3. 2. Faktor Desain 3. 3. Faktor Pelaksanaan Yang Tidak Tepat

Tabel 2. 1. Nilai VDF Dan ADT Jalur Pantura[24]

II. 3. 2. Faktor Desain

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, prinsip dasar perencanaan perkerasan jalan adalah untuk mengakomodasi beban lalu lintas sesuai standar yang ditetapkan untuk perencanaan tebal perkerasan. Saat ini hampir seluruh ruas jalan di propinsi Sumatera Utara didesain dengan menggunakan MST Muatan Sumbu Terberat 8 ton [Dinas Bina Marga PropSU]. Dengan MST 8 ton, maka beban muatan sumbu terberat kendaraan sesuai standar yang direncanakan adalah sebesar 8 ton Universitas Sumatera Utara untuk truk sumbu tunggal, 15 ton untuk truk sumbu tandem dan 20 ton untuk truk sumbu tripel. Namun kenyataan di lapangan, muatan maksimum beban kendaraan yang ditetapkan oleh Dinas Perhubungan masih jauh melebihi estimasi beban yang digunakan dalam perencanaan perkerasan sehingga membuat perencanaan perkerasan tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Dalam hal ini kerusakan terjadi akibat adanya perbedaan pandangan antara Dinas Bina Marga sebagai instansi yang bertanggung jawab terhadap perencanaan perkerasan jalan dengan Dinas Perhubungan sebagai instansi yang bertanggung jawab terhadap kontrol beban muatan kendaraan. Dimana sebagai akibatnya, perencanaan perkerasan yang dilakukan dengan mengacu pada MST 8 ton cenderung menjadi under design akibat ketetapan Jenis Berat yang diizinkan JBI yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan, terlebih lagi dengan adanya toleransi yang mengizinkan truk berjalan dengan beban maksimum 50 – 60 diatas JBI[6].

II. 3. 3. Faktor Pelaksanaan Yang Tidak Tepat

Penyebab dari kegagalan pelaksanaan konstruksi jalan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor ketidak-sengajaan dan faktor kesengajaan[harian Medan Bisnis, 2 April 2009]. Faktor ketidak-sengajaan meliputi kegagalan konstruksi jalan akibat terbatasnya wawasan yang dimiliki oleh para perencana dan pelaksana serta terbatasnya pengetahuan dasar tentang teknik perkerasan jalan yang dimiliki oleh para kontraktor. Disamping itu, kurangnya peranan laboratorium didalam perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan jalan. Banyak pelaksanaan pekerjaan yang belum memenuhi spesifikasi sehingga banyak pekerjaan yang diselesaikan dengan mutu yang tidak memenuhi standar sudah rusak sebelum umur rencananya tercapai. Universitas Sumatera Utara Sementara faktor kesengajaan yang menyebabkan kegagalan konstruksi jalan lebih diakibatkan oleh kecurangan-kecurangan yang dilakukan kontraktor untuk mengejar keuntungan pribadi semata, dalam hal ini dilakukan dengan merubah komposisi campuran material perkerasan, pemakaian material perkerasan tidak memenuhi syarat, mengurangi tebal perkeraan serta pekerjaan pemadatan lapis perkerasan yang tidak memenuhi standar dengan tujuan untuk agar proses pelaksanaan menjadi lebih singkat dan biaya produksi menjadi lebih kecil. Sehubungan dengan hal-hal tersebtu diatas maka faktor pengawasan pekerjaan dilapangan harus diperketat sehingga penyimpangan-penyimpangan dilapangan terhadap pelaksanaan pekerjaaa, penggunaan kualitas material yang tidak sesuai dapat direduksi seminimal mungkin.

II. 3. 4. Faktor Terlewatinya Umur Rencana

Dokumen yang terkait

Evaluasi Tebal Lapis Perkerasan Lentur Manual Desain Perkerasan Jalan No.22.2/KPTS/Db/2012 Dengan Menggunakan Program Kenpave

17 135 102

Pembuatan Papan Partikel Komposit Polietilena Kerapatan Rendah Daur Ulang Dan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit

2 41 86

Kajian Tentang Kelayakan Proses Daur Ulang Air Limbah Rumah Tangga Menjadi Air Baku Untuk Air Bersih Di Pemukiman Karyawan PT. Inalum Tanjung Gading Kabupaten Batubara

3 49 89

Daur Ulang Kemasan Kantongan Plastik (Polietilen) Dan Pelepah Kelapa Sawit Untuk Saklar Listrik

2 64 84

Konsep Daur Ulang pada Material Bekas sebagai Elemen Interior Kafe di Medan (Studi Kasus: Resep Nenek Moyangku, Lekker Urban Food House, dan Hungry Tummy)

9 90 188

ANALISA PERBANDINGAN KONSTRUKSI JALAN PERKERASAN LENTUR DENGAN PERKERASAN KAKU DITINJAU DARI METODE Analisa Perbandingan Konstruksi Jalan Perkerasan Lentur Dengan Perkerasan Kaku Ditinjau Dari Metode Pelaksanaan Dan Biaya (Studi Kasus: Pekerjaan Peningka

0 3 16

ANALISA PERBANDINGAN KONSTRUKSI JALAN PERKERASAN LENTUR DENGAN PERKERASAN KAKU Analisa Perbandingan Konstruksi Jalan Perkerasan Lentur Dengan Perkerasan Kaku Ditinjau Dari Metode Pelaksanaan Dan Biaya (Studi Kasus: Pekerjaan Peningkatan Struktur Jalan Ma

0 2 20

ANALISA LENDUTAN DAN MODEL RETAK LAPIS PERKERASAN AC-WC DAUR ULANG YANG DIPERKUAT GEOGRID PRA-TEGANG Analisa Lendutan Dan Model Retak Lapis Perkerasan Acwc Daur Ulang Yang Diperkuat Geogrid Pra-Tegang.

0 1 15

KONSTRUKSI LAPIS PERKERASAN ACWC DAUR ULANG DIPERKUAT DENGAN GEOGRID PRA-TEGANG Konstruksi Lapis Perkerasan Acwc Daur Ulang Diperkuat Dengan Geogrid Pra-Tegang.

0 1 16

KONSTRUKSI LAPIS PERKERASAN ACWC DAUR ULANG DIPERKUAT DENGAN GEOGRID PRA-TEGANG Konstruksi Lapis Perkerasan Acwc Daur Ulang Diperkuat Dengan Geogrid Pra-Tegang.

0 0 8