Tabel 2. 2. Kondisi Permukaan secara Visual dan Nilai RCI, IRI
IRI Nilai RCI
Kondisi Permukaan Jalan Secara Visual
4 8 - 10
Sangat rata dan teratur 7 - 8
Sangat baik dan umumnya rata 6 - 7
Baik 6
5 - 6 Cukup, tidak ada lubang, tetapi permukaan jalan
tidak rata 8
4 - 5 Jelek, kadang – kadang ada lubang, permukaan jalan
tidak rata 12
3 - 4 Rusak, bergelombang, banyak lubang
16 2 - 3
Rusak berat, banyak lubang dan seluruh daerah perkerasan hancur
16 2
Tidak dapat dilalui, kecuali dengan Jeep 4WD
II. 5. Pemilihan Langkah Pemeliharaan
Pemilihan jenis penanganan yang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan jalan sangat bergantung kepada kondisi dari ruas jalan. Pada dasarnya penetapan
kondisi jalan minimal adalah sedang, berada pada level IRI antara 4,5 mkm sampai dengan 8 mkm, tergantung dari fungsi jalannya[16].
Jika IRI masih dibawah 4,5 mkm, artinya jalan masih dalam kondisi tahap pemeliharaan rutin, kegiatan pemeliharaan yang dilakukan merupakan tindakan
pencegahan untuk mencegah infiltrasi air kedalam struktur perkerasan serta untuk mencegah kerusakan perkerasan akibat pengaruh cuaca dan lingkungan, kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan dapat berupa penambalan lubang, penutupan retak dan kegiatan perawatan lainnya yang bertujuan untuk menjaga kondisi pelayanan
perkerasan jalan. Jika IRI antara 4,5 sampai 8 mkm, yang dikategorikan dalam kondisi sedang, berarti jalan sudah perlu dilakukan pemeliharaan berkala dengan
pelapisan ulang. Jika IRI berkisar antara 8 sampai 12 mkm, artinya jalan sudah perlu
Universitas Sumatera Utara
dipertimbangkan untuk mendapat peningkatan, sedangkan jika IRI lebih besar dari 12 mkm, maka jalan sudah dalam kondisi kritis atau habis umur rencananya, untuk itu
jalan tersebut perlu direkonstruksi dengan menambah lapisan agregat base kelas A baru kemudian ditutup dengan lapisan aus untuk mengembalikan tingkat
pelayanannya. Secara umum hubungan antara kondisi, umur dan jenis penanganan jalan dapat dilihat pada Gambar 2. 3 dan Tabel 2. 3 berikut.
Gambar 2. 3. Hubungan Antara Kondisi, Umur dan Jenis Penanganan Jalan[16]
Tabel 2. 3. Kondisi Jalan Dan Langkah Penanganannya RCI
IRI Jenis Penanganan
7 4,5
Perawatan Rutin 7 – 5
4,5 – 8 Perawatan Berkala
5 – 3,5 8 – 12
Peningkatan 3,5
12 Rekonstruksi
Universitas Sumatera Utara
II. 6. Stabilisasi Pada Perkerasan Jalan
Stabilisasi dalam perkerasan jalan adalah suatu proses yang dilakukan sedemikian rupa untuk meningkatkan daya dukung beban dan stabilitas material yang
distabilisasi [11]. Stabilisasi dilakukan dengan mencampur sejumlah bahan pengikat maupun material baru dengan gradasi tertentu untuk meningkatkan kualitas material
yang distabilisasi. Terdapat banyak jenis bahan pengikat binder yang dapat digunakan dalam stabilisasi. Pemilihan bahan pengikat dipengaruhi oleh nilai Indeks
Plastisitas IP material, gradasi dan ukuran butiran material serta ketersediaan peralatan dan bahan untuk melakukan stabilisasi. Sebagai contoh, semen sangat baik
digunakan pada material dengan Indeks Plastisitas lebih kecil atau sama dengan 10[5]. AUSTROADS [5] memberikan panduan untuk memilih bahan pengikat dalam
stabilisasi berdasarkan nilai Indeks Plastisitas dan ukuran partikal material, seperti terlihat pada Tabel 2. 3.
Dalam perkembangannya penggunaan stabilisasi dalam rehabilitasi perkerasan jalan saat ini juga sering dikombinasikan dengan teknik daur ulang material
perkerasan[18][19]. Penggunaan stabilisasi dalam daur ulang perkerasan dilakukan untuk peningkatan kualitas material perkerasan yang didaur ulang. Penggunaan
stabilisasi dalam daur ulang perkerasan jalan semakin didukung dengan perkembangan teknologi peralatan untuk pengerjaan stabilisasi, sehingga semakin
memudahkan proses pengerjaan stabilisasi dengan berbagai jenis material, aditif binder dan ketebalan lapisan stabilisasi.
Universitas Sumatera Utara
Stabilisasi dalam daur ulang perkerasan dilakukan dengan untuk mendaur struktur perkerasan eksisting yang terdiri dari lapis permukaan dan lapis pondasi
maupun lapis tanah dasar perkerasan menjadi lapis pondasi yang distabilisasi. Berdasarkan jenis aditif yang digunakan, stabilisasi pada material perkerasan
terdiri dari [4]. -
Stabilisasi mekanis -
Stabilisasi kimia -
Stabilisasi bitumen
Tabel 2. 4. Panduan Pemilihan Bahan Pengikat Berbagai Indeks Plastisitas Dan Ukuran Butiran Material[5]
Universitas Sumatera Utara
II. 6. 1. Stabilisasi Mekanis