mengambil kesimpulan harus melihat semua sudut pandang secara bijaksana dan mendengarkan suara hati nurani.
6. Pembanding
Yaitu membanding-bandingkan segala sesuatu dengan persepsi pribadi.Biasanya seseorang sering menilai segala sesuatu berdasarkan perbandingan pengalaman yang
telah dialami sebelumnya dan bayangan yang diciptakan sendiri di alam pikirannya. Paradigma penilaian di dalam pikiran begitu mudah berubah, hanya dalam hitungan
sepersekian detik saja. Bisa dibayangkan, betapa lingkungan dengan cepatnya menciptakan dan mengubah pikiran setiap saat. Akhirnya menjadi korban hasil bentukan
lingkungan. Inilah yang harus dijaga, keteguhan pikiran dan prinsip sebagai tolak ukur, bukan lingkungan.
Jadi, seharusnya memeriksa pikiran terlebih dahulu sebelum menilai segala sesuatu, jangan melihat sesuatu karena pikiran sendiri, tetapi lihatlah sesuatu karena apa
adanya
7. Literatur
Dewasa ini, banyak berbagai literatur yang dapat mempengaruhi pemikiran manusia yang membacanya. Seperti kini berbagai literatur banyak menekankan
pentingnya skill pembentuk kepribadian sebagai penuntun kesuksesan, Contohnya The Seven Habbits of Highly Effective People oleh Steven R. Covey, The Magic of Thinking Big
karya David J. Schwart, dan yang lainnya. Bahwa keberhasilan seseorang banyak ditentukan oleh teknik luar, seperti teknik membuat orang lain senang dengan cara
memberi senyuman; orientasi pada minat orang lain; pura-pura mendengar pada saat orang lain berbicara; sering menyebut dan mengingat nama orang lain, dan masih
banyak lagi. Pada prinsipnya, semuanya sebatas teori yang menyentuh permukaan yang tidak menerobos ke akarnya. Dalam arti, hanya sebatas kulit dan cenderung basa-basi.
Akibatnya, menghasilkan orang yang berprinsip pada penghargaan semata. Namun pada saat dia kehilangan penghargaan itu, dia menjadi rapuh.
5. Meningkatkan Spiritual Quotient
Para ahli dan penulis-penulis buku kecerdasan spiritual banyak menawarkan langkah-langkah untuk meningkatkan kecerdasan spiritual. Meskipun secara sepintas
terlihat berbeda, pada dasarnya semua mengarah pada hal yang sama, yakni menjadikan hidup ini lebih bermakna, sukses dan bahagia.
Zohar dan Marshall mengemukakan tujuh langkah untuk meningkatkan kecerdasan spiritual, yakni sebagai berikut :
Langkah 1: Seseorang harus menyadari di mana dirinya sekarang. Langkah 2: Merasakan dengan kuat bahwa dia ingin berubah
Langkah 3: Merenungkan apakah pusatnya sendiri dan apakah motivasinya yang paling dalam
Langkah 4: Menemukan dan mengatasi rintangan Langkah 5: Menggali banyak kemungkinan untuk melangkah maju
Langkah 6: Menetapkan hati pada sebuah jalan
Langkah 7: Dan akhirnya, sementara melangkah di jalan yang dipilih sendiri, harus tetap sadar bahwa masih ada jalan-jalan yang lain.
185
Untuk langkah pertama, seseorang harus menyadari dimana dirinya sekarang. Misalnya, bagaimana situasinya saat ini? Apakah konsekuensi dan reaksi yang
ditimbulkannya? Apakah dirinya membahayakan dirinya sendiri atau orang lain? Langkah ini menuntut seseorang untuk menggali kesadaran diri, yang pada gilirannya
menuntut menggali kebiasaan merenungkan pengalaman. Banyak orang yang tidak pernah merenung, hanya hidup dari hari ke hari, dari aktivitas ke aktivitas, dan
seterusnya. SQ yang lebih tinggi berarti sampai pada kedalaman dari segala hal, memikirkan segala hal, menilai diri sendiri dan perilaku dari waktu ke waktu. Paling baik
dilakukan setiap hari. Ini dapat dilakukan dengan menyisihkan beberapa saat untuk berdiam diri, berzikir setiap hari, shalat tahajud di keheningan malam tiap malam,
berkumpul dengan ulam adan orang shalih, atau sekedar mengevaluasi setiap hari sebelum jatuh tertidur di malam hari.
Sedangkan langkah kedua, setelah renungan mendorong untuk merasa bahwa perilaku, hubungan, kehidupan, atau hasil kerja dapat lebih baik, maka harus ingin
berubah. Ini akan menuntut memikirkan secara jujur apa yang harus ditanggung demi perubahan itu dalam bentuk energi dan pengorbanan. Apakah siap berhenti untuk
bermalas-malasan, ngobrol yang tidak perlu, nongkrong di jalanan? Memberikan perhatian lebih besar untuk mendengarkan diri sendiri atau orang lain? Menjalankan
disiplin sehari-hari, seperti membaca buku, menelaah Al-Quran, atau sekedar membantu ibu di dapur.
185
Danah Zohar dan Ian Marshall, Op.Cit., h. 231-233.