Dekorasi Pada Bangunan Tradisional Jawa

Relief menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pahatan yang menampilkan perbedaan bentuk dan gambar dari permukaan rata di sekitarnya; gambar timbul pada candi. Bentuk ukiran tersebut biasanya dijumpai pada bangunan candi , kuil , monumen dan tempat bersejarah kuno. Di Indonesia, relief pada dinding Candi Borobudur merupakan salah satu contoh yang digunakan untuk menggambarkan kehidupan sang Buddha dan ajaran-ajarannya. Di Eropa , ukiran pada kuil kuno Parthenon juga masih bisa dilihat sampai sekarang sebagai peninggalan sejarah Yunani Kuno . Relief ini bisa merupakan ukiran yang berdiri sendiri, maupun sebagai bagian dari panel relief yang lain, membentuk suatu seri cerita atau ajaran. Pada Candi Borobudur misalkan, ada lebih dari 1400 buah panel relief yang dipakai untuk menceritakan semua ajaran sang Buddha Gautama. Selain relief, banyak juga ditemui patung dewa dan dewi maupun figur penting lain dalam agama Hindu dan Budha. Patung sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan tiruan bentuk orang, hewan, yang dibuat dari batu, kayu, dan sebagainya. Patung tidak dapat lepas dari perlengkapan ataupun hiasan pada bangunan gereja. Karena patung pada gereja digunakan untuk simbolisasi pemujaan. Pengertian patung menurut Mikke Susanto 2012 : 296 adalah tipe karya tiga dimensi yang bentuknya dibuat dengan beberapa metode, yang pertama adalah metode subtraktif, yaitu mengurangi bahan seperti memotong, menatah, dan lain-lain. Metode selanjutnya adalah metode aditif, yaitu membuat modeling terlebih dahulu, seperti mengecor dan mencetak. Jenis-jenis patung yang telah dihasilkan memiliki berbagai macam rupa dan wujud. Jenis-jenis patung yang ada di dalam komplek Ganjuran adalah free- standing sculpture, portrait sculpture, relief sculpture. Free-standing sculpture bisa disebut juga dengan patung berdiri yang sangat umum menggambarkan manusia atau objek lainnya. Portrait sculpture disebut juga dengan patung dada atau potret yang hanya memunculkan figur kepala manusia atau penjelmaan dewa. Relief sculpture secara sederhana disebut relief yang memiliki background flat.

8. Bentuk dan Makna Dekorasi Ragam Hias Jawa

Bentuk dan makna dekorasi Jawa sebelumnya sudah sedikit disinggung dalam kajian dekorasi bangunan tradisional Jawa, dimana dijelaskan oleh Tim Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah 1982 bahwa fungsi dekorasi pada suatu bangunan tradisional Jawa adalah untuk memberi keindahan pada bangunan dan keindahan yang terdapat pada bangunan itu diharapkan dapat memberikan ketentraman dan kesejukan, dan ketentraman abadi hanya terdapat di surga, maka dekorasi yang dipakai juga menggunakan dekorasi yang dapat menggambarkan surga, yang pada umumnya bersifat fantasi atau benda dunia yang diperindah dari bentuk aslinya. Kiblat dekorasi yang menggambarkan surga bagi masyarakat Jawa adalah dekorasi yang terdapat pada bangunan candi, yang merupakan bangunan yang dipergunakan untuk menempatkan patung-patung para dewa. Ragam hias muncul dalam bentuk-bentuk dasar yang sama namun dengan variasi yang khas untuk setiap daerah. Dalam karya kerajinan atau seni Nusantara tradisional, sering kali terdapat makna spiritual yang dituangkan dalam stilisasi ragam hias. Ragam hias Nusantara biasanya merupakan stilisasi dari bentuk alam atau makhluk hidup termasuk manusia, dan ada pula ragam hias adaptasi pengaruh budaya luar, seperti dari Tiongkok, India, dan Persia. Motif dalam ragam hias diambil dari bentuk-bentuk flora, fauna, figuratif, dan bentuk geometris. Ragam hias tersebut dapat diterapkan pada media dua dan tiga dimensi. Motif ragam hias daerah di Indonesia banyak menggunakan tumbuhan dan hewan sebagai objek ragam hias. Motif ragam hias tersebut dapat dijumpai pada hasil karya batik, ukiran, anyaman, dan tenun. Selain motif flora dan fauna, terdapat motif ragam hias geometris. Motif hias geometris dikembangkan dari bentuk-bentuk geometris dan kemudian digayakan sesuai dengan selera dan imajinasi pembuatnya. Gaya ragam hias geometris dapat dibuat dengan menggabungkan bentuk-bentuk geometris ke dalam satu motif ragam hias. Bentuk ragam hias umumnya memiliki pola atau susunan yang diulang- ulang. Pada bentuk ragam hias yang lain, pola yang ditampilkan dapat berupa pola ragam hias yang teratur, terukur, dan memiliki keseimbangan. Pola ragam hias geometris dapat ditandai dari bentuknya seperti persegi empat, zigzag, garis silang, segitiga, dan lingkaran. Pola bidang tersebut merupakan pola geometris yang bentuknya teratur. Bentuk lain dari pola geometris adalah dengan mengubah susunan pola ragam hias tak beraturan dan tetap memperhatikan segi keindahan Purnomo, 2013: 14-17. Ragam hias dalam dekorasi bangunan tradisional Jawa dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu kelompok flora, fauna, alam, agama dan