Gambar 3. 10. Pemberian Air[10]
III. 5. 1. 3. Kendali Mutu
Pengendalian mutu dalam proses konstruksi CTRB maupn CTRSB meliputi pengendalian mutu terhadap persiapan lapis permukaan, pengendalian kadar air untuk
pencampuran, serta pengendalian pemadatan[9], seperti yang diuraikan pada bagian berikut.
1 Pengendalian Persiapan Lapis Permukaan
Pengendalian lapis permukaan dilakukan dengan pengambilan contoh material daur ulang untuk menentukan rancangan campuran dari setiap jenis atau
komposisi material daur ulang yang berbeda disetiap bagian pekerjaan sebelum pekerjaan daur ulang dapat dilakukan dengan rentang maksimum
pengambilan sampel adalah setiap 500 m atau atas petunjuk direksi di lapangan. Proses ini bertujuan untuk mengetahui gradasi material perkerasan
jalan yang akan diperoleh setelah perkerasan jalan lama dibongkardigaruk.
Universitas Sumatera Utara
Pada proses ini juga dilakukan pekerjaan perencanaan campuran utnuk menentukan kadar semen yang akan diperlukan.
2 Pengendalian Kadar Air Untuk Proses Pemadatan
Pengambilan contoh dan pengujian kadar air untuk pengendalian kadar air selama pencampuran dan penghamparan dilakukan pada jarak-jarak tidak lebih
dari 100 meter disepanjang proyek. Pemeriksaan kadar air lapangan dilakukan sebelum dan setelah proses daur ulang dengan menggunakan alat speedy test
atau dengan melakukan uji remas. Pada setiap lokasi pengambilan contoh akan termasuk pengambilan dan pengujian contoh-contoh sebagai berikut:
a. Sebuah contoh pengadukan semen dengan material daur ulang untuk
penentuan jumlah air yang perlu ditambahkan untuk mencapai kadar air yang ditentukan untuk pemadatan
b. Satu atau lebih contoh setelah pengadukan penambahan air kedalam
campuran semen dengan material daur ulang untuk memerika bahwa kadar air yang ditentukan untuk pemadatan sudah dicapai.
3 Pengendalian Kadar Semen Di Lapangan
Pengendalian terhadap jumlah semen yang ditebar dilakukan dengan menggunakan lembaran plastik dengan luasan yang telah diketahui
sebelumnya, selanjutnya lembaran plastik tersebut diletakkan diatas perkerasan sebelum semen ditebar seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3. 9. Setelah
truk penebar semen selesai menebar semen, lembaran plastik kemudian diangkat dengan hati-hati, seperti yang terlihat pada Gambar 3. 10, dan semen
yang terdapat diatas plastik dimasukkan kedalam kantong plastik dan
Universitas Sumatera Utara
ditimbang dan dicatat beratnya seperti yang terlihat pada Gambar 3. 11. Selanjutnya semen tadi diletakkan kembali ke tempat dimana semen tersebut
diambil agar tidak mengurangi jumlah semen yang ditebarkan. Perhitungan dilakukan dengan membagi berat semen dalam satuan kilogram dengan total
luas dari lembaran plastik dalam satuan meter kuadrat. Hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan persentase semen dari perencanaan yang
diberikan.
Gambar 3. 11. Peletakan Plastik Pengumpul Semen[10]
Gambar 3. 12. Pengambilan sample semen[10]
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. 13. Penimbangan Berat Sample Semen[10]
4 Pengendalian Pemadatan
a. Segera setelah pemadatan dimulai, contoh-contoh campuran harus
diambil dari lokasi yang ditentukan dengan interval satu dengan lainnya tidak lebih dari 500 meter disepanjang proyek. Lokasi yang
dipilih untuk pengambilan contoh harus bertepatan dengan penampang melintang yang dipantau, diperiksa dengan survei elevasi permukaan
maupun pengambilan contoh inti. Pengambilan contoh tersebut harus dilaksanakan sesegera mungkin untuk mengurangi keterlambatan
dimulainya proses pemadatan. Contoh yang diambil harus segera dimasukkan kedalam kantong plastik yang kedap atau tempat
penyimpanan lainnya dan ditutup rapat untuk menjaga kehilangan kadar air untuk selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dibuat
sebagai benda uji untuk pengujian kepadatan kering maksimum maupun pengujian kekuatan UCS. Adapun kriteria kekuatan yang
Universitas Sumatera Utara
harus dipenuhi oleh sampel yang diuji adalah seperti yang terdapat pada Tabel 3. 4
b. Segera setelah pemadatan setiap lapisan selesai dilaksanakan,
pengujian kepadatan lapangan dengan menggunakan kerucut pasir sand cone harus segera dilaksanakan di lokasi dengan interval tidak
melebihi 100 meter disepanjang jalan. Setiap lokasi pengujian yang kelima harus sama dengan lokasi pengambilan contoh sebelum
pemadatan. Hasil kepadatan dan kadar air pengujian kerucut pasir harus sebanding dengan nilai rata-rata dari kepadatan kering
maksimum dan kadar air optimum yang diukur dari benda uji yang diuji dilaboratorium untuk menentukan persentasi pemadatan yang
dicapai di lapangan dan menentukan apakah pengendalian kadar air di lapangan cukup memadai.
III. 6. Perencanaan Tebal Perkerasan