3. 4. Faktor Terlewatinya Umur Rencana 4. Konsep Pemeliharaan Jalan

Sementara faktor kesengajaan yang menyebabkan kegagalan konstruksi jalan lebih diakibatkan oleh kecurangan-kecurangan yang dilakukan kontraktor untuk mengejar keuntungan pribadi semata, dalam hal ini dilakukan dengan merubah komposisi campuran material perkerasan, pemakaian material perkerasan tidak memenuhi syarat, mengurangi tebal perkeraan serta pekerjaan pemadatan lapis perkerasan yang tidak memenuhi standar dengan tujuan untuk agar proses pelaksanaan menjadi lebih singkat dan biaya produksi menjadi lebih kecil. Sehubungan dengan hal-hal tersebtu diatas maka faktor pengawasan pekerjaan dilapangan harus diperketat sehingga penyimpangan-penyimpangan dilapangan terhadap pelaksanaan pekerjaaa, penggunaan kualitas material yang tidak sesuai dapat direduksi seminimal mungkin.

II. 3. 4. Faktor Terlewatinya Umur Rencana

Kerusakan jalan akibat terlewatinya umur rencana lebih disebabkan oleh keterbatasan dana yang tersedia untuk memperbaiki kerusakan jalan. Sehingga jalan yang seharusnya sudah perlu direkonstruksi namun akibat keterbatasan dana terpaksa ditangani dengan pemeliharaan berkala atau pemeliharaan rutin untuk memperpanjang masa layan jalan tersebut. Hal ini untuk jangka pendek dianggap mampu mengatasi permasalahan yang terjadi, namun karena langkah penanganan yang tidak sesuai dengan kerusakan yang terjadi, kerusakan perkerasan dapat dengan segera muncul kembali.

II. 4. Konsep Pemeliharaan Jalan

Pemeliharaan jalan adalah penanganan kerusakan jalan yang meliputi perawatan, rehabilitasi, penunjangan dan peningkatan[8]. Pemilihan jenis penanganan Universitas Sumatera Utara yang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan jalan sangat bergantung kepada kondisi dari ruas jalan A. Perawatan Jalan Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan rutin adalah penanganan yang diberikan hanya terhadap lapis permukaan yang sifatnya untuk meningkatkan kualitas berkendara riding quality, tanpa meningkatkan kekuatan struktural, dan dilakukan sepanjang tahun. Sementara pemeliharaan berkala adalah penanganan yang dilakukan terhadap jalan pada waktu-waktu tertentu tidak sepanjang tahun dan sifatnya meningkatkan kemampuan struktural[8]. Pekerjaan pemeliharaan rutin mencakup usaha-usaha memelihara atau merawat serta memperbaiki kerusakan-kerusakan terhadap seluruh ruas jalan yang ada dalam kondisi bagus, agar jalan dapat berfungsi seperti yang diharapkan. Pemeliharaan rutin dilaksanakan secara terencana sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan ini mencakup penanganan permukaan aspal dan drainase. Pemeliharaan rutin mencakup pekerjaan-pekerjaan perbaikan kecil dan pekerjaan-pekerjaan rutin yang umumnya dilaksanakan dalam jangka waktu yang teratur dalam satu tahun, seperti penambalan permukaan dan pemotongan rumput serta pekerjaan-pekerjaan perbaikan untuk menjaga agar jalan tetap pada kondisi yang baik. Pemeliharaan rutin biasanya dilaksanakan pada semua ruas dan segmen yang dalam keadaan baik atau sedang. Pekerjaan pemeliharaan merupakan faktor yang penting untuk menjaga agar tingkat pelayanan jalan dapat dipertahankan sesuai umur rencananya. Pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan secara konsisten terus menerus sesuai Universitas Sumatera Utara dengan masa pelyanan jalan akan dapat mengurangi kebutuhan untuk dilaksanakannya pekerjaan berat. Pekerjaan pemeliharaan merupakan prioritas utama dalam perawatan jalan. B. Pekerjaan Rehabilitasi Pemeliharaan Berkala Pemeliharaan berkala merupakan pemeliharaan yang dilakukan terhadap jalan pada waktu–waktu tertentu tidak menerus sepanjang tahun dan sifatnya meningkatkan kemampuan struktural. Pemeliharaan berkala merupakan kegiatan pemeliharaan jalan yang terencana secara berkala, mencakup penanganan khusus pada jalan terhadap setiap kerusakan dan bersifat setempat pada ruas jalan dengan kemampuan pelayanan yang baik. Pemeliharaan berkala merupakan pekerjaan yang mempunyai frekuensi yang terencana lebih dari satu tahun pada suatu lokasi jalan. Untuk jalan-jalan kabupaten, pekerjaan ini terdiri dari pemberian lapis ulang pada jalan-jalan dengan lapis permukaan dari aspal dan pemeberian lapis ulang kerikil pada jalan kerikil, termasuk menyiapkan permukaan jalan. C. Pekerjaan Penunjangan Pekerjaan penunjangan merupakan kegiatan pemeliharaan jalan yang bersifat sementara jangka pendek terhadap ruas-ruas jalan yang dalam kondisi pelayanan tidak baik atau kritis, sebelum program peningkatan jalan dapat dilakukan. Pekerjaan penunjangan umumnya dilakukan ketika dana yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan peningkatan rehabilitasi belum tersedia. Universitas Sumatera Utara D. Pekerjaaan Peningkatan Pekerjaan peningkatan adalah penanganan jalan yang bertujuan untuk memperbaiki pelayanan jalan yang berupa peningkatan struktural dan atau geometriknya agar mencapai tingkat pelayanan yang direncanakan. Pekerjaan peningkatan mencakup kegiatan pemeliharaan jalan untuk memperbaiki kondisi jalan dengan kemampuan tidak bagus atau kritis menjadi jalan dengan kondisi baik. Secara garis besar, konsep pemeliharaan jalan dapat dilihat pada Gambar 2. 2 berikut. Gambar 2. 2. Konsep Pemeliharaan Jalan Sebelum dapat melakukan pekerjaan pemeliharaan jalan dengan baik sesuai dengan yang dibutuhkan, maka diperlukan hal-hal sebagai berikut[8]: 1. Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan KONSEP PEMELIHARAAN JALAN PERAWATAN JALAN REHABILITASI JALAN PENUNJANGAN JALAN PENINGKATAN JALAN 1. Perawatan Rutin 2. Patching 1. Overlay 2. Patching 1. Pelaburan 2. Patching 1. Overlay 2. Rekonstruksi Universitas Sumatera Utara Menurut UU No. 13 tahun 1980 tentang klasifikasi jalan, menurut fungsinya jalan dapat dibedakan atas: a. Jalan Utama Arteri, yaitu jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien. b. Jalan Kolektor Sekunder, yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpulan atau pembagian dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi. c. Jalan Lokal Penghubung, yaitu jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. 2. Identifikasi Permasalahan Jalan Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi permasalahan kerusakan jalan untuk lebih memantapkan jenis penanganan yang dilakukan pada masing-masing ruas jalan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara melaksanakan survai mendetail terhadap kondisi perkerasan jalan serta diskusi dengan pihak-pihak berwenang setempat untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. 3. Penghitungan Lalu Lintas Kegiatan ini dilakukan untuk mengevaluasi apakah jalan yang akan dipelihara masih mampu melayani volume lalu lintas yang melewatinya. Bila setelah dievaluasi ternyata volume lalu lilntas pada jam sibuk lebih besar dari pada kapasitas jalan, maka dapat dipastikan pada jalan tersebut Universitas Sumatera Utara timbul kemacetan sehingga langkah peningkatan perlu dilakukan untuk mengantisipasinya. 4. Kecepatan Perjalanan Kemacetan yang terjadi pada suatu ruas jalan dapat diukur dengan mengetahui kecepatan kendaraan atau waktu perjalanan. Makin lama kendaraan tiba di tujuan berarti makin lambat kecepatan lalu lintas. Jika kecepatan kendaraan kurang dari 50 kecepatan rencana ruas jalan maka dapat dikatakan pada jalan tersebut mulai timbul kemacetan, sehingga perlu dilakukan peningkatan kapasitas jalan. 5. Penilaian Kondisi Perkerasan Yang termasuk kedalam penilaian kinerja perkerasan jalan adalah[14]: a. Keamanan, yang ditentukan oleh besarnya gesekan akibat adanya kontak antara ban dan permukaan jalan. Besarnya gaya gesek yang terjadi dipengaruhi oleh bentuk dan kondisi ban, tekstur permukaan jalan, kondisi cuaca, dan sebagainya. b. Wujud struktur perkerasan, terlihat dari kondisi fisik perkerasan seperti adanya retak-retak, amblas, gelombang dan sebagainya. c. Fungsi pelayanan, yaitu pelayanan yang diberikan oleh jalan terhadap pengguna jalan. Kenyamanan pengemudi sangat tergantung dari fungsi pelayanan dan wujud perkerasan. Parameter fungsi pelayanan yang diberikan antara lain adalah Indeks Permukaan IP atau Present Serviceability Index PSI dan Indeks Kondisi Jalan Road Condition Index = RCI Universitas Sumatera Utara Tabel 2. 2. Kondisi Permukaan secara Visual dan Nilai RCI, IRI IRI Nilai RCI Kondisi Permukaan Jalan Secara Visual 4 8 - 10 Sangat rata dan teratur 7 - 8 Sangat baik dan umumnya rata 6 - 7 Baik 6 5 - 6 Cukup, tidak ada lubang, tetapi permukaan jalan tidak rata 8 4 - 5 Jelek, kadang – kadang ada lubang, permukaan jalan tidak rata 12 3 - 4 Rusak, bergelombang, banyak lubang 16 2 - 3 Rusak berat, banyak lubang dan seluruh daerah perkerasan hancur 16 2 Tidak dapat dilalui, kecuali dengan Jeep 4WD

II. 5. Pemilihan Langkah Pemeliharaan

Dokumen yang terkait

Evaluasi Tebal Lapis Perkerasan Lentur Manual Desain Perkerasan Jalan No.22.2/KPTS/Db/2012 Dengan Menggunakan Program Kenpave

17 135 102

Pembuatan Papan Partikel Komposit Polietilena Kerapatan Rendah Daur Ulang Dan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit

2 41 86

Kajian Tentang Kelayakan Proses Daur Ulang Air Limbah Rumah Tangga Menjadi Air Baku Untuk Air Bersih Di Pemukiman Karyawan PT. Inalum Tanjung Gading Kabupaten Batubara

3 49 89

Daur Ulang Kemasan Kantongan Plastik (Polietilen) Dan Pelepah Kelapa Sawit Untuk Saklar Listrik

2 64 84

Konsep Daur Ulang pada Material Bekas sebagai Elemen Interior Kafe di Medan (Studi Kasus: Resep Nenek Moyangku, Lekker Urban Food House, dan Hungry Tummy)

9 90 188

ANALISA PERBANDINGAN KONSTRUKSI JALAN PERKERASAN LENTUR DENGAN PERKERASAN KAKU DITINJAU DARI METODE Analisa Perbandingan Konstruksi Jalan Perkerasan Lentur Dengan Perkerasan Kaku Ditinjau Dari Metode Pelaksanaan Dan Biaya (Studi Kasus: Pekerjaan Peningka

0 3 16

ANALISA PERBANDINGAN KONSTRUKSI JALAN PERKERASAN LENTUR DENGAN PERKERASAN KAKU Analisa Perbandingan Konstruksi Jalan Perkerasan Lentur Dengan Perkerasan Kaku Ditinjau Dari Metode Pelaksanaan Dan Biaya (Studi Kasus: Pekerjaan Peningkatan Struktur Jalan Ma

0 2 20

ANALISA LENDUTAN DAN MODEL RETAK LAPIS PERKERASAN AC-WC DAUR ULANG YANG DIPERKUAT GEOGRID PRA-TEGANG Analisa Lendutan Dan Model Retak Lapis Perkerasan Acwc Daur Ulang Yang Diperkuat Geogrid Pra-Tegang.

0 1 15

KONSTRUKSI LAPIS PERKERASAN ACWC DAUR ULANG DIPERKUAT DENGAN GEOGRID PRA-TEGANG Konstruksi Lapis Perkerasan Acwc Daur Ulang Diperkuat Dengan Geogrid Pra-Tegang.

0 1 16

KONSTRUKSI LAPIS PERKERASAN ACWC DAUR ULANG DIPERKUAT DENGAN GEOGRID PRA-TEGANG Konstruksi Lapis Perkerasan Acwc Daur Ulang Diperkuat Dengan Geogrid Pra-Tegang.

0 0 8