Indikator Kinerja Guru KINERJA GURU
berintikan interaksi antara guru dengan murid. Ternyata eksistensi guru dalam pendidikan menempati posisi kunci dalam mencapai tujuan pendidikan. Guru
dikatakan berhasil atau tidaknya dilihat dari kesuksesannya dalam menjalankan tugasnya secara proporsional dan profesional. Hal ini sesuai dengan firman Allah
Swt.:
Artinya: “Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan
mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-kitab Al-Quran dan Al-Hikmah As-
Sunnah serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.”QS: Al-Baqarah: 129.
225
Berdasarkan firman Allah swt.di atas, al-Nahlawi dalam Ramayulis
226
menyimpulkan bahwa tugas pokok seorang guru dalam pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1. Tugas pensucian yakni pengembangan, pembersihan jiwa murid agar dapat mendekatkan diri kepada Allah, menjauhkannya dari keburukan, dan
menjaganya agar tetap berada pada fitrahnya. 2. Tugas pengajaran, yakni menyampaikan berbagai pengetahuan dan
pengalaman kepada murid untuk direalisasikan dalam tingkah laku dan kehidupan.
225
Departemen Agama RI, Al- Qur‟an dan Terjemahnya Bandung, PT. Syamil Cipta
Media, 2005, h. 33.
226
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008, h. 63.
Apa yang dikemukakan al-Nahlawi di atas, jelaslah bahwa tugas guru amat luas, baik yang terkait dengan tujuan dan fungsinya dalam pendidikan Islam,
yakni untuk membersihkan, memperbaiki dan menyempurnakan jiwa murid dan terus sampai menjadi amal perbuatannya sehari-hari. Disamping itu, guru juga
menjaga, mengembangkan, dan mempertahankan nilai-nilai dasar agar tidak ditaklukkan oleh pengaruh-pengaruh luar yang tidak baik.
Berdasarkan hasil Konferensi Internasional di Makkah tahun 1977, istilah guru mengandung tiga konsep sekaligus, yaitu al-
murabbī, al-mu‟allim, dan al- mu‟addib.
227
Istilah al- murabbī mengisyaratkan bahwa seorang guru harus orang
yang memiliki sifat seperti Allah Swt. seperti bijaksana, bertanggung jawab, kasih sayang terhadap peserta didik dan berpengetahuan tentang Allah Swt. Konsep al-
mu‟allim mengandung makna bahwa mereka adalah seorang ilmuwan, yakni menguasai ilmu teoretis dan komitmen yang tinggi dalam mengembangkan ilmu
yang dimilikinya. Sedangkan al- mu‟addib mencakup makna integral antara ilmu
dan amal sekaligus. Dalam pendidikan Islam, tugas guru yang utama menurut al-Ghazali
dalam Ramayulis
228
adalah menyempurnakan, membersihkan, mensucikan, serta membawa hati manusia untuk ber-taqarrub kepada Allah swt., karena pendidikan
adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ramayulis menjelaskan bahwa tugas guru dibagi menjadi dua macam,
yakni tugas secara umum, dan tugas secara khusus.
229
Pertama, tugas secara
227
M. Chatib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996, h.11.
228
Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, Jakarta: Kalam Mulia, 2013, h.12.
229
Ibid., h.13.
umum, adalah sebagai warasatul anbiyā, yang pada hakikatnya mengemban misi
rahmatan lil‟ālamīn, yakni suatu misi yang mengajar manusia untuk tunduk dan patuh pada hukum-hukum Allah, guna keselamatan hidup di dunia dan di
akhirat.
230
Misi ini kemudian dikembangkan melalui pembentukan kepribadian yang berjiwa tauhid, kreatif, beramal shaleh dan bermoral tinggi.
Kedua, tugas secara khusus, yaitu: 1 sebagai pengajar instruksional yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program
pengajaran yang telah di susun, dan penilaian setelah program itu dilaksanakan. Sebagai guru educator yang mengerahkan murid pada tingkat kedewasaaan yang
berkepribadian insān kāmīl, seiring dengan tujuan Allah menciptakan manusia, 2
sebagai pemimpin manajerial, yang memimpin dan mengendalikan diri sendiri, murid dan masyarakat yang terkait.
231
Menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas program yang
dilakukan. Ahmad D. Marimba mengemukakan pula tugas seorang guru antara lain:
1. Membimbing murid dan mencari pengenalan terhadap murid, terhadap kebutuhan dan kesanggupannya, 2. Menciptakan situasi untuk pendidikan, 3.
Guru harus memiliki pengetahuan yang diperlukan, dan pengetahuan keagamaan.
232
Sedangkan menurut Undang-undang No.20 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional, Bab XI Pasal 39 ayat 1 dan 2, dimuat tentang tugas-tugas guru, yaitu:
230
Ibid.
231
Ibid.
232
Ahmad D.Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: al- Ma‘arif,
1980, h.37.
Ayat 1 sebagai berikut: ―Tenaga kependidikan bertugas melaksankan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis
untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan .‖ Ayat 2 sebagai
berikut: ―guru merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada msyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan tinggi.
‖
233
Disamping hal di atas, juga terdapat dalam pasal 40 ayat 2, yaitu guru berkewajiban:
1 Menciptakan komitmen pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis
2 Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan
3 Memberikan teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
234
Tugas guru lebih rinci dapat dipahami dalam buku Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru, dalam uraian tugas guru,
235
yaitu: 1. Merencanakan Pembelajaran
Guru wajib membuat Rencana Pembelajaran RPP pada awal tahun atau awal semester, sesuai dengan rencana kerja sekolah. Kegiatan rencana
233
Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru, Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, 2008, h.4.
234
Kementrian Agama RI, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2013, h.27.
235
Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit., h.4-8.