Sikap Informan Faktor Pemudah

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sari 2011 mengatakan bahwa tingkat pengetahuan mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepemilikan jamban keluarga.

5.1.5. Sikap Informan

Sikap Informan adalah tanggapan atau pendapat informan tentang jamban dan upaya pengadaannya yang meliputi: sikap informan tentang setiap keluarga yang harus memiliki jamban keluarga, sikap informan tentang anggota keluarga yang seharusnya buang air besar di jamban keluarga, sikap informan tentang penyakit yang dapat ditularkan lewat kotoran manusia, sikap informan tentang petugas kesehatan melakukan penyuluhan tentang jamban, sikap informan tentang perlunya masyarakat mendengarkan penyuluhan tentang jamban, sikap informan tentang masyarakat perlu melakukan upaya pengadaan jamban keluarga. 5.1.5.1. Sikap Informan tentang Setiap Keluarga yang Harus Memiliki WC Sendiri Hasil penelitian, 12 orang informan mengatakan setuju jika setiap keluarga harus memiliki WCjamban keluarga sendiri asalkan ada biaya pembuatannya, alasan informan mengatakan setuju karena WC itu penting, lebih sehat, lebih mudah dan tidak repot jika ingin buang air besar, lebih tertutup, buang air besarnya lebih teratur, lebih nyaman. Satu orang informan mengatakan tidak setuju karena jarak ke parit cukup dekat, 1 orang informan mengatakan tidak setuju karena rumahnya tidak memenuhi syarat untuk membangun jamban, jarak rumah dengan tetangga cukup dekat, dan jarak penampungan tinja dengan sumur terlalu dekat. Peneliti berasumsi bahwa sebenarnya kebanyakan informan ingin sekali memiliki WC sendiri, karena informan sudah mengetahui manfaat dari WC itu. Namun informan tidak bisa menjangkaunya karena biaya pembuatan jamban yang mahal. Ada juga yang mengatakan tidak memungkinkan untuk membuat WC karena kondisi rumahnya tidak memenuhi syarat untuk membangun jamban, jarak rumah dengan tetangga cukup dekat, dan jarak penampungan tinja dengan sumur terlalu dekat. Penelitian Sari 2011 menyatakan bahwa sikap mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepemilikan jamban keluarga. Menurut Notoatmodjo 2003 menyatakan sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. 5.1.5.2. Sikap Informan tentang Anggota Keluarga yang Seharusnya Buang Air Besar di WCJamban Keluarga Hasil wawancara, 8 orang informan setuju seharusnya buang air besar di WCjamban keluarga alasannya karena lebih sehat, lebih tertutup, tidak kelihatan, kotoran langsung hanyut, lebih mudah dan tidak repot. Kemudian 3 orang informan I-5, I-8, I-9 mengatakan tidak setuju karena jarak ke paritsungai yang cukup dekat, kotoran langsung hanyut, 1 orang informan I-1 mengatakan tidak setuju karena lebih baik jika buang air besar di lubang yang digali kemudian ditutup kembali dengan tanah. Satu orang informan I-12 mengatakan tidak masalah buang air besar di parit selama jaraknya dekat. Satu orang informan I-6 mengatakan setuju di jamban keluarga apabila malam hari dan sekali-kali di WC umum untuk menghemat air. Berdasarkan jawaban informan tersebut peneliti berasumsi bahwa sikap informan yang berbeda-beda yaitu ada yang setuju dan ada tidak setuju ini disebabkan karena pengetahuan dari informan yang juga berbeda-beda, maksudnya pengetahuan informan ada yang baik dan ada yang tidak baik. Delapan orang informan mengatakan setuju karena sudah mengetahui manfaat dari jamban keluarga. Sedangkan 6 orang lainnya belum sepenuhnya mengetahui manfaat dari jamban keluarga. Azwar 2009 mengatakan struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif. Suiraoka 2012 mengatakan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sebagai ranah perilaku kesehatan masyarakat tersebut dapat ditingkatkan melalui upaya pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh para petugas kesehatan.

5.1.5.3. Sikap Informan tentang Penyakit yang Dapat Ditularkan Lewat Kotoran Manusia

Hasil wawancara, 8 orang informan mengatakan bahwa penyakit bisa ditularkan tinja manusia karena banyak kuman, virus, dan cacing. Satu orang informan mengatakan penyakit bisa ditularkan lewat air minum yang tercemar oleh tinja. Satu orang informan mengatakan nama penyakit yang ditularkan oleh tinja manusia adalah diare. Satu orang informan mengatakan nama penyakitnya adalah cacingan. Satu orang informan mengatakan penyakit yang bisa ditularkan adalah cacingan dan diare. Kemudian 2 orang informan I-1, I-2 mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang dapat ditularkan lewat kotoran manusia. Menurut pengamatan peneliti, sikap informan yang berbeda ini disebabkan karena tingkat pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki oleh ke 14 informan yang juga berbeda-beda. Tingkat pendidikan memengaruhi kemampuan seseorang dalam memahami sesuatu, selanjutnya pemahaman akan membentuk sikap seseorang. Secord Backman dalam Azwar 2009 mendefenisikan sikap sebagai “keteraturan tertentu dalam hal perasaan afeksi, pemikiran kognisi, dan predisposisi tindakan konasi seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya”.

5.1.5.4. Sikap Informan tentang Petugas Kesehatan Melakukan Penyuluhan tentang Jamban

Hasil penelitian, 12 orang informan mengatakan bahwa petugas kesehatan perlu melakukan penyuluhan tentang jamban keluarga alasannya karena WC itu perlu dan masyarakat mendapat informasi tentang jamban. Satu orang informan I-1 mengatakan tidak setuju karena lebih sehat buang air besar di lubang yang kemudian ditutup dengan tanah, kemudian 1 orang informan lainnya I-9 mengatakan tidak setuju karena menurutnya lebih bagus di sungai. Menurut pengamatan peneliti, sikap informan yang setuju dan tidak setuju ini disebabkan oleh pengetahuan informan yang berbeda-beda. Informan yang setuju ingin agar petugas kesehatan memberikan informasi kepada masyarakat, dan agar bisa bertukar pikiran. Informan sudah tahu manfaat dari penyuluhan. Sebaliknya informan yang tidak setuju dapat disebabkan karena tidak mengetahui manfaat dari penyuluhan itu sendiri.

5.1.5.5. Sikap Informan tentang Masyarakat Mendengarkan Penyuluhan tentang Jamban

Hasil penelitian, 12 orang informan mengatakan bahwa masyarakat perlu mendengarkan penyuluhan tentang jamban alasannya supaya masyarakat mengetahui informasi mengenai jamban. Kemudian 2 orang informan mengatakan tidak setuju jika masyarakat perlu mendengarkan penyuluhan mengenai jamban karena menurut mereka WC itu tidak sehat. Menurut pengamatan peneliti, sikap informan yang setuju disebabkan karena informan merasa perlu untuk mendapatkan informasi, dan ingin mengetahui lebih banyak lagi mengenai jamban keluarga. Informan ini sudah mengetahui manfaat dari pentingnya mendengarkan penyuluhan. Sedangkan sikap informan yang tidak setuju dapat disebabkan oleh karena kurangnya pengetahuan dan rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh informan, sehingga menganggap tidak merasa perlu mendengarkan penyuluhan. Padahal mendengarkan penyuluhan tentang jamban keluarga ini sangat penting. Melalui penyuluhan informan dapat meningkatkan pengetahuan dan dapat mengubah sikap tentang jamban keluarga.

5.1.5.6. Sikap Informan tetang Masyarakat Perlu Melakukan Upaya Pengadaan Jamban Keluarga

Hasil penelitian, 8 orang informan setuju tentang masyarakat yang perlu melakukan pengadaan jamban keluarga asalkan ada biaya untuk membuatnya. Dua orang informan mengatakan susah dilakukan karena masyarakat tidak merasa penting, belum menjadi hal yang prioritas , jarak parit dan WC umum juga cukup dekat. Dua orang informan mengatakan tidak setuju karena menurut mereka WC itu kotor dan tidak sehat. Kemudian dua orang informan lainnya mengatakan WC itu tidak terlalu penting karena jarak WC umumparit cukup dekat, dan masih ada keperluan lain yang lebih penting. Pernyataan informan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap informan tentang masyarakat yang perlu melakukan upaya pengadaan jamban keluarga berbeda-beda, ada yang setuju ada yang tidak. Alasannya mengatakan tidak setuju karena masalah biaya pembuatan jamban yang mahal sehingga informan tidak dapat menjangkaunya, jarak tempat pembuangan kotoran manusia yang dekat, dan kebiasaan buang air besar yang sudah turun-temurun. Penelitian Sutedjo 2003, menyatakan bahwa alasan masyarakat pada dua desa di Kabupaten Rembang tidak memiliki dan menggunakan jamban keluarga adalah tidak mempunyai biaya untuk membangun jamban, nyaman dan praktis di tegalan, belum tahu manfaat jamban, nyaman di sungai dan tidak biasa di jamban. 5.1.6. Budaya informan 5.1.6.1. Kebiasaan Buang Air Besar di SungaiParitWC Umum