6. 3. Stabilisasi Bitumen KERUSAKAN DAN REHABILITASI JALAN

Gambar 2. 4. Kekuatan Modified Dan Bound Material Untuk Berbagai Kandungan Semen[19].

II. 6. 3. Stabilisasi Bitumen

Material yang distabilisasi dengan bitumen akan menghasilkan suatu lapisan Yang lebih fleksibel sehingga lebih tahan terhadap retak fatigue bila dibandingkan dengan material yang distabilisasi dengan semen cemented material. Material yang distabilisasi dengan bitumen juga lebih tahan terhadap retak susut sehingga dapat segera dibuka untuk lalu lintas setelah konstruksinya selesai [4]. Jenis pengikat yang sering digunakan dalam stabilisasi ini dapat berupa emulsi aspal dan busa aspal. Emulsi aspal dihasilkan dari proses pengemulsian aspal keras dalam air yang mengandung bahan pengemulsi emulsifier. Aspal emulsi dibedakan atas ion yang terkandung di dalamnya, yang terdiri dari [24] : - Aspal emulsi anionic, yaitu aspal emulsi yang mengandung ion negatif - Aspal emulsi kationik, yaitu aspal yang mengandung ion positif - Aspal mulsi non ionic, yaitu aspal emulsi yang tidak mengandung ion Sementara busa aspal dihasilkan ketika sejumlah air dingin dan udara disemprotkan pada aspal panas sehingga menyebabkan timbulnya busa pada aspal. Busa aspal pada umumnya terdiri dari 97 aspal, 2.5 air, dan 0.5 zat aditif. Sifat busa aspal dipengaruhi oleh dua faktor utama, meliputi [24] : - Rasio ekspansi, yaitu perbandingan volume maksimum buat aspal dalam kondisi berbusa dengan volume aspal sebelum menjadi berbusa - Waktu paruh half life, yaitu waktu yang dibutuhkan busa aspal untuk menurunkan volumenya dari volume maksimum yang dapat dicapai menjadi separuh dari volume tersebut Universitas Sumatera Utara Alasan utama penggunaan aspal emulsi maupun busa aspal aditif stabilisasi adalah untuk memudahkan mencampur aspal dengan material yang dingin dan lembab[4], seperti kondisi yang terjadi pada material daur ulang perkerasan jalan dimana material yang digunakan dalam keadaan dingin dan lembab. Disamping jenis stabilisasi yang telah diuraikan diatas, juga dikenal jenis stabilisasi yang menggunakan campuran bahan pengikat, seperti stabilisasi dengan campuran semen-aspal emulsi, semen-busa aspal, semen-kapur dan sebagainya. Tujuan penggunaan campuran bahan pengikat ini adalah untuk memperbaiki kekurangan yang dimiliki oleh satu jenis bahan pengikat dengan menggunakan kelebihan dari bahan pengikat lainnya, seperti untuk meningkatkan kuat ikat awal early strength maupun untuk menambah waktu kerja working period sehingga memudahkan untuk proses pelaksanaannya. Sebagai contoh, pada penambahan sedikit semen yang digunakan pada stabilisasi dengan busa aspal maupun emulsi aspal. Penambahan semen pada stabilisasi jenis ini bertujuan untuk meningkatkan kuat awal early strength dari stabilisasi tersebut, sementara busa aspal maupun emulsi aspal berfungsi untuk meningkatkan daya tahan lapis stabilisasi terhadap timbulnya retak fatigue[24]. Universitas Sumatera Utara

BAB III TEKNIK DAUR ULANG SEBAGAI ALTERNATIF

Dokumen yang terkait

Evaluasi Tebal Lapis Perkerasan Lentur Manual Desain Perkerasan Jalan No.22.2/KPTS/Db/2012 Dengan Menggunakan Program Kenpave

17 135 102

Pembuatan Papan Partikel Komposit Polietilena Kerapatan Rendah Daur Ulang Dan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit

2 41 86

Kajian Tentang Kelayakan Proses Daur Ulang Air Limbah Rumah Tangga Menjadi Air Baku Untuk Air Bersih Di Pemukiman Karyawan PT. Inalum Tanjung Gading Kabupaten Batubara

3 49 89

Daur Ulang Kemasan Kantongan Plastik (Polietilen) Dan Pelepah Kelapa Sawit Untuk Saklar Listrik

2 64 84

Konsep Daur Ulang pada Material Bekas sebagai Elemen Interior Kafe di Medan (Studi Kasus: Resep Nenek Moyangku, Lekker Urban Food House, dan Hungry Tummy)

9 90 188

ANALISA PERBANDINGAN KONSTRUKSI JALAN PERKERASAN LENTUR DENGAN PERKERASAN KAKU DITINJAU DARI METODE Analisa Perbandingan Konstruksi Jalan Perkerasan Lentur Dengan Perkerasan Kaku Ditinjau Dari Metode Pelaksanaan Dan Biaya (Studi Kasus: Pekerjaan Peningka

0 3 16

ANALISA PERBANDINGAN KONSTRUKSI JALAN PERKERASAN LENTUR DENGAN PERKERASAN KAKU Analisa Perbandingan Konstruksi Jalan Perkerasan Lentur Dengan Perkerasan Kaku Ditinjau Dari Metode Pelaksanaan Dan Biaya (Studi Kasus: Pekerjaan Peningkatan Struktur Jalan Ma

0 2 20

ANALISA LENDUTAN DAN MODEL RETAK LAPIS PERKERASAN AC-WC DAUR ULANG YANG DIPERKUAT GEOGRID PRA-TEGANG Analisa Lendutan Dan Model Retak Lapis Perkerasan Acwc Daur Ulang Yang Diperkuat Geogrid Pra-Tegang.

0 1 15

KONSTRUKSI LAPIS PERKERASAN ACWC DAUR ULANG DIPERKUAT DENGAN GEOGRID PRA-TEGANG Konstruksi Lapis Perkerasan Acwc Daur Ulang Diperkuat Dengan Geogrid Pra-Tegang.

0 1 16

KONSTRUKSI LAPIS PERKERASAN ACWC DAUR ULANG DIPERKUAT DENGAN GEOGRID PRA-TEGANG Konstruksi Lapis Perkerasan Acwc Daur Ulang Diperkuat Dengan Geogrid Pra-Tegang.

0 0 8