9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoretik
1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Asing
Pengajaran bahasa asing telah berkembang di Indonesia seiring dengan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kemampuan berbahasa
dalam era globalisasi. Sebagai salah satu solusi dari adanya kebutuhan masyarakat tersebut, pemerintah telah memberikan tempat di dunia
pendidikan untuk mempelajari bahasa asing. SMA Negeri 7 Purworejo sebagai salah satu sekolah menengah mempunyai berbagai mata pelajaran
bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, bahasa Prancis, dan bahasa Jepang.
Menurut Tagliante 1994:6, pengertian bahasa asing adalah sebagai berikut:
“Le français langue étrangère tout simplement le francais langue d’apprentissage pour tous ceux qui on tune autre langue que le
français comme langue maternelle. Le FLE peut être aussi la langue dans laquelle un étudiant non francophone suivra ses
etudes c’est le cas par exemple, de l’enseignement scientifique supérieur au Maroc .
… À l’étranger, surtout depuis les débuts de l’approche communicative, la didactique du FLE, a pu grandir et évoluer en
relative liberté. Enseigner le FLE a été et est toujours vécu comme une aventure, souvent à plusieurs, entre enseignants qui aiment
cela et qui y réfléchissen.”
Dalam hal ini Tagliante ingin menyampaikan bahwa bahasa Prancis sebagai bahasa asing jika bahasa ibu bahasa utama orang yang
mempelajarinya bukan bahasa Prancis. Pembelajaran bahasa Prancis sebagai bahasa asing juga dapat dipelajari oleh mahasiswa non
francophone, misalnya mahasiswa yang mempelajari bahasa Prancis di Maroko. Sehingga untuk mempelajarinya perlu menggunakan beberapa
pendekatan. Demikian pula untuk memberikan pelajaran dari pengajar kepada siswa.
Menurut Tarigan 2009:55, pembelajaran bahasa asing merupakan pendekatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahasa khusus
bagi pembelajar. Selain itu Tarigan 2009:59 juga mengemukakan bahwa pembelajaran bahasa asing adalah untuk mengembangkan kompetensi
pembelajar dalam menggunakan bahasa selain bahasa yang telah dimilikinya bahasa ibu. Berlitz via Brown, 2008 : 54, menyatakan
bahwa pembelajaran bahasa asing haruslah lebih meyerupai pembelajaran bahasa pertama bahasa ibu yaitu dengan banyak interaksi secara lisan,
menggunakan bahasa secara spontan tanpa ada penerjemahan antara bahasa pertama dan bahasa kedua.
Pringgawidagda 2002:18, mendefinisikan pembelajaran adalah dimanapun kegiatan pembelajaran itu dilakukan, asalkan proses belajar itu
diarahkan pada penguasaan kaidah kebahasaan secara disadari, maka proses tersebut disebut pembelajaran. Jadi pembelajaran bahasa adalah