commit to user
9
BAB II KAJIAN LITERATUR
2.1 Bencana Tsunami
Secara geologi, gugusan kepulauan Indonesia merupakan pertemuan lempeng-lempeng besar yang saling berinteraksi. Bergesernya lempeng besar beserta lempeng yang lebih
kecil Lempeng Laut Filipina dan Lempeng Laut Cina menyebabkan tatanan tektonik kepulauan Indonesia menjadi rumit. Busur kepulauan Indonesia terbentuk dari interaksi
tiga lempeng, yaitu Samudra Indonesia, Pasifik dan Eurasia. Batas ketiga lempeng tersebut digambarkan oleh zona kegempaan aktif, yang merupakan zona kegempaan
geologi. Katili dan Tjia dalam Zulfiadi Zakaria, 2004 mengelompokkan neotektonik Indonesia
menjadi tiga tipe berdasarkan pengangkatan dan penurunan, pelengkungan, perlipatan dan patahan. Aktivitas neotektik berkaitan dengan pergerakan lempeng-lempeng kulit
bumi, salah satu indikasinya ditandai dengan pergerakan sesar-sesar aktif atau sesar tua yang aktif kembali. Daerah yang berhubungan dengan aktivitas tektonik merupakan
daerah berpotensi bencana. Kebencanaan geologi yang berhubungan dengan aktivitas tektonik serta melanda Indonesia adalah gempa tektonik dan volcano, tsunami dan
letusan gunung berapi. Tsunami berkaitan dengan perubahan perubahan bentuk yang terjadi tiba-tiba pada
lantai laut, karena gempa bumi diikuti degan perubahan bentuk dasar laut khsusunya terjadinya patahansesar, letusan gunung api ataupun longsoran di dasar laut. Indonesia
terletak pada daerah yang rawan bencana tsunami di Kawasan Pasifik. Berdasarkan analisis tektonik, pantai-pantai yang rawan terhadap bencana tsunami di Indonesia dapat
dibagi menjadi enam kelompok berdasarkan sifat-sifat tektonik daerah yang bersangkutan Sudrajat, 1996, yaitu Kelompok Pantai Barat Sumatra dan Selatan Jawa,
Kelompok Pantai Nusa Tenggara Barat, Kelompok Pantai di sekitar Laut Banda, Kelompok Pantai di Sulawesi Utara dan Maluku bagian Utara, Kelompok Pantai di
Selat Makasar yaitu pantai barat Sulawesi dan pantai timur Kalimantan Timur dan
Kelompok Pantai di Irian bagian Utara.
Menurut teori tsunami, Tsunami adalah rangkaian gelombang panjang yang terbentuk akibat adanya gangguan hebat pada kolom air di lautan. Sementara itu, menurut Nanang
Dalil, tsunami adalah gelombang yang terjadi karena gempa bumi atau letusan gunung
commit to user
10
api di laut. Berbeda dengan gelombang yang diakibatkan angin yang hanya menggerakkan air laut bagian atas, pada tsunami seluruh kolam air dari permukaan
sampai dasar bergerak dalam segala arah. Serta menurut Buku Menghadapi Tsunami, tsunami merupakan serangkaian gelombang tinggi yang disebabkan oleh perpindahan
sejumlah besar air laut secara tiba-tiba. Saat gelombang tsunami menjalar ke perairah lebih dangkal, tsunami mengalami
shoaling
efek pendangkalan dan
refraksi
pembelokan . Akibat efek pendangkalan, tsunami akan mengalami pembesaran dan
perlambatan.
Sumber : pantai-kelautan.blogspot.com
Gambar 2.1 Karakteristik Penjalaran Tsunami Ketika tsunami tiba di daerah pantai, bentuk gelombang dapat berupa gelombang
raksasa takpecah atau berupa dinding air raksasa dengan buih-buih di atasnya yang diikuti dengan tumpahan air bah
bores
. Penjalaran tsunami di daratan berubah menjadi aliran yang kompleks dimana gelombang pecah menimbulkan
turbulensi
yang bercampur dengan topografi dan material-material terhanyutkan
debris
. Berdasarkan arah vertikal, limpasan tsunami
run up
didefinisikan sebagai jarak elevasi maksimum di atas muka laut yang tercapai oleh air bah. Pada arah horisontal, jarak dari
limpasan ini disebut jarak rendaman
innudation distance
. Jadi dapat disimpulkan tsunami adalah salah satu bencana geologi berupa rangkaian
gelombang dengan kekuatan yang relatif besar, dimana bencana tersebut disebabkan oleh adanya gerakan di dalam laut, baik yang disebabkan oleh gempa, gunung api
bawah laut, tanah longsor bawah laut, meteor yang jatuh di bawah laut ataupun tanah pesisir yang longsor ke dalam laut. Semakin besar kekuatan tsunami yang melanda
daratan, maka semakin besar perubahan tata ruang pada daerah terlanda. Disamping kekuatan tsunami, struktur penggunaan lahan yang tidak terencana dengan baik akan
berkolerasi positif terhadap kerusakan di daerah terlanda Operasional Program
commit to user
11
Penanganan Bencana Alam Bidang Penataan Ruang. Berikut akan dijabarkan penyebab tsunami menurut Hamzah Latief dalam presentasi bahan kuliah di ITB 2007 :
1 Gempa bumi. Pada umumnya, gempa bumi adalah penyebab utama terjadinya
tsunami. Gempa bumi yang dapat menimbulkan tsunami adalah yang memiliki ciri- ciri sebagai berikut ini :
a Sesar berada di bawah laut serta Sesar vertikal dan terangkat beberapa meter
b Sesar aktif menimbulkan gempa dengan luas displacement lebih dari ratusan ribu
kilometer persegi c
Gempa bumi berkekuatan 6 SR dan Kedalaman epicenter gempa 40 km
Sumber : Hamzah Latief, 2007
Gambar 2.2 Proses Tsunami Akibat Gerakan Tanah Gempa bumi merupakan sumber terbanyak penyebab terjadinya tsunami yaitu
sebesar 72. Pergerakkan yang tiba-tiba dari dasar laut menyebabkan seluruh kolom air perumpaan laut terhentak dan menjalarkan energinya dalam bentuk pergerakan
muka air ke segala arah di lautan lepas. Kejadian tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi di laut tergantung pada beberapa faktor, yaitu kedalaman pusat gempa,
kekuatan gempa dan kedalaman air di atas episetrum. 2
Erupsi vulkanik atau letusan gunung berapi. Letusan gunung berapi juga dapat menimbulkan terjadinya tsunami, khususnya letusan gunung berapi bawah laut. Hal
tersebut disebabkan letusan gunung berapi bawah laut dapat mengganggu kesetimbangan badan air, menimbulkan pergerakan vertikal dasar laut.
commit to user
12
Sumber : Hamzah Latief, 2007
Gambar 2.3 Simulasi Gelombang Akibat Letusan Gunung Berapi searah jarum jam 3
Longsor yang terjadi di dasar laut. Longsoran tersebut dapat menimbulkan tsunami karena beberapa alasan sebagai berikut :
a Luncuran apisan tanah di sekitar pantai atau di bawah dasar laut dalam jumlah
besar menimbulkan tidak adanya kesetimbangan air b
Penambahan volume sedimen kedalam badan air menimbulkan pergerakan vertikal
Sumber : Hamzah Latief, 2007
Gambar 2.4 Proses Longsoran
4 Terjangan benda langit meteor. Terjangan benda langit dapat menimbulkan
tsunami, hal tersebut pernah terjadi pada 56 tahun yang lalu di sekitar lautan Caribia, Meksiko dengan diameter meteor kurang lebih 10 km.
Sumber : Hamzah Latief, 2007
Gambar 2.5 Ilustrasi Meteor Jatuh ke Bumi
commit to user
13
Selain itu juga akan dijelaskan terkait karakteristik gelombang tsunami di perairan pantai menurut Operasional Program Penanganan Bencana Alam Bidang Penataan
Ruang sebagai berikut : 1
Run Up
Tinggi Landaan Tinggi rendahnya landasan merupakan indikator penting terkait bencana tsunami.
Oleh karena itu dibutuhkan informasi sejauh mana hubungan antara landasan tsunami dengan sjala kerugian. Imamura dan Iida dalam Immamura, 2001 telah
mempelajari hubungan antara ketinggian gelombang tsunami dan skala kerugian yang ditimbulkannya. Dimana didaalm teori tersebut disebutkan terdapat enam kelas
efek tsunami berkisar dari 0-5 yang merupakan deskripsi dari kerusakan atau kehancuran yang ditimbulkan dari ketinggian tsunami tertentu. Selanjutnya skala
tersebut di korelasikan dengan skala intensitas baru yang telah berkembang di Amerika Utara dan Eropa. Dimana masing-masing skala memuat tiga point utama
yaitu : a
efek pada manusia b
efek pada objek c
kerusakan pada bangunan Tabel 2.1 Skala Intensitas
No Skala Kelas
Parameter
1 I
Not felt
a
tidak terasa bahkan dalam keadaan yang paling tidak menguntungkan
b
tidak ada efek
c
tidak merusak 2
II Scareely felt
a
dirasakan oleh sedikit orang yang sedang melakukan perjalanan dengan kapal
b
tidak ada efek
c
tidak merusak 3
III Weak
a
dirasakan oleh kebanyakan orang di kapal pada kapal kecil serta diamati oleh beberapa orang di pantai
b
tidak ada efek
c
tidak merusak 4
IV Largely
observed
a
dirasakan oleh semua orang di dalam kapal kecil dan oleh sedikit orang di kapal besar serta diamati oleh kebanyakan orang di pantai
b
beberapa kapal kecil menepi ke darat
c
tidak merusak 5
V Strong
a
dirasakan oleh semua orang pada kapal besar dan diamati oleh semua orang di pantai, serta terdapat beberapa orang ketakutan dan berlari ke tempat yang lebih
tinggi
b
banyak kapal kecil yang bergerak ke darat dan beberapa mengalami kecelakaan di laut karena terkena gelombang
c
terjadi banjir di sekitar pantai 6
VI Slightly
damaging
a
banyak orang ketakutan dan berlairan ke tempat yang lebih tinggi
b
banyak kapal menepi ke darat dan kecelakaan kapal banyak terjadi
c
kerusakan dan banjir melanda sekitar pantai dan bangunan tepi pantai 7
VII Damaging
a
kebanyakan orang mengalami ketakutan dan mencoba menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi
b
terdapat banyak kecelakaan laut serta kapal-kapal besar mulai berusaha menepi ke darat
c
kerusakan bangunan di sekitar pantai mulai banyak
commit to user
14 Lanjutan Tabel 2. 1
No Skala Kelas
Parameter
8 VIII
Heavily damaging
a
semua orang menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi dan sedikit orang mulai hanyut terkena gelombang
b
banyak kapal yang rusak dan hanyut, serta pantai mulai erosi dan kotor akibat gelombang tsunami
c
banyak bangunan hancur dan hanyut oleh gelombang tsunami 9
IX Destructive
a
banyak orang yang hanyut terbawa gelombang
b
banyak kapal kecil hanyut dan kapal besar terbawa gelombang ke darat, serta terjadi erosi dan kerusakan pantai dalam lingkup yang luas
c
kerusakan bangunan di sekitar pantai semakin banyak 10
X Very
destructive
a
terjadi kepanikan pada lingkungan masyarakat karena semakin banyaknya orang yang hanyut
b
banyak terjadi kerusakan bangunan di darat karena diterjang oleh kapal-kapal besar yang hanyut terbawa gelombang ke darat. Selain itu, banyak terjadi
kehancuran lingkungan akibat adanya tumpahan minyak dari berbagai industri yang diterjang gelombang tsunami
c
kerusakan bangunan sangat parah dan semakin meluas 11
XI Devastating
a
-
b
Garis kehidupan terganggu, banyak terjadi kerusakan di daratan akibat banyaknya material laut yang menghantam seluruh bangunan di daratan
c
Banyak bangunan rusak parah dan hanyut terbawa gelombang tsunami 12
XII Completely
devastating
a
-
b
-
c
Tidak terdapat bangunan yang tersisa, semua rusak dan hanyut terbawa gelombang
Sumber : Papadopoulus, G., and F. Imamura, “A proposal for a new tsunami intensity scale,” International Tsunami Symposium Proceedings, Session 5, Number 5
-1, Seattle, 2001.
Jika skala intesitas tsunami di atas dikorelasikan dengan ketinggian tsunami serta efek kelas tsunami maka akan didapat tabel korelasi sebagai berikut Shuto dalam
Immamura, 2001 . Tabel 2.2 Korelasi Ketinggian, Intensitas dan Kelas Tsunami
No Skala Intensitas
H m i kelas
1 I
– V 1.0
2 VI
2.0 1
3 VII
– VIII 4.0
2 4
IX – X
8.0 3
5 XI
16.0 4
6 XII
32.0 5
Sumber : Papadopoulus, G., and F. Imamura, “A proposal for a new tsunami intensity scale,” International Tsunami Symposium Proceedings, Session 5, Number 5
-1, Seattle, 2001
Berdasarkan teori Imamura yang telah disesuaikan dengan landaan maksimum di pesisir selatan Pulau Jawa yaitu yang hanya berkisar 21 meter maka dapat dibuat
peringkat landaan sebagai berikut dalam tabel. Tabel 2.3 Peringkat Landaan
Run up
No Kelas
Ketinggian Landaan Skala Kerugian
1 Rendah
2 m Kerusakan di kawasan pantai dan kapal
2 Sedang
2 – 6 m
Kerusakan dan korban jiwa di suatu daerah tertentu
3 Tinggi
6 - 12, 5 m Kerusakan sepanjang pantai lebih dari 400
meter 4
Tinggi Sekali 12,5 - 21 m
Kerusakan yang sangat parah
Sumber : Oki Oktariadi, 2009
commit to user
15
2
Innudation
Landaan Sementara untuk daerah terpaan akan dijelaskan melalui tabel klasifikasi kriteria
tsunami berdasarkan jarak limpasan
innudation
berdasar dari adaptasi teori pada
jurnal ilmiahterkait dengan bencana tsunami
.
Dimana jarak limpasan akan terbagi dalam beberapa kategori seperti di bawah ini :
Tabel 2.4 Klasifikasi Tsunami Berdasar Jarak Limpasan
Classification of Coast Description of the Coast
Tsunami Hazard Category Based on
Innudation
Extent in M Over
High Medium
Low
Open Coast Zone Relatively in the lower
position with reference to the MSL
400 301-400
201-300 0-200
Estuary Zone Coasts neighbouring a river
mouthtidal iletcreek an similar other coastal features
750 501-750
251-500 0-250
Upland Zone Coasts which are
comparatively elevated will above the MSL
300 201-300
101-200 0-100
Sumber : Tsunami Impacts On Morphology Of Beaches Along South Kerala Coast, West Coast Of India. K. A. Abdul Rasheed, V. Kesava Das, C. Revichandran, P. R. Vijayan And
Tony J. Thottam. National Institute Of Oceanography, Kochi, Kerala, India -Science Of Tsunami Hazards The International Journal Of The Tsunami Society Volume 24 Number 1
Published Electronically 2006
2.2 Korelasi Muatan Teori Karakteristik Tsunami