3. Kurangnya perhatian tentang aturan permainan oleh siswa dapat
menimbulkan kericuhan. 4.
Menyita waktu, sehingga kemungkinan dalam satu pertemuan tidak semua siswa dapat menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
5. Teknik Permainan TPTS Dalam Pembelajaran Bahasa Prancis
Saat ini pendidikan sudah bukan lagi mengarah terhadap teacher centered, tetapi student centered, dalam artian murid menjadi orientasi
yang paling utama di dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam kelas. Oleh sebab itu, siswa dituntut untuk bisa lebih baik
dalam berpikir, aktif, bertingkah laku maupun berkomunikasi di dalam pembelajaran. Untuk menunjang hal tersebut, Guru biasanya
menggunakan berbagai macam konsep yang bervariasi agar pembelajaran berorientasi terhadap siswa ini dapat tercapai.
Teknik permainan TPTS merupakan permainan yang dapat digunakan untuk semua mata pelajaran. Namun untuk kali ini, peneliti
menggunakan permainan TPTS untuk pelajaran keterampilan berbicara bahasa Prancis. Dengan penerapan teknik pembelajaran seperti ini,
diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar peserta didik.
Berikut langkah-langkah penerapan permainan TPTS untuk pelajaran keterampilan berbicara bahasa Prancis :
1. Peneliti memberikan penjelasan mengenai aturan permainan TPTS
kepada siswa. 2.
Peneliti membagi siswa berkelompok yaitu dengan teman sebangku. 3.
Peneliti memberikan soal yang berkaitan dengan La vie quotidienne. 4.
Peneliti memberikan waktu diskusi selama 15 menit. 5.
Peneliti memberikan bola yang sudah disediakan. 6.
Peneliti memutar lagu berbahasa Prancis di speaker kelas. 7.
Peneliti menghentikan lagu yang diputar dan pada saat itu pula siswa juga berhenti untuk melempar bola.
8. Peneliti meminta siswa yang memegang bola untuk maju kedepan
kelas untuk menyampaikan jawaban dari soal yang diberikan.
B. Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian ini terdapat dua penelitian yang relevan. Penelitian yang pertama adalah penelitian milik Irwahyuni yang berjudul
“Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Square TPS Dan Alat
Peraga Pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif Nglingseng Tahun Pelajaran 20122013”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV MI
Ma’arif Nglingseng Tahun Pelajaran 20122013 yang berjumlah 17 siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square TPS dan alat peraga pada siswa kelas
IV untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika. Dari penelitian tersebut, hasil analisis aktivitas dan hasil belajar
matematika siswa kelas IV MI Ma’arif Nglingseng mengalami peningkatan yang signifikan. Sebelum adanya tindakan jumlah siswa yang
mencapai batas tuntas hanya 10 orang atau 58,82. Pada siklus I aktivitas siswa meningkat dan siswa yang mencapai batas tuntas berjumlah 13
siswa atau 76,47. Pada siklus II, semua siswa yang berjumlah 17 siswa atau 100 mencapai batas tuntas. Dengan demikian, penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square TPS dan alat peraga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV di MI
Ma’arif Nglingseng. Penelitian yang kedua adalah penelitian milik Suratin yang
berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar IPA Dengan Menggunakan Metode Think Pair Share Di Kelas IV MI Nurul Huda Manyarejo Kecamatan
Pelupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 20102011”. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Nurul Huda Manyarejo Tahun Pelajaran 20102011 yang berjumlah 24 siswa. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan prestasi belajar IPA