Upaya yang Mungkin Dapat Dilakukan Oleh Masyarakat

pemerintah informan pasti akan ikut berpartisipasi, akan membantu sebisa mungkin, dan masyarakat juga akan ikut berpartisipasi.

4.2.2.4.2. Upaya yang Mungkin Dapat Dilakukan Oleh Masyarakat

Upaya pengadaan yang mungkin dapat dilakukan oleh masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.32. Upaya yang Mungkin Dapat Dilakukan Oleh Masyarakat Nomor Informan Upaya yang Mungkin Dapat Dilakukan Oleh Masyarakat untuk Pengadaan Jamban 1 “ Susah, tidak mungkin, jika dilihat dari ekonomi masyarakat di sini akan sulit, pendidikan warga juga yang masih rendah, dan lokasi parit yang dekat ”. “ Susah, kalau menurutku lebih banyak yang tidak setuju”. “ Akan susah kalau menurutku”. 2 “ Caranya??gimana ya, susah itu. Kalau ada bantuan baru mungkin bisa, kalau mengharap dana dari masyarakat sendiri ya, susah...”. “ Arisan Jamban...??, ooohh yang ngumpul-ngumpul uang gitu kan,susah., kalau kami mau-mau saja, tapi yang lainnya kan belum tentu mau, lagian susah itu, berhenti di tengah jalan la itu nanti, gak semua orang bisa bayar uangnya”. “ Mungkin ada yang mau, tapi ada juga yang tidak mau, kita tau sendiri la di desa kita ini kayak mana”. 3 “ Caranya???..gimana ya..susah itu kalau di desa kita ini, kecuali kalau ada bantuan dari pemerintah, kalau mengharap dari masyarakat sendiri pasti susah”. “ Susah, soalnya tau sendiri la di desa ini ada yang setuju ada yang gak, kekompakannya kurang, egois, lagian kalau dijalankan pun pasti akan berhenti di tengah jalan, kendala ekonomi masyarakat yang masih kurang”. “ Susah, gak semua mau”. 4 “ Gimana ya????. harus ada bantuan la, kalau mengharap dari kita sendiri yang membangun jamban akan susah, karena alasan biaya, gak ada uang untuk membangun jamban”. “ Kalau aku bilang pasti susah, banyak yang gak mau, kalau pun dijalankan pasti akan berhenti ditengah jalan”. “ Susah, ada yang mau ada yang gak”. 5 “ Caranya???...sulit, terutama di desa ini, lokasinya juga tidak memungkinkan”. “ Sangat sulit untuk dilakukan”. “ Sulit”. 6 “ Cara agar semua keluarga ada jamban keluarga, harus ada bantuan dari pemerintah la, karena masyarakat belum merasa penting membangun jamban, ditambah lagi karena jarak WC umum cukup dekat”. “ Susah kalau menurutku, ada yang mau ada yang gak”. “ Susah, yang mau mungkin ada tapi yang tidak mau lebih banyak, yang pertama karena kebiasaan tadi, ada juga kan yang ada WC nya tapi tetap tidak menggunakannya, terus karena masalah kebutuhan juga, masih ada yang lebih penting dari pada itu”. 7 “ Caranya?...menurutku dengan bantuan”. “ Setuju, biar lebih mudah”. “ Tergatung, ada yang mau ada yang gak”. 8 “ Caranya aku rasa harus ada bantuan, kalau ditanya pasti kita mau punya WC sendiri, tapi seperti yang aku bilang tadi itu tujuannya belum ke sana”. “ Setuju, tapi kayaknya gak bakalan lancar la, berhenti ditengah jalan la itu”. “ Sebagian menurut ku, ada yang mau ada yang gak”. 9 “ Caranya???...gimana ya? Karena sudah kebiasaan orang buang air besar di sungai dan parit ini kayaknya susah, gak tahu la”. “ Susah kayaknya itu”. “ Ada yang mau ada yang gak la itu”. 10 “ Caranya ya kalau ada bantuan dari pemerintah, kalau dari masyarakat ya tau sendiri la”. “ Kayaknya susah la itu, awalnya saja itu yang lancar”. “ Ada yang mau ada yang gak”. 11 “ Kalau bisa ada bantuan”. “ Kalau itu susah”. “ Ada yang mau ada yang gak”. 12 “ Caranya????....kalau diharuskan dengan dana sendiri kayaknya akan susah, soalnya parit kan dekat, untuk rumah sini buang air besarnya di dekat sana, kalau rumah yang di lapangan sana juga ada parit untuk buang air air besar. Jadi lokasinya strategis la kalau menurutku”. “ Arisan jamban memang bagus kalau semuanya mau ikut membayar jangan berhenti ditengah jalan, tapi sepertinya tidak semudah itu”. “ Kalau ditanya berpartisipasinya kayaknya kurang, kalau bagi yang mampu pasti mau, tapi ada juga itu yang gak mau karena menganggap WC tadi blom yang utama saat ini”. 13 “ Kalau semua harus ada jambannya kayaknya susah, apalagi tidak semua orang merasa perlu kali kan, WC umum dan parit masih dekat, kalau rumah dekat sungai buang airnya juga di sungai itu kan”. “ Arisan jamban???...dipungut uang tiap bulan.., bisa juga kalau semua mau”. “ Susah..masalah ekonomi tadi la kan, ada yang setuju ada yang gak”. 14 “ Caranya??...kalau ditanya samaku gitu ya, menurutku harus ada bantuan”. “ Arisan jamban kayaknya susah, masyarakat sini ada yang gak mau ada yang iya, kecuali misalnya dibuat bagi yang mau saja”. “ Tergantung... gak semua mau”. Tabel 4.32. di atas dapat dilihat bahwa 9 orang informan mengatakan bahwa cara agar semua keluarga bisa membangun jamban yaitu dengan adanya bantuan dari pemerintah, karena masyarakat masih merasa tidak perlu membangun WC, dan masyarakat sudah biasa buang air besar di parit. Satu orang informan mengatakan susah dilakukan karena tingkat ekonomi dan pendidikan masyarakat yang masih rendah, lokasi parit cukup dekat, 1 orang informan mengatakan sulit dilakukan karena lokasi tidak memungkinkan, 2 orang informan mengatakan sulit dilakukan karena masyarakat tidak merasa perlu, dan jarak WC umumparit cukup dekat, 1 orang informan lainnya mengatakan tidak tahu. Kemudian 8 orang informan mengatakan arisan jamban akan susah dan tidak mungkin dilakukan di Desa Pargarutan Tonga, alasannya karena masyarakat kurang kompak, tidak semua mau berpartisipasi, akan berhenti ditengah jalan, tingkat ekonomi masyarakat yang masih rendah, kemudian 5 orang informan mengatakan bahwa setuju dilakukan arisan jamban asalkan semua warga ikut berpartisipasi, akan membayar dengan lancar, tidak akan berhenti di tengah jalan, dan setuju karena arisan jamban bisa mempermudah pengadaan jamban, kemudian 1 orang informan mengatakan akan susah dilakukan kecuali bagi keluarga yang mau ikut saja. Keseluruhan informan mengatakan bahwa tidak semua masyarakat mau berpartisipasi dalam arisan jamban karena ada yang menganggap WC itu belum menjadi kebutuhan yang prioritas, sulitnya masalah ekonomi, dan kebiasaan buang air besar di paritsungaiWC umum. BAB V PEMBAHASAN

5.1. Faktor Pemudah

Faktor pemudah yaitu faktor-faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang. Adapun yang menjadi faktor pemudah dalam penelitian ini adalah: pengetahuan, sikap, pekerjaan, pendidikan, penghasilan, budaya. 5.1.1. Pendidikan Informan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pendidikan terakhir informan yang paling banyak adalah SMP yaitu 7 orang dan paling sedikit adalah SD yaitu 3 orang. Menurut pengamatan peneliti tingkat pendidikan informan yang tidak memiliki jamban keluarga masih rendah, karena rata-rata tingkat pendidikan informan adalah SMP. Hal tersebut bisa saja menjadi faktor kenapa sampai saat ini belum mempunyai jamban keluarga. Pendidikan dapat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang termasuk pengetahuan tentang pentingnya jamban keluarga sebagai tempat pembuangan tinja. Selain itu informan masih menganggap jamban keluarga kurang begitu penting. Penelitian Sutedjo 2003, menyatakan bahwa alasan masyarakat pada dua desa di Kabupaten Rembang tidak memiliki dan menggunakan jamban keluarga adalah belum tahu manfaat jamban. Notoatmodjo 2003, mengatakan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka, semakin mudah juga bagi orang tersebut untuk menerima informasi dan pada akhirnya semakin banyak pengetahuan yang mereka miliki juga. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Junaidi 2002, menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kepemilikan jamban