7. Unsur-Unsur Dekorasi Candi Hinduisme di Jawa
Di Jawa, banyak terdapat peninggalan-peninggalan sejarah pada masa kerajaan Hindu Buddha, yang tentunya memiliki unsur-unsur Budhisme dan
Hinduisme khususnya dalam arsitektur bangunan dan elemen hias atau dekorasinya. Candi merupakan salah satu karya arsitektur Hinduistik dan
Budhistik yang sampai sekarang masih banyak terdapat di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Jawa. Istilah candi merujuk pada bangunan suci
peninggalan zaman Hindu Buddha di Indonesia. Candi merupakan bangunan kuno yang tersusun dari batu. Di India candi disebut dewa graha yang berarti rumah
dewa dimana menurut kepercayaan bangsa India pada waktu dulu gunung kosmis adalah Mahameru, dan candi merupakan semacam pencerminan dari tempat
tinggal para dewa, oleh karena itu candi juga berfungsi sebagai tempat pemujaan Arifin, 1986: 52.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, candi diartikan sebagai bangunan kuno yang dibuat dari batu, berupa tempat pemujaan atau tempat penyimpanan
abu jenazah raja-raja atau pendeta-pendeta Hindu atau Buddha. Dalam bahasa Sanskerta, candi berasal dari kata candika yang merupakan nama salah satu dewi,
yaitu Dewi Durga yang merupakan dewi maut atau dewi kematian. Candi dihubungkan dengan kematian yaitu makam, lebih tepatnya sebagai tempat
menyimpan abu jenasah para raja pada masa lalu. Dalam bahasa Jawa kuno, candi atau cinandi atau sucandi b
erarti „yang dikuburkan‟ Mukhlis, 2009: 165.
Relief menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pahatan yang menampilkan perbedaan bentuk dan gambar dari permukaan rata di sekitarnya;
gambar timbul pada candi. Bentuk ukiran tersebut biasanya dijumpai pada bangunan
candi ,
kuil ,
monumen dan tempat bersejarah kuno. Di Indonesia, relief
pada dinding Candi Borobudur
merupakan salah satu contoh yang digunakan untuk menggambarkan kehidupan sang
Buddha dan ajaran-ajarannya. Di
Eropa ,
ukiran pada kuil kuno Parthenon
juga masih bisa dilihat sampai sekarang sebagai peninggalan sejarah
Yunani Kuno .
Relief ini bisa merupakan ukiran yang berdiri sendiri, maupun sebagai bagian dari panel relief yang lain, membentuk suatu seri cerita atau ajaran. Pada
Candi Borobudur misalkan, ada lebih dari 1400 buah panel relief yang dipakai untuk menceritakan semua ajaran sang Buddha Gautama. Selain relief, banyak
juga ditemui patung dewa dan dewi maupun figur penting lain dalam agama Hindu dan Budha. Patung sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
merupakan tiruan bentuk orang, hewan, yang dibuat dari batu, kayu, dan sebagainya. Patung tidak dapat lepas dari perlengkapan ataupun hiasan pada
bangunan gereja. Karena patung pada gereja digunakan untuk simbolisasi pemujaan.
Pengertian patung menurut Mikke Susanto 2012 : 296 adalah tipe karya tiga dimensi yang bentuknya dibuat dengan beberapa metode, yang pertama
adalah metode subtraktif, yaitu mengurangi bahan seperti memotong, menatah, dan lain-lain. Metode selanjutnya adalah metode aditif, yaitu membuat modeling
terlebih dahulu, seperti mengecor dan mencetak.