Bentuk Berkat Tirta Perwitasari

5. Bentuk gapura dan relief di komplek Gereja Ganjuran

Di sebelah barat komplek Gereja Ganjuran terdapat sebuah gapura yang ditunjukkan oleh gambar 47. Gapura tersebut berfungsi sebagai gerbang masuk ke dalam komplek gereja yang sangat kental dengan corak Hindu-Jawa, dilihat dari bentuk keseluruhan gapura dan relief yang menjadi dekorasi gapura itu sendiri. Gapura dibangun dengan batu alam dan dihias dengan relief yang beragam. Terdapat relief burung merpati di atas gapura dengan relief wajah Yesus di atasnya, serta sebuah salib yang berada di atas gapura. Di samping kanan dan kiri gapura juga terdapat empat buah bejana air yang juga terbuat dari batu alam dengan letak dua buah di samping kanan dan dua buah di samping kiri. Dalam setiap bejana tersebut terdapat relief berbentuk kepala rajawali, singa, lembu, dan manusia. Relief dengan motif tersebut mengingatkan pada bentuk kepala garuda pada Garuda yang merupakan wahana Dewa Wisnu, relief singa pada candi Prambanan, bentuk kepala lembu pada lembu Nandi, wahana Dewa Siwa, serta kepala manusia yang secara visual menyerupai bentuk arca yang ada di Candi Prambanan. Dekorasi tersebut menimbulkan sebuah kesatuan dekorasi yang sangat estetis dan menimbulkan kesan kagum ketika hendak memasuki komplek gereja. Setelah memasuki pintu gerbang atau gapura komplek gereja, terdapat sebuah relief Yesus dalam pakaian kebesaran raja Jawa. Di bawah relief tersebut terdapat kalimat berkah dalem yang juga dibuat dengan batu alam dan menjadi satu kesatuan dengan bangunan gapura utama. Berkah dalem sendiri memiliki arti Tuhan memberkati dan merupakan kalimat salam bagi umat Katolik Jawa. Selain relief yang terdapat pada gapura atau gerbang masuk komplek gereja, terdapat pula relief jalan salib di dalam komplek Gereja Ganjuran yang ditunjukkan oleh gambar 48. Jalan salib sendiri merupakan sarana para pengunjung dan umat untuk melaksanakan ritual jalan salib guna mengenang sengsara dan wafat Yesus di kayu salib. Relief jalan salib berjumlah 14 panel relief terpisah. Relief tersebut terbuat dari batu marmer putih dengan bingkai yang juga terbuat dari batu namun berwarna hitam serta diberi pelindung berupa kaca di tiap panel jalan salib. Terdapat tulisan dalam aksara Jawa yang ditulis di atas logam kuningan di bawah setiap panel jalan salib yang menerangkan tentang peristiwa pada setiap relief jalan salib. Pada bingkai relief terdapat pula ukiran dengan tekstur kasar alami dari batu alam yang digunakan. Gambar 47: Gapura sebagai gerbang masuk ke dalam komplek Gereja Ganjuran Gambar 48: Jalan Salib di halaman candi

6. Bentuk patung Bunda Maria

Patung Bunda Maria terdapat di ujung selatan dari bangunan candi, dan terbuat dari batu alam berwarna hitam alami dengan proporsi yang baik sehingga menimbulkan kesan wujud patung realis. Patung Bunda Maria ini menjadi tempat berdoa bagi siapapun yang secara simbolik ingin berdoa dan devosi kepada Bunda Maria. Patung Bunda Maria tersebut sebelumnya berada di depan pintu masuk Gereja Mandala Hati Kudus Yesus, namun karena gempa yang terjadi pada tahun 2006, patung tersebut dipindahkan. Patung Bunda Maria yang diwujudkan sedang memangku Yesus dalam gambar 50, mengenakan balutan pakaian Jawa dibuat dari pahatan batuan alam dengan berdasarkan pada rancangan keluarga Schmutzer untuk memperingati perayaan emas 50 tahun Gereja Ganjuran pada tahun 1974. Selain patung Bunda Maria yang berada di selatan candi tersebut, di dalam gereja Mndala Hati Kudus Yesus juga terdapat patung Bunda Maria namun dengan ukuran yang lebih kecil diletakkan di sayap kanan dan kiri bangunan gereja. Gambar 49: Patung Bunda Maria sebelum terjadi gempa pada tahun 2006

D. Makna Simbolis Dekorasi di Komplek Gereja Ganjuran

Pada sub bab ini akan dibahas makna simbolis dekorasi yang berada di komplek Gereja Ganjuran. 1. Makna Simbolis Bangunan dan Dekorasi pada Gereja Ganjuran

a. Makna Simbolis Bangunan Gereja Ganjuran

Gereja sendiri secara simbolis melambangkan persatuan umat, berkumpulnya umat untuk memuliakan Tuhan dengan diselenggarakannya perayaan Misa Ekaristi yang diwujudkan melalui sakramen Maha Kudus sebagai simbol kehadiran Tuhan di tengah-tengah umat-Nya. Bangunan Gereja Ganjuran yang berbentuk pendopo joglo merupakan wujud inkulturasi dengan budaya setempat. Bangunan Joglo mempunyai kerangka bangunan utama yang terdiri atas soko guru gambar 50 berupa empat tiang utama dengan pengeret tumpang songo tumpang sembilan atau tumpang telu tumpang tiga di atasnya. Struktur joglo yang seperti itu, selain sebagai penopang struktur utama bangunan, juga sebagai tumpuan atap bangunan. Hal ini secara simbolis menggambarkan bahwa pada