Upaya Oleh Pemerintah Upaya Pengadaan Jamban

2.7. Upaya Pengadaan Jamban

2.7.1. Upaya Oleh Pemerintah

a. STBM Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan Depkes RI, 2008. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Tanggal 9 September 2008, Nomor 852MenkesSKIX2008 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, sanitasi total adalah kondisi suatu komunitas yang telah mencapai lima pilar Rye, 2010 : 1. Tidak Buang Air Besar BAB sembarangan Stop BABS 2. Mencuci tangan pakai sabun CTPS 3. Mengelola air minum dan makanan yang aman 4. Mengelola sampah dengan benar 5. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman Prinsip pembiayaan dalam kegiatan STBM adalah meniadakan subsidi bagi masyarakat untuk penyediaan fasilitas sarana sanitasi dasar, yang meliputi sarana buang air besar jamban, sarana tempat cuci tangan TCT, sarana pengelolaan air minum rumah tangga, sarana tempat pembuangan sampah TPS, dan sarana pembuangan air limbah SPAL. Pokok-pokok pembiayaan STBM dilaksanakan melalui Rye, 2010: 1 Menggali potensi masyarakat untuk membangun sarana sanitasi secara mandiri. 2 Mengembangkan solidaritas sosial gotong royong. 3 Menyediakan subsidi diperbolehkan, apabila untuk pembangunan fasilitas sanitasi komunal. Untuk daerah pedesaan dilakukan upaya peningkatan perilaku higienis dan peningkatan akses sanitasi dasar jamban keluarga melalui kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STBM Biro Kepegawaian Setjen Kemenkes RI, 2011. b. PNPM Program Nasional Pemberdayan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan PPK, yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat. Visi PNPM Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan. Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah: 1 peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya; 2 pelembagaan sistem pembangunan partisipatif; 3 pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal; 4 peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat; 5 pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, 2008. Dalam rangka mencapai visi dan misi PNPM Mandiri Perdesaan, strategi yang dikembangkan PNPM Mandiri Perdesaan yaitu menjadikan rumah tangga miskin RTM sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembangunan partisipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar desa. Tujuan Umum PNPM Mandiri Perdesaan adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Tujuan khususnya meliputi Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, 2008: a. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan. b. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan mendayagunakan sumber daya lokal. c. Mengembangkan kapasitas pemerintah desa dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif. d. Menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan oleh masyarakat. e. Melembagakan pengelolaan dana bergulir. f. Mendorong terbentuk dan berkembangnya Badan Kerja Sama Antar Desa BKAD g. Mengembangkan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan. Melalui program pembangunan yang direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh masyarakat ini, warga dapat melestarikan kegiatan dan bahkan melahirkan inovasi sehingga memunculkan kegiatan pengembangannya yang bermanfaat terutama bagi masyarakat miskin. Selain membantu dalam penyediaan sarana air besih, juga mampu mengatasi persoalan lain dengan mengembangkan kegiatan pendukung untuk meningkatkan kesehatan lingkungan di desa melalui penyediaan jamban keluarga Anonimous, 2010. c. Program Pekan Sanitasi Pekan Sanitasi adalah pekan di mana masyarakat yang belum memiliki jamban dan sarana air bersih, dapat melaksanakan pembangunan jamban dan sarana sanitasi secara serentak. Pekan Sanitasi merupakan bagian dari kegiatan Gerakan Jum’at Bersih GJB yang dicanangkan tahun 1994, Gerakan Jum’at Bersih ini bertujuan untuk membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui kegiatan keagamaan dan sosial. Tujuannya adalah untuk meningkatkan cakupan pemanfaatan jamban dan air bersih untuk melindungi masyarakat dari ancaman penyakit menular terutama diare. Khususnya untuk meningkatkan jumlah keluarga yang memiliki jamban dan sarana air bersih, meningkatkan jumlah keluarga yang memanfaatkan dan memelihara kebersihan jamban dan memelihara sarana air bersih, meningkatkan jumlah keluarga yang mampu melakukan upaya rehidrasi oral URO dan terapi rumah tangga untuk penderita diare. Pelaksanaan Pekan Sanitasi harus didukung secara gencar dengan kegiatan kampanye dan penyuluhan kegiatan melalui jalur media elektronik dan non elektronik untuk mendapatkan dukungan politis dari semua pihak, untuk terciptanya suasana dan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan kampanye dan penyuluhan ini akan dilaksanakan sebelum hari H dan setelah hari H pada setiap tahapan Maret, Juli dan November. Pada tahap awal Pekan Sanitasi dilaksanakan di daerah kerjasama RI-UNICEF, tahap berikutnya akan dilaksanakan seluruh Indonesia Syafei, 2009.

2.7.2. Upaya Oleh Masyarakat