Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

masyarakat setempat, menjadi dasar bentuk perancangan bangunan Gereja Ganjuran yang baru. Selain menerapkan dan mengadopsi arsitektur setempat, seni musik, lagu dan tarian setempat juga dikembangkan dan digunakan dalam kegiatan liturgial gereja. Sebagai salah satu unsur kebudayaan Jawa, Yogyakarta memiliki bangunan tradisional Jawa yang berfungsi sebagai tempat kediaman sultan Yogyakarta atau dikenal sebagai keraton Yogya. Bangunan keraton dengan bentuk pendopo joglo inilah yang menjadi dasar dalam perancangan bangunan Gereja Ganjuran. Secara visual sangat terlihat bentuk dan dekorasi dari arsitektur tradisional Jawa yang dominan. Dengan arsitektur dan dekorasi gereja yang sedemikian rupa, Gereja Ganjuran memiliki banyak sekali makna simbolis dibaliknya. Dalam pemikiran dan praktik keagamaan, simbol biasa dianggap sebagai gambaran dari realitas transenden atau realitas yang berada di luar kesanggupan manusia. Simbol paling umum ialah tulisan, yang merupakan simbol kata-kata dan suara. Namun simbol bisa merupakan benda sesungguhnya, seperti salib yang sudah menjadi simbol agama Kristen. Berkaitan dengan berbagai keunikan, keberagaman arsitektur dan dekorasi yang terdapat di dalam komplek Gereja Ganjuran serta kaitannya yang erat dengan budaya liturgial gereja dan inkulturasi yang ada, tentunya terdapat berbagai hal menarik dari keomplek Gereja Ganjuran untuk diteliti. Terutama dalam makna simbolis berbagai dekorasi yang ada di komplek Gereja Ganjuran.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dapat diambil beberapa identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Inkulturasi bangunan gereja yang mengadopsi bentuk joglo tumpangsari 2. Bentuk gerbang Gapura masuk ke dalam komplek Gereja Ganjuran. 3. Empat bejana air di sisi kiri dan kanan sebagai simbol empat penginjil. 4. Dekorasi di dalam gereja berupa ukiran simbolik Alkitabiah pada soko guru. 5. Dekorasi di dalam gereja berupa ukiran simbolik Alkitabiah pada molo. 6. Dekorasi di dalam gereja berupa ukiran simbolik Alkitabiah pada blandar. 7. Patung malaikat penjaga tabernakel, “Keraf dan Kerafin”. 8. Tabernakel sebagai tempat sakramen Maha Kudus lambang Kristus. 9. Altar tempat persembahan dengan ukiran anggur dan tangkai gandum, lambang penyerahan hidup abadi. 10. Altar yang dibuat lebih tinggi dari tempat umat. 11. Patung Bunda Maria inkulturasi Hindu Jawa sebagai tempat devosi jalan perantara berkah Tuhan. 12. Bentuk Patung Bunda Maria di luar bangunan gereja sebelum gempa tahun 2006. 13. Bentuk Patung Bunda Maria di luar bangunan gereja pasca gempa tahun 2006. 14. Relief jalan salib sebagai tempat devosi mengenang sengsara dan wafat Kristus, lambang perjalanan hidup Kristiani. 15. Bentuk Candi Hati Kudus Yesus sebagai inkulturasi Hindu Jawa di komplek gereja. 16. Candi Hati Kudus Yesus tempat bertahta patung Yesus dengan busana kebesaran seorang Raja Jawa. 17. Bentuk Berkat Tirta Perwitasari di sekeliling candi 18. Bentuk Berkat Tirta Perwitasari pasca gempa tahun 2006 19. Berkat Tirta Perwitasari di barat dan timur bangunan candi. 20. Dekorasi ukiran motif tumbuhan. 21. Dekorasi ukiran motif burung merpati. 22. Dekorasi relief pada gapura dan jalan salib. 23. Patung Yesus di dalam candi yang dibuat dari batu yang diambil dari Gunung Merapi.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah terkait dengan makna simbolis dekorasi pada komplek Gereja Ganjuran, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk awal Gereja Ganjuran pada tahun 1924? 2. Bagaimana bentuk Gereja Ganjuran pasca gempa tahun 2006? 3. Apa saja jenis dan fungsi berbagai bangunan di komplek Gereja Ganjuran? 4. Bagaimana bentuk dekorasi di komplek Gereja Ganjuran? 5. Apa makna simbolis dekorasi di komplek Gereja Ganjuran?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian batasan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal berikut: 1. Latar belakang sejarah dan bentuk bangunan Gereja Ganjuran pada tahun 1924. 2. Bentuk Gereja Ganjuran pasca gempa tahun 2006. 3. Jenis dan fungsi berbagai bangunan di komplek Gereja Ganjuran. 4. Bentuk dekorasi pada komplek Gereja Ganjuran. 5. Makna simbolis dekorasi pada komplek Gereja Ganjuran.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara teoretis hasil penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan pengetahuan seni rupa pada umumnya dan dekorasi seni bangun religius khususnya. 2. Secara praktis, diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya dan dapat menjadi sumbangan pembelajaran dan pengetahuan tentang dekorasi bangunan Gereja.