Tahap Studi Pendahuluan Langkah-langkah Pengembangan Model

karena tujuan dari supervisi klinis terpadu pada penelitian ini adalah untuk peningkatan kinerja guru Madrasah Aliyah. Dalam penelitian ini, indikator yang dimaksud dalam kinerja guru adalah yang sesuai dengan yang ditetapkan oleh Kemendiknas, yaitu: 1 Perencanaan Pembelajaran, 2 Pelaksanaan Pembelajaran yang Aktif dan Kreatif yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup, 3 Penilaian Pembelajaran. 253

3. Uji Lapangan

Uji lapangan meliputi uji coba terbatas dan uji coba luas. Uji coba terbatas dilakukan pada satu Madrasah Aliyah melalui tiga siklus kegiatan. Tujuan uji coba terbatas adalah untuk memperoleh deskripsi penerapan model, kebermaknaankelayakan model dan perbaikan model. Kekurangan-kekurangan pada siklus satu dapat diperbaiki pada siklus dua, dan kekurangan pada siklus dua akan diperbaiki pada siklus tiga. Pada uji coba terbatas yang diamati lebih difokuskan pada proses. Uji coba terbatas akan dilakukan di satu Madrasah Aliyah di Kabupaten Serang, yaitu di MA Bismillah, Barugbug, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang. Alasan MA Bismillah dijadikan sebagai lokasi uji coba terbatas dikarenakan sekolah tersebut berkate gori ―sedang‖ dari sisi lokasi dan akreditasi, artinya lokasi MA Bismillah terletak di daerah yang belum kota, tetapi juga tidak terlalu kampung, dan akreditasi MA Bismillah adalah ―B‖. Menurut Wina Sanjaya, bahwa pemilihan sekolah yang dijadikan uji terbatas adalah 253 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru, Jakarta: Kemendiknas, 2012, h. 10. sekolah yang berkategori ―sedang‖. Hal ini dimaksudkan agar produk yang dikembangkan dapat digunakan dalam berbagai kategori sekolah. 254 Kegiatan uji coba terbatas dilakukan dalam beberapa siklus. Setelah implementasi siklus tiga dievaluasi, kemudian dilakukan revisi dan diujicobakan pada uji luas. Pada uji luas, penilaian dilakukan melalui penilaian awal dan penilaian akhir. Hal ini dilakukan untuk melihat pengaruh modelkeberhasilan model. Tujuan uji coba luas adalah untuk menghasilkan model supervisi klinis terpadu pada Madrasah Aliyah di Kabupaten Serang dan Kota Serang, Banten. Uji coba luas dilaksanakan pada tiga Madrasah Aliyah dengan kategori MA di daerah, MA di semi kota, dan MA di kota, yaitu MA Islamiyah, MAN I Kota Serang, dan MAN II Kota Serang. Hal ini sesuai dengan pendapat Wina Sanjaya, bahwa lokasi yang dijadikan uji coba luas adalah yang melibatkan kategori sekolah yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana efektifitas produk pendidikan yang telah dikembangkan dan diujicobakan jika diterapkan di kategori sekolah yang berbeda. 255 Langkah-langkah dalam uji coba lapangan adalah sebagai berikut: 1. Studi awal dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi sekolah tempat uji lapangan terbatas dan uji luas. 2. Persiapan uji coba dilakukan dengan cara memperkenalkan model yang akan dikembangkan kepada kepala sekolah dan guru melalui penyampaian informasi, diskusi, serta kolaborasi. 254 Wina Sanjaya, Op. Cit., h. 143. 255 Ibid., h. 145. 3. Pembagian tugas kepada kepala sekolah dan guru akan dilibatkan dalam uji lapangan. 4. Implementasi uji lapangan. Pelaksanaannya dilakukan melalui kegiatan: a. Pelatihan SQ yang dilaksanakan oleh para guru dan kepala sekolah b. Implementasi supervisi klinis terpadu di kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah, guru dan peneliti bertindak sebagai observasi partisipan. c. Evaluasi terhadap rancangan dan implementasi. d. Revisi dan penyempurnaan model sehingga menjadi model final. Untuk memperoleh model yang diharapkan, peneliti mengembangkan draft bakal model panduan yang langkahnya adalah sebagai berikut; 1 Mengumpulkan beberapa panduan tentang supervisi yang lazim digunakan dalam pembinaan kinerja guru Madrasah Aliyah dan panduan tentang lesson study serta panduan tentang pelatihan SQ, 2 Mengkaji panduan-panduan tersebut dengan cara mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan masing-masing panduan dilihat dari relevansi substansi supervisi dengan kebutuhan lingkungan yang ada di dalamnya, 3 Memanfaatkan kelebihan atau hal-hal yang dianggap baik dari masing- masing panduan pelaksanaan tersebut sebagai dasar untuk membuat draft panduan supervisi, 4 Menyusun draft panduan supervisi dengan mempertimbangkan a teori supervisi klinis yang baik, teknik-teknik pelatihan SQ dan konsep lesson study b hasil kajian dari supervisi klinis terpadu, dan c masukan dari