Kualitas Pembelajaran Menulis Cerpen

commit to user 138 Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus III dikatakan berhasil. Peningkatan terjadi pada beberapa indikator dibandingkan siklus sebelumnya. Nilai rata-rata kelas maupun ketuntasan klasikal telah mencapai sesuai dengan indikator kinerja. Meskipun demikian, penelitian dipandang cukup untuk dilaksanakan mengingat kesempatan yang diberikan kepala sekolah untuk melaksanakan tindakan telah habis.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasar pada permasalahan yang dirumuskan dalam bagian pendahuluan serta paparan hasil penelitian, berikut ini dijabarkan pembahasan hasil penelitian yang meliputi kualitas pembelajaran dan keterampilan menulis cerpen siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Sukoharjo.

1. Kualitas Pembelajaran Menulis Cerpen

Tindakan-tindakan berupa penerapan metode peta pikiran mind mapping yang dilaksanakan dalam tiap siklus mampu meningkatkan kualitas pembelajaran menulis cerpen siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Sukoharjo. Hal ini dapat dilihat pada indikator-indikator berikut: a. Keaktifan Siswa Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis cerpen mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari antusiasme siswa untuk bertanya serta mengerjakan tugas-tugas yang diberikan tanpa rasa enggan. Hal ini berbeda dengan kondisi awal pembelajaran menulis cerpen sebelum tindakan. Dari pantauyan peneliti, keaktifan siswa pada commit to user 139 siklus I diindikasikan mencapai 41,2 14 siswa. Pada siklus II keaktifan siswa mengalami peningkatan yang cukup tajam yaitu sebesar 27 . Dibandingkan dengan siklus sebelumnya, siswa yang aktif pada siklus II ini mencapai 21 orang atau sebesar 61,8 dari jumlah siswa. Siswa sudah berani bertanya serta merespon pertanyaan yang diajukan guru. Pada siklus III terjadi peningkatan sebesar 11 dari 21 siswa yang aktif menjadi 24 siswa yang aktif 70,6. b. Minat dan Motivasi Siswa Setelah dilakukan tindakan dengan menerapkan metode peta pikiran, siswa tampak berminat dan termotivasi mengikuti pembelajaran menulis cerpen. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai peta pikiran yang dapat diterapkan untuk menulis cerpen meskipun pada siklus pertama, siswa masih terlihat enggan. Dari pantauan peneliti diketahui 17 siswa 50 dari keseluruhan siswa di kelas tersebut berminat dan termotivasi mengikuti pembelajaran menulis cerpen. Siklus berikutnya, terjadi peningkatan sebanyak 22 siswa 64,7. Pada siklus terakhir terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari prosentase siswa yang berminat serta termotivasi dalam pembelajaran menjadi siswa yang berminat serta termotivasi pada pembelajaran sebanyak 26 anak 76,5. c. Perhatian dan Konsentrasi Siswa Sebagaimana keaktifan, minat, dan motivasi siswa, perhatian serta konsentrasi siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I, sebanyak 17 anak 50 dari keseluruhan jumlah siswa memperhatikan serta berkonsentrasi dalam pembelajaran. commit to user 140 Pada siklus II terjadi peningkatan dari 17 siswa menjadi 22 siswa atau 64,7 dari keseluruhan jumlah siswa. Pada siklus III terjadi peningkatan sebesar 73,6 25 orang. d. Keterampilan Mengelola Kelas Kemampuan guru dalam mengelola kelas merupakan salah satu penentu keberhasilan proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang dilakukan guru kolaborator berupa tindakan memotivasi siswa, memberikan perhatian, memberikan reward pada siswa, memilih teknik serta metode yang tepat untuk menyampaikan materi serta mengaktifkan siswa. Pada survei awal, diketahui bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan guru kurang baik. Hal ini terlihat dari indikator sebagai berikut: 1 guru kurang bisa memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran; 2 posisi guru lebih sering berdiri di depan kelas; 3 guru tidak memberikan stimulus bagi siswa agar lebih perhatian dan aktif di antaranya dengan pemberian reward; 4 guru kurang bisa menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Setelah tindakan dilaksanakan, sedikit demi sedikit kelemahan guru mulai berkurang. Guru tidak lagi menguasai kelas sepenuhnya akan tetapi lebih berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam pembelajaran. Guru memberikan porsi yang lebih banyak pada siswa untuk aktif dalam pembelajaran menulis cerpen dengan metode tanya jawab. Guru juga memberikan perhatian pada siswa dengan commit to user 141 mengelilingi kelas saat siswa mengerjakan tugas. Menurut pengamatan peneliti, tindakan yang dilakukan guru dapat mempengaruhi suasana kelas. Pembelajaran menjadi lebih enjoy dan menyenangkan. Minat siswa terhadap pembelajaran meningkat. Hal ini berimplikasi pada kemampuan siswa menulis cerpen. 2. Keterampilan Siswa Menulis Cerpen Peningkatan kualitas pembelajaran menulis cerpen juga berimplikasi pada kemampuan siswa menulis cerpen. Kemampuan siswa menulis cerpen juga mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari cerpen yang ditulis siswa pada tiap siklus. Cerpen yang ditulis siswa sudah mengalami peningkatan meskipun sangat sedikit. Peningkatan tersebut diindikatori oleh: a Kreativitas dan Imajinasi Setelah tindakan dilakukan, siswa mampu memilih ide serta mengembangkannya secara kreatif. Berbeda dengan kondisi awal, ide yang dipilih siswa lebih segar dan kreatif. Hal ini tampak pada cerpen yang ditulis siswa. Beberapa cerpen yang ditulis siswa memiliki ide yang sederhana tetapi dikembangkan dngan baik. Pada tiap siklusnya, aspek ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. b Pengorganisasian Paragraf Dari cerpen hasil karya siswa dalam tiap siklus diketahui bahwa siswa sudah dapat mengorganisasikan paragraf dengan baik sehingga cerpen mudah dipahami oleh commit to user 142 pembaca. Peningkatan kemampuan pengorganisasian paragraf tersebut tampak dalam skor capaian siswa. Pada survei awal diketahui bahwa kemampuan siswa dalam mengorganisasikan paragraf masih rendah. c Pemanfaatan Potensi Kata Dalam cerpen yang dibuat, siswa sudah mampu memanfaatkan potensi kata. Siswa sudah mampu menggunakan ungkapan-ungkapan yang memperindah cerpen. Judul cerpen dipilih dengan frasa yang menarik dan bervariasi. Hal ini menjadikan cerpen siswa tidak lagi membosankan untuk dibaca. d Pengembangan Bahasa Siswa sudah mampu mengembangkan bahasa dengan baik. Hal ini diindikatori oleh panjang cerpen yang dihasilkan siswa. Jika sebelumnya siswa hanya mampu menghasilkan cerpen yang terdiri dari 400 kata, pada siklus berikutnya, siswa sudah mampu menghasilkan cerpen dengan panjang lebih dari 400 kata. e Mekanik Kesalahan mekanik yang sebelumnya sering ditemui dalam cerpen siswa berkurang meskipun tidak seratus persen. Penyingkatan kata sudah dapat diminimalisasi. Penggunaan ejaan dan huruf kapital juga sudah cukup tepat. f Perolehan Nilai Menulis Cerpen Siswa Meningkat Dari pretes yang dilakukan pada survei awal, diketahui bahwa kemampuan menulis cerpen siswa masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari capaian nilai commit to user 143 menulis cerpen siswa. Tabel 7. Hasil Tes Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 4 Sukoharjo pada Tiap Siklus No Aspek Pencapaian Hasil Belajar Siklus Kondisi Awal I II III 1 Rerata kelas 68,44 71,65 75,18 76,88 2 Jumlah siswa mendapat nilai 70 20 11 6 3 Jumlah siswa mendapat nilai ≥ 70 14 23 28 34 4 Ketuntasan klasikal 41,18 67,65 82,35 100,00 Hasil rerata tes keterampilan menulis cerpent siswa pada kondisi awal adalah 68,44. Setelah diberikan tindakan perbaikan pada siklus I, meningkat menjadi 71,65. Peningkatan dari rerata 68,44 menjadi 71,65 telah mencapai nilai batas sesuai dengan indikator kinerja, yakni 70. Dari segi ketuntasan belajar, baik secara individual maupun secara klasikal, hasil tersebut belum mencapai tujuan yang diharapkan. Dari 34 jumlah siswa, tercatat 11 siswa belum mencapai batas tuntas, 23 siswa telah mencapai batas tuntas. Ketuntasan secara klasiakal tercatat 67,65. Dengan demikian, secara klasikal juga belum memenuhi batas ketuntasan yang telah ditetapkan. commit to user 144

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan tindakan kelas yang dilakukan, dan hasil analisis, dapat ditarik simpulan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Penerapan metode peta pikiran mind mapping dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis cerpen. Hal ini ditandai dengan persentase keaktifan, perhatian, konsentrasi, minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis cerpen yang mengalami peningkatan dalam tiap siklusnya. Pada siklus I siswa yang aktif sebesar 41,2, siswa yang perhatian dan konsentrasi sebesar 53, dan siswa yang berminat dan termotivasi sebesar 50. Pada siklus II siswa yang aktif sebesar 61,8, siswa yang perhatian dan konsentrasi sebesar 64,7, dan siswa yang berminat dan termotivasi sebesar 64,7. Pada siklus III siswa yang aktif sebesar 92, siswa yang perhatian dan konsentrasi sebesar 100, dan siswa yang berminat dan termotivasi sebesar 100.Di samping itu, penerapan metode peta pikiran mind mapping dapat memacu guru lebih terampil mengelola kelas. 2. Penerapan metode peta pikiran mind mapping dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis cerpen. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata menulis siswa yang mengalami peningkatan pada tiap siklusnya, yaitu siklus I sebesar 71,65;