Analisis Karakteristik Ekosistem Area Terlanda Kabupaten Cilacap Analisis Jenis Penggunaan Lahan Area Terlanda Tsunami Tahun 2006

commit to user 100 Fenomena karakteristik fisik lingkungan pada area terlanda yaitu menunjukkan bahwa zona-zona pada area terlanda sebagian besar mempunyai bentuk pantai yang datar lurus memanjang dengan tutupan pantai berupa partikel pasir. Hanya terdapat tiga zona yang memiliki bentuk pantai berbeda. Zona 10 dan 11 mempunyai bentuk pantai teluk berkarang yang datar, sementara itu zona 13 mempunyai bentuk pantai teluk berkarang curam. Dari hasil analisis skoring di atas maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wilayah terlanda area aman maupun tidak aman sangat peka terhadap bencana tsunami karena karakteristik pantainya merupakan pasir memanjang.

5.3.3 Analisis Karakteristik Ekosistem Area Terlanda Kabupaten Cilacap

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian kompilasi data sebelumnya, ekosistem pantai yang terdapat di area terlanda secara pengamatan di lapangan maupun dari data sekunder tidak diketemukan adanya ekosistem pantai seperti mangrove dan rumput laut di area terlanda. Seluruh ekosistem pantai berpusat di Segara Anakan yang letaknya di bagian dalam Nusakambangan. Hal tersebut mengartikan bahwa keberadaan ekosistem laut berada di luar wilayah penelitian. Di samping itu keberadaan ekosistem yang berada cukup jauh dari wilayah pesisir tidak dapat memberi pengaruh yang berarti terhadap kepekaannya pada terpaan bencana tsunami. Tabel 5.18 Karakteristik Ekositem Laut Area Aman Area Aman Kelurahan Zona Ekosistem Skoring Karangkandri Zona 8 Tidak ada Menganti Zona 9 Tidak ada Mertasinga Zona 10 Tidak ada Tegalkamulyan Zona 11 Tidak ada Cilacap Zona 12 Tidak ada Tambakreja Zona 13 Tidak ada Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012 Tabel 5.19 Karakteristik Ekosistem Laut Area Tidak Aman Area Tidak Aman Kelurahan Zona Ekosistem Skoring Jetis Zona 1 Tidak ada Sidaurip Zona 2 Tidak ada Widarapayung Wt Zona 3 Tidak ada Sidayu Zona 4 Tidak ada Widarapyung Kl Zona 5 Tidak ada Karangbenda Zona 6 Tidak ada Bunton Zona 7 Tidak ada Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012 commit to user 101 Dengah kondisi di lapangan yang tidak mengindikasikan terdapat ekosistem laut pada area terlanda, maka data terkait area terlanda tidak dapat dimasukkan ke dalam perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan program SPSS.

5.3.4 Analisis Jenis Penggunaan Lahan Area Terlanda Tsunami Tahun 2006

Analisis jenis penggunaan lahan area terlanda tsunami pada tahun 2006 silam dilakukan dengan skoring luasan jenis penggunaan lahannya, dari yang paling luas terkena gelombang hingga yang paling sempit. Berikut skoring jenis penggunaan lahan pada 13 zona berdasarkan luasan terbesarnya. Tabel 5.20 Skoring Penggunaan Lahan Berdasarkan Luasan Jenis Penggunaan Lahan Luasan Dampak Skoring Pasir Pantai Kecil 1 Permukiman Sedang 2 Ruang Terbuka Hijau kebun, semak, rumput, rawa Luas 3 Sawah Sangat Luas 4 Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012 Tabel 5.21 Karakteristik Jenis Penggunaan Lahan Area Aman Area Aman Kelurahan Zona TGPL Skoring Karangkandri Zona 8 Sawah 4 Menganti Zona 9 Sawah 4 Mertasinga Zona 10 Sawah 4 Tegalkamulyan Zona 11 Sawah 4 Cilacap Zona 12 RTH 3 Tambakreja Zona 13 RTH 3 Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012 Tabel 5.22 Karakteristik Jenis Penggunaan Lahan Area Tidak Aman Area Tidak Aman Kelurahan Zona TGPL Skoring Jetis Zona 1 Permukiman 2 Sidaurip Zona 2 RTH 3 Widarapayung Wt Zona 3 Sawah 4 Sidayu Zona 4 Sawah 4 Widarapyung Kl Zona 5 Sawah 4 Karangbenda Zona 6 RTH 3 Bunton Zona 7 Sawah 4 Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012 Selain skoring, juga dilakukan analisis terkait perbandingan struktur penggunaan lahan eksisting dengan struktur penggunaan lahan yang seharusnya terdapat di kawasan pesisir sesuai dengan Operasional Program Penanganan Bencana Alam Bidang Penataan Ruang. Berikut uraian penjelasannya : commit to user 102 Tabel 5.23 Perbandingan Penggunaan Lahan Struktur Penggunaan Lahan Yang Sesuai Struktur Penggunaan Lahan Yang Sebenarnya Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012 Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa jenis penggunaan lahan yang terkena terpaan tsunami terluas adalah sawah baik sawah tadah hujan, sawah irigasi maupun tegalan, sehingga kerugian yang ditimbulkan cukup banyak, mengingat nilai ekonomis dari persawahan sebagai salah satu sumber penghidupan masyarakat terlanda tsunami. Padahal diketahui bahwa sesuai dengan standart pengaturan penggunaan lahan yang dikeluarkan oleh pemerintah, kawasan budidaya seharusnya terletak pada jarak 30-300 meter dari titik pasang tertinggi. Namun, pada kenyataannya, hampir mayoritas semua zona pada area aman maupun tidak aman penggunaan lahan untuk kawasan budidaya letaknya sangat berdekatan dengan titik pasang tertinggi.

5.3.5 Analisis Karakteristik Masyarakat Pesisir Dalam Penggunaan Lahan