Sementara di lain pihak, dana yang dianggarkan untuk perbaikan jalan adalah sangat terbatas, bahkan mengalami penurunan, seperti yang dikemukakan oleh Kepala
Dinas Bina Marga Propinsi Sumatera Utara pada harian Medan Bisnis, 2 april 2009, dimana anggaran perbaikan jalan propinsi untuk tahun 2009 mengalami penurunan
menjadi Rp. 396 miliar dari sebelumnya Rp. 429,4 miliar pada tahun 2008. Demikina juga halnya pada anggaran untuk perbaikan jalan nasional, hanya sebesar Rp. 17,1
triliun dari sebelumnya Rp. 18,5 triliun pada tahun 2008. Adanya keterbatasan dana, ditambah lagi dengan banyaknya ruas jalan yang
harus diperbaiki membuat perlunya dicari alternatif perbaikan yang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan dana yang sangat terbatas untuk memperbaiki
kondisi kerusakan jalan. Salah satu metode alternatif yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan teknologi daur ulang. Dengan teknik ini, material perkerasan
jalan yang telah rusak diolah kembali untuk digunakan sebagai material untuk memperbaiki kerusakan jalan.
I. 3. Maksud Dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk membuktikan apakah penggunaan teknik daur ulang dalam perbaikan perkerasan jalan mampu
memberikan penghematan dalam penggunaan biaya bila dibandingkan dengan teknik
rehabilitasi konvensional yang selama ini digunakan.
I. 4. Pembatasan Masalah
Banyaknya jenis metode daur ulang yang dapat dijadikan sebagai teknik alternatif membuat penulis membatasi permasalahan pada perbandingan faktor biaya
pada tipikal desain perkerasan yang digunakan oleh Dinas Bina Marga untuk perkerjaan peningkatan jalan provinsi ruas jalan jurusan Pal XI – Aek Godang
Universitas Sumatera Utara
Kabupaten Tapanuli Selatan, secara konvensional maupun dengan menggunakan teknik daur ulang.
I. 5. Sistematika Penulisan
Untuk mencapai tujuan penulisan, penulis membagi garis-garis besar penulisan sebagai berikut :
Bab. 1. Pendahuluan Bab ini berisikan gambaran mengenai konstruksi perkerasan jalan, kondisi umum
perkerasan jalan di Propinsi Sumatera Utara, permasalahan yang akan dibahas, maksud dan tujuan pembahasan serta sistematika penulisan.
Bab II. Kerusakan Dan Rehabilitasi Jalan Berisikan uraian tentang konsep pelayanan jalan, sebab-sebab kerusakan jalan,
konsep rehabilitasi jalan serta stabilisasi material perkerasan jalan. Bab III. Metode Daur Ulang Sebagai Alternatif Rehabilitasi Jalan
Bab ini berisi uraian mengenai teknik Deep Lift Insitu Pavement Recycling sebagai teknik alternatif rehabilitasi jalan, faktor-faktor yang mempengaruhi
penggunaannya, sejarah perkembangan metode ini serta kinerja jalan yang direhabilitasi dengan teknik ini.
Bab IV. Analisa Dan Diskusi Pada bab ini akan disajikan pembahasan mengenai perbandingan faktor
ekonomis dari tipikal desain perkerasan daur ulang yang digunakan Dinas Bina Marga pada pekerjaan rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan jurusan Pal XI – Aek Godang
Kabupaten Tapanuli Selatan, secara konvensional maupun dengan menggunakan teknik daur ulang.
Universitas Sumatera Utara
Bab V. Kesimpulan Dan Saran Berisi kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan masalah dari bab-bab
sebelumnya serta saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan teknik daur ulang selanjutnya.
Adapun metode penelitian pada tugas akhir ini dapat digambarkan dalam bentuk Flow chart berikut ini :
Gambar 1. 1. Bagan Alir Penulisan Maksud Dan Tujuan
Penulisan
Tinjauan Pustaka. Gambaran Umum Daur
Ulang Perkerasan Jalan Jenis-jenis kerusakan dan
perawatan jalan.
Kesimpulan Dan Saran. Analisa Teknik Perbaikan
Jalan Yang Paling Ekonomis Antara Teknik
Daur Ulang Dan Teknik Konvensional
Universitas Sumatera Utara
BAB II KERUSAKAN DAN REHABILITASI JALAN
II. 1. Konstruksi Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan adalah suatu konstruksi yang terdiri dari lapisan yang diletakkan diatas lapisan tanah dasar yang berfungsi untuk memikul beban lalu lintas.
Struktur perkerasan harus mampu mereduksi tegangan yang terjadi pada tanah dasar dengan cara menyebarkannya pada lapisan perkerasan tanpa menimbulkan lendutan
pada lapis perkerasan yang dapat merusak struktur perkerasan itu sendiri. Berdasarkan jenis bahan pengikatnya, struktur perkerasan jalan dapat dibedakan atas 3 jenis,
meliputi[14]: a.
Konstruksi perkerasan lentur flexible pavement, yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Struktur
perkerasan jenis ini bekerja dengan cara memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
b. Konstruksi perkerasan kaku rigid pavement, yaitu struktur
perkerasan yang menggunakan semen sebagai bahan pengikat. Struktur perkerasan ini bekerja sebagai pelat beton dengan atau
tanpa tulangan yang diletakkan diatas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh
pelat beton. c.
Konstruksi perkerasan komposit composite pavement, yaitu merupakan kombinasi anatar perkerasan lentur dan perkerasan
kaku. Dapat berupa perkerasan lentur diatas perkerasan kaku atau sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara