bakteri anaerob dan fakultatif anaerob dapat tumbuh subur, yang akan berfungsi pada proses berikutnya.
b. Proses Biologis
Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob dan fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik alam sludge dan scum.
Hasilnya, selain terbentuk gas dan zat cair lainnya, adalah juga pengurangan volume sludge, sehingga memungkinkan septic tank tidak
cepat penuh. Kemudian cairan “enfluent” sudah tidak mengandung bagian- bagian tinja dan mempunyai BOD yang relatif rendah. cairan enfluent ini
akhirnya dialirkan keluar melalui pipa dan masuk ke dalam tempat perembesan.
2.5.5. Cara Memilih Jenis Jamban
Cara memilih jenis jamban adalah Proverawati, 2012: 1.
Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air 2.
Jamban tangki septikleher angsa digunakan untuk: a.
Daerah yang cukup air b.
Daerah yang padat penduduk, karena dapat menggunakan “multiplelatrine” yaitu satu lubang penampungan tinjatangki septik
digunakan oleh beberapa jamban satu lubang dapat menampung kotorantinja dari 3-5 jamban
c. Daerah pasang surut, tempat penampungan kotorantinja hendaknya
ditinggikan kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang.
2.5.6. Syarat-Syarat Jamban Sehat
Menurut Depkes RI 2007 dalam Sitinjak 2011, jamban yang memenuhi syarat adalah:
1. Kotoran tidak mencemari permukaan tanah, air tanah dan air permukaan
2. Cukup terang
3. Tidak menjadi sarang serangga nyamuk, lalat, lipan, dan kecoa
4. Selalu dibersihkan agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap
5. Cukup lobang angin
6. Tidak menimbulkan kecelakaan
Syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan kesehatan menurut Ehlers dan Steel adalah Entjang, 2000:
a. Tidak boleh mengotori tanah permukaan.
b. Tidak boleh mengotori air permukaan.
c. Tidak boleh mengotori air dalam tanah.
d. Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai tempat lalat bertelur atau
perkembang biakan vektor penyakit lainnya. e.
Kakus harus terlindung dari penglihatan orang lain. f.
Pembuatannya mudah dan murah.
Agar persyaratan ini dapat terpenuhi maka perlu diperhatikan antara lain Entjang, 2000 :
a. Sebaiknya jamban tertutup, artinya bangunannya terlidung dari panas hujan,
serangga dan binatang lain juga terlindung dari pandangan orang. b.
Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat serta tempat berpijak yang kuat.
c. Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak
mengganggu pemandangan, tidak menimbulkan bau. d.
Sedapat mungkin disedikan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih.
e. Sebaiknya letak jamban dari sumber air bersih adalah kurang lebih 10
meter. Suatu jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut Notoatmodjo, 2003: 1.
Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut. 2.
Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya. 3.
Tidak mengotori air tanah di sekitarnya. 4.
Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa, dan binatang-binatang lainnya.
5. Tidak menimbulkan bau.
6. Mudah digunakan dan dipelihara maintanance.
7. Sederhana desainnya.
8. Murah.
9. Dapat diterima oleh pemakainya.
Agar persyaratan-persyaratan ini dapat dipenuhi, maka perlu diperhatikan antara lain hal-hal sebagai berikut Notoatmodjo, 2003:
1. Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan jamban terlindung dari
panas dan hujan, serangga dan binatang-binatang lain, terlindung dari pandangan orang privacy dan sebagainya.
2. Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak
yang kuat dan sebagainya. 3.
Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, dan sebaginya.
4. Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas
pembersih. Bangunan kakus yang memenuhi syarat kesehatan terdiri atas Entjang, 2000:
1. Rumah kakus: agar pemakai terlindung.
2. Lantai kakus: sebaiknya ditembok agar mudah dibersihkan.
3. Slab tempat kaki memijak waktu si pemakai jongkok.
4. Closet lubang tempat faeces masuk.
5. Pit sumur penampungan faeces cubluk.
6. Bidang resapan.
2.5.7. Pemeliharaan Jamban