawan bencana tsunami. 5 Terdapat tempat-tempat perlindungan shelter , dapat berupa daerah perbukitan atau bangunan tinggi bertingkat yang dirancang tahan terhadap gelombang Tsunami. Bangunan ini dapat berfungsi sebagai tempat evakuasiperlindungan penduduk selama adanya bencana Tsunami dan gelombang pasang. 6 Selain itu, bangunan-bangunan pada tiap penggunaan lahan seharusnya menggunakan empat teknik bangunan agar terkena dampak paling kecil dari sapuan gelombang tsunami dijelaskan dalam tabel. Tabel 2.8 Struktur Bangunan Aman dari Tsunami No Gambar Jenis Keterangan 1 Struktur untuk menghindari tsunami Penempatan bangunan dan infrastruktur di bagian tapak yang tinggi atau menaikkan struktur di atas ketinggian terpaan tsunami atau memperkuat podium tempat berpijaknya bangunan akan membuat bangunan aman dari terpaan tsunami. commit to user 25 Lanjutan Tabel 2.8 No Gambar Jenis Keterangan 2 Struktur untuk memperlambat arus Arus dari gelombang tsunami akan mengalami perlambatan jika di sekitar penggunaan lahan terdapat elemen yang dapat berfungsi sebagai pelambat arus, dimana elemen-elemen tersebut terdiri dari hutan buatan yang dirancang khusus, saluran air, kontur tanah serta jalur hijau. Upaya memperlambat arus gelombang dapat mengurangi daya hancur dari tsunami. 3 Struktur untuk membelokkan air Gelombang tsunami akan mengalami pembelokkan jika pada suatu kawasan pesisir sudah terdapat penggunaan tembok-tembok bersudut dan saluran jalannya aliran air pada tiap bangunan di masing- masing penggunaan lahan, sehingga daya hancur tsunami juga dapat terminimalisir, karena air mengalir pada “aliran” yang sengaja telah dibentuk. 4 Struktur untuk menghambat terpaan tsunami Gelombang tsunami juga dapat ditahan sementara sehingga gelombang tidak menerjang kawasan pesisir yang tseharusnya terlanda. Meski diketahui, upaya menahan hanyalah upaya sementara yang dapat mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang balik atau mengarahkan tenaga gelombang ke daerah lain.Gelombang tsunami dapat tertahan tidak melanda suatu penggunaan lahan tertentu di sekitar kawasan pesisir jika pada kawasan tersebut sudah mempunyai struktur penahan yang kokoh seperti tembok, terasering penataan gundukantanah curam berbentuk anak tangga atau jalur hijau, struktur parkir dan konstruksi lain yang kokoh dapat menahan kekuatan gelombang. Sumber : Menghadapi Bencana, 2005 Secara khususnya akan dibahas terkait kondisi aman pada masing-masing penggunaan lahan di kawasan pesisir rawan bencana tsunami seperti berikut ini : 1 Permukiman Suatu permukiman yang aman apabila dalam pembangunya sudah memikirkan struktur dan penempatan lokasi pada topografi yang dianggap aman, yaitu di atas batas ketinggian genangan air jika tsunami menerjang. Berikut merupakan beberapa struktur permukiman aman yang terletak di pesisir pantai. Sumber : Operasional Prg. Penanganan Bencana Alam Bid. Penataan Ruang Gambar 2.8 Permukiman Aman Dengan Barier Vegetasi Pantai commit to user 26 Sumber : Operasional Prg. Penanganan Bencana Alam Bid. Penataan Ruang Gambar 2.9 Permukiman Aman Dengan Tembok Penahan Sumber : Operasional Prg. Penanganan Bencana Alam Bid. Penataan Ruang Gambar 2.10 Perkampungan Aman Dengan Pola Sejajar Sumber : Operasional Prg. Penanganan Bencana Alam Bid. Penataan Ruang Gambar 2.11 Perkampungan Tidak Aman Dengan Pola Tidak Beraturan Sumber : Operasional Prg. Penanganan Bencana Alam Bid. Penataan Ruang Gambar 2.12 Pantai Berbentuk Teluk Kurang Baik Untuk Permukiman commit to user 27 Sumber : Operasional Prg. Penanganan Bencana Alam Bid. Penataan Ruang Gambar 2.13 Pantai Lurus Aman Dengan Perlindungan Vegetasi Pantai 2 Lingkungan Binaan Baru dan Subdivisi Sementara itu, struktur lingkungan binaan baru dan subdivisi yang aman dari bencana tsunami harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a Adanya jarak ruang yang maksimum antar bangunan. b Adanya upaya meninggikan bangunan di atas batas ketinggian terpaan banjir. c Menempatkan rumah-rumah di belakang hutan pengontrol tsunami atau bangunan-bangunan yang besar dan kuat. d Menempatkan jalan-jalan akses utama di luar area banjir, dan jalan-jalan akses penunjang tegak lurus dengan tepi laut. 3 Bangunan Hotel Bertingkat Tinggi Daerah pesisir yang sudah sangat berkembang sektor pariwisatanya pasti akan terbangun banyak bangunan hotel bertingkat tinggi sebagai penunjang pariwasata tersebut. Pengembangan hotel bertingkat tinggi serta resort pada kawasan pesisir yang rawan bencana tsunami agar dapat meminimalisir kerusakan harus mencontoh struktur ruang dan bangunan dari bangunan hotel di Hawaii. Dimana rangka bangunan hotel merupakan rangka beton yang kuat, dan dibangun di atas tanah yang sudah diteliti kestabilannya. Selain itu, bagian yang rendah pada bangunan-bangunan ini dapat dirancang untuk area publik seperti lobi dan fungsi-fungsi penunjang bagi ruangan-ruangan di atasnya, seperti perparkiran. Bangunan-bangunan ini didesain untuk menahan gangguan tsunami dan gempa. Selain itu, pemanfaatan lahan untuk bangunan hotel dan resort juga harus menyediakan ruang terbuka dan hutan tsunami yang berfungsi sebagai daerah penghambat gelombang tsunami. commit to user 28 4 Komunitas Komersial dan Industri Menguatkan dan memperluas struktur pelabuhan dapat membantu melindungi wilayah komersial yang berdekatan. Tergantung pada besarnya tsunami, pecahan gelombang pada saat pasang naik dapat mengakibatkan banjir dan struktur tersebut menjadi tidak efektif. Struktur bangunan yang kuat dan berlokasi di atas ambang batas banjir dari tsunami merupakan kriteria aman dari komunitas bangunan komersial dan industri di kawasan pesisir. Melindungi bangunan komersial dan fasilitas industri dengan tembok dan penjangkaran yang kuat dapat membantu. Meskipun demikian, menempatkan penggunaan strategi jenis-jenis ini di luar wilayah terpaan adalah teknik penanggulangan yang paling efektif. 2.7 Pemanfaatan Lahan Tepi Pantai Berikut akan dipaparkan terkait ketentuan umum penggunaan lahan pada kawasan tepi air perkotaan sesuai dengan Pedoman Pemanfaatan Ruang Tepi Pantai di Kawasan Perkotaan. 1 Kawasan Lindung Kawasan lindung atau konservasi meliputi kawasan bergambut, kawasan sempadan pantai, kawasan pantai berhutan bakau, dan kawasan rawan bencana. Pengaturan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung tersebut secara umum terdiri dari dua yaitu sebagai berikut :  Ditetapkan di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten dan Kota sebagai kawasan lindung;  Kegiatan budidaya terbatas diijinkan dengan syarat tidak mengganggu fungsi lindung kawasan. Hal khusus yang membedakan pengaturan pemanfaatan ruang di kawasan lindung tersebut di atas adalah fungsi masing-masing kawasan serta letaknya yang harus berada di sisi terkuar dari kawasan pesisir. a Kawasan Bergambut Kawasan bergambut berfungsi sebagai penambat air karena kemampuan mengikat air yang sangat tinggi, pencegah banjir dengan mengabsorbsi air yang datang, habitat flora dan fauna tertentu serta pembentuk ekosistem yang khas. commit to user 29 b Kawasan Sempadan Pantai Sempadan pantai berfungsi sebagai pengatur iklim, sumber plasma nutfah serta benteng wilayah daratan dari pengaruh negatif dinamika laut ataupun bencana kelautan. c Kawasan Pantai Berhutan Bakau Kawasan pantai berhutan bakau berfungsi sebagai sumber bahan organik, habitat berbagai hewan aquatik bernilai ekonomis tinggi, pelindung garis pantai dari abrasi, penahan intrusi air laut serta sebagai barier jika terjadi gelombang tinggi akibat dinamika laut ataupun kebencanaan. 2 Kawasan Budidaya Kawasan budidaya meliputi kawasan perumahan, kawasan industri, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan pariwisata, serta kawasan pelabuhan. Faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pemanfaatan ruang kawasan budidaya adalah kawasan tersebut telah ditetapkan di dalam RTRW kabupaten dan Kota sebagai kawasan budidaya. a Kawasan perumahan Kawasan perumahan mempunyai fungsi utama sebagai tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasaranan dan sarana lingkungan. Kriteria pemanfaatan ruang kawasan perumahan adalah:  Tersedia sumber air yang cukup, sistem drainase yang baik dan sistem pengolahan sampah yang baik  Tersedia aksesibilitas yang baik ke pusat-pusat kegiatan maupun sarana publik  Terhindar dari bahaya abrasi pantai  Lebar garis sempadan 30-100 meter dari titik pasang tertinggi b Kawasan industri Kawasan industri merupakan kawasan untuk kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang dan memiliki kriteria pemanfaatan ruang sebagai berikut :  Penggunaan lahan disesuaikan dengan ketentuanperaturan yang berlaku  Tersedia akses ke pusat pelayanan niaga dan pelayanan pelabuhan  Tersedia sistem pengelolaan limbah dan drainase yang baik  Luas lahan disesuaikan dengan jenis industrinya  Membatasi penggunaan air tanah untuk mencegah intrusi air laut  Lebar garis sempadan pantai 100-300 meter dari titik pasang tertinggi commit to user 30 c Kawasan perdagangan dan Jasa Kawasan perdagangan dan jasa merupakan tempat pusat kegiatan perdagangan dan jasa dengan kriteri pemanfaatan ruang sebagai berikut :  Tersedia aksesibilitas yang memadai dan dapat menjangkau pusat pelayanan niaga pasar, pelayanan pelabuhan dan kawasan industri terkait  Tersedia saranan dan prasana utilitas  Pencemaran bahan buangan kapal harus diminimalkan  Lebar garis sempadan pantai 100-300 metrer dari titik pasang tertinggi d Kawasan Pariwisata Kawasan pariwisata merupakan kawasan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan pariwisata dengan kriteria pemanfaatan ruang sebagai berikut :  Tersedia sarana dan prasarana serta aksesibilitas yang tinggi ke pusat pelayanan niaga dan kesehatan  Pengaturan pemakaian air tanah yang disesuaikan dengan kapasits ketersediaan air tanah dan waktu yang dibutuhkan untuk pengisian kembali  Lebar garis sempadan pantai 100-300 meetr dari titik pasang tertinggi e Kawasan Pelabuhan Kawasan pelabuhan terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang, bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran, kegiatan penunjang pelabuhan dan antar moda transportasi. Pemanfaatan ruang kawasan pelabuhan mempunyai kriteria sebagai berikut :  Tersedia aksesibilitas yang tinggi ke pusat pelayanan distribusi barang dan penumpang  Penataan letak pusat-pusat pelayanan harus efisien dan efektif  Tersedia sistem pengolahan limbah  Pengawasan terhadap tingkat sedimentasi yang berpengaruh terhadap kedalaman laut terutama di sekitar dermaga dan akses keluar masuk kapal  Pengembangan teknologi yang menunjang aktivitas pelabuhan untuk mengantisipasi perubahan iklim yang berpengaruh terhadap fluktuasi pasang-surut, tinggi gelombang laut dan kesecapatan arus laut  Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan di sekitar pelabuhan untuk menjamin ketersediaan lahan untuk commit to user 31

2.8 Kerangka Teori