5. 1. 1. Perencanaan Campuran 5. 1. 2. Pelaksanaan Dilapangan

e. Truk Tangki Air Truk tangki air berfungsi untuk menambahkan air pada lapisan yang akan didaur ulang sebelum lapisan dipadatkan. Penambahan air diperlukan untuk mempercepat proses hidrasi semen dan memudahkan proses pemadatan. Penambahan air dilakukan dengan penyiraman air secara langsung sampai diperoleh kadar air optimum untuk proses pemadatan. Truk tangki yang digunakan dalam pekerjaan daur ulang jalan juga sama dengan truk tangki yang umum digunakan dalam pekerjaan konstruksi jalan lainnya.

III. 5. 1. 1. Perencanaan Campuran

Bahan campuran CTRB dan CTRSB terdiri atas bahan garukan perkerasan, semen dan air. Apabila bahan garukan tidak memenuhi persyaratan gradasi atau jumlahnya tidak mencukupi, maka harus ditambahkan material agregat baru. Perencanaan campuran dilakukan untuk menentukan mengacu pada Pedoman Perencanaan Campuran Lapis Pondasi Hasil Daur Ulang Perkerasan Lama Dengan Semen, Pd. T – 08 – 2005-B[7]. Perencanaan campuran dilakukan untuk menentukan : - Kuat Tekan Bebas UCS atau kuat tekan silinder - Kadar semen yang dibutuhkan - Kadar air optimum - Berat isi kering pada kadar air optimum Kekuatan campuran CTRB dan CTRSB ditentukan berdasarkan Kuat Tekan Bebas benda uji kuat tekan bebas pada umur 7 dengan kriteria kekuatan minimum yang dipersyaratkan seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 3. 4 berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 3. 4. Kriteria Kekuatan CTRB dan CTRSB[9] Peruntukan Kuat Tekan Pada Umur 7 Hari Kgcm 2 UCS diameter 70 mm x tinggi 140 mm Kuat Tekan Beton Silinder diameter 150 mm x tinggi 300 mm CTRB Min. 30 Min. 35 CTRSB Min. 20 Min. 25

III. 5. 1. 2. Pelaksanaan Dilapangan

1. Penyiapan Permukaan Jalan. Penyiapan badan jalan dilakukan dengan menggunakan motor grader untuk memperbaiki, meratakan serta membentuk elevasi badan jalan sebelum pekerjaan daur ulang dilakukan. Permukaan jalan yang ada dibersihkan dari material yang tidak diinginkan yang dapat mengganggu pelaksanaan dan kualitas CTRB yang dihasilkan. Setiap permukaan jalan yang rusak seperti adanya lubang, amblas dan sebagainya harus diperbaiki sebelum pekerjaan CTRB dilaksanakan. Apabila diperlukan adanya penambahan agregat baru, penghamparan agregat baru juga dilakukan pada tahapan pekerjaan ini. 2. Penebaran semen. Penebaran semen dilakukan dengan menggunakan truk penebar semen cement spreader truck. Semen disebar dengan jumlah yang telah ditentukan pada percobaan campuran sebelumnya. Semen disebar diatas permukaan perkerasan yang akan didaur ulang setelah sebelumnya dibersihkan dari kotoran yang mungkin ada. Universitas Sumatera Utara Gambar 3. 6. Penebaran Semen[10] 3. Pencampuran Pada proses pembuatan CTRB, terdapat dua metode pencampuran yang terdiri dari pencapuran kering dry mix dan pencampuran basah wet mix, yaitu : a. Pencampuran kering dry mix. Pencampuran kering dilakukan setelah semen selesai dihampar pada permukaan jalan. Selanjutnya dengan menggunakan alat soil reclaimer, permukaan perkerasan dan hamparan semen dicampur dengan cara menghancurkan permukaan perkerasan sampai kedalaman yang telah ditentukan melalui perencanaan struktural perkerasan. Universitas Sumatera Utara Gambar 3. 7. Pencampuran[10] b. Pencampuran basah wet mix Setelah pencampuran kering selesai, selanjutnya campuran tanah dan semen ditambahkan air sampai mencapai kadar air optimumnya. Setelah pemberian air, selanjutnya campuran diaduk kembali dengan menggunakan alat soil reclaimer sampai air yang diberikan tercampur meratan dan campuran tanah dan semen mulai terhidrasi. 4. Pemadatan. Pemadatan harus segera dilaksanakan secepat mungkin setelah proses wet mix selesai dilaksanakan dan harus selesai dalam waktu 120 menit setelah pencampuran semen dengan air dilakukan[9]. Hal ini disebabkan karena semen akan mengalami hidrasi segera setelah bercampur dengan air, sehingga hidrasi semen tidak akan menghalangi tercapainya kepadatan yang diinginkan. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan penggilas kaki Universitas Sumatera Utara kambing pada tahap breakdown roller dan menggunakan penggilas roda baja pada tahap intermediate dan finishing roller. Jumlah lintasan dan kombinasi lintasan yang diperlukan sampai tercapainya kepadatan kering maksimum MDD ditentukan dengan membuat test section, dimana dilakukan percobaaan pemadatan dan pencatatan tingkat kepadatan yang diperoleh untuk setiap lintasan pemadatan yang dilakukan. Gambar 3. 8. Pemadatan[10] 5. Perataan dan pembentukan elevasi permukaan. Proses ini dilakukan diantara proses pemadatan. Proses ini dilakukan dengan menggunakan motor grader untuk meratakan dan membentuk elevasi awal muka jalan. Setelah proses ini, lapisan CTRB dipadatkan kembali dengan penggilas roda baja untuk mendudukkan dan memadatkan kembali material-material yang mungkin terlepas selama proses perataan dan pembentukan elevasi berlangsung. Proses ini disebut juga dengan finishing roller. Universitas Sumatera Utara Gambar 3. 9. Perataan[10] 6. Perawatan curing Setelah pemadatan dan perataan selesai, proses selanjutnya adalah proses perawatan curing. Proses ini dilakukan dengan penyiraman air maupun penyemprotan curing compound berupa Bituminous Emulsi CSS-1 dengan batasan pemakaian 0,35 – 0, 50 liter per meter persegi pada lapisan CTRB yang bertujuan menjaga untuk kelembaban campuran sehingga proses hidrasi semen dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan kekuatan stabilisasi yang direncanakan[9]. Disamping itu, proses ini juga bertujuan untuk mengurangi polusi akibat debu yang akan terjadi apabila jalan dibuka kembali untuk sementara sampai jalan tersebut siap untuk mendapat lapis overlay aspal. Universitas Sumatera Utara Gambar 3. 10. Pemberian Air[10]

III. 5. 1. 3. Kendali Mutu

Dokumen yang terkait

Evaluasi Tebal Lapis Perkerasan Lentur Manual Desain Perkerasan Jalan No.22.2/KPTS/Db/2012 Dengan Menggunakan Program Kenpave

17 135 102

Pembuatan Papan Partikel Komposit Polietilena Kerapatan Rendah Daur Ulang Dan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit

2 41 86

Kajian Tentang Kelayakan Proses Daur Ulang Air Limbah Rumah Tangga Menjadi Air Baku Untuk Air Bersih Di Pemukiman Karyawan PT. Inalum Tanjung Gading Kabupaten Batubara

3 49 89

Daur Ulang Kemasan Kantongan Plastik (Polietilen) Dan Pelepah Kelapa Sawit Untuk Saklar Listrik

2 64 84

Konsep Daur Ulang pada Material Bekas sebagai Elemen Interior Kafe di Medan (Studi Kasus: Resep Nenek Moyangku, Lekker Urban Food House, dan Hungry Tummy)

9 90 188

ANALISA PERBANDINGAN KONSTRUKSI JALAN PERKERASAN LENTUR DENGAN PERKERASAN KAKU DITINJAU DARI METODE Analisa Perbandingan Konstruksi Jalan Perkerasan Lentur Dengan Perkerasan Kaku Ditinjau Dari Metode Pelaksanaan Dan Biaya (Studi Kasus: Pekerjaan Peningka

0 3 16

ANALISA PERBANDINGAN KONSTRUKSI JALAN PERKERASAN LENTUR DENGAN PERKERASAN KAKU Analisa Perbandingan Konstruksi Jalan Perkerasan Lentur Dengan Perkerasan Kaku Ditinjau Dari Metode Pelaksanaan Dan Biaya (Studi Kasus: Pekerjaan Peningkatan Struktur Jalan Ma

0 2 20

ANALISA LENDUTAN DAN MODEL RETAK LAPIS PERKERASAN AC-WC DAUR ULANG YANG DIPERKUAT GEOGRID PRA-TEGANG Analisa Lendutan Dan Model Retak Lapis Perkerasan Acwc Daur Ulang Yang Diperkuat Geogrid Pra-Tegang.

0 1 15

KONSTRUKSI LAPIS PERKERASAN ACWC DAUR ULANG DIPERKUAT DENGAN GEOGRID PRA-TEGANG Konstruksi Lapis Perkerasan Acwc Daur Ulang Diperkuat Dengan Geogrid Pra-Tegang.

0 1 16

KONSTRUKSI LAPIS PERKERASAN ACWC DAUR ULANG DIPERKUAT DENGAN GEOGRID PRA-TEGANG Konstruksi Lapis Perkerasan Acwc Daur Ulang Diperkuat Dengan Geogrid Pra-Tegang.

0 0 8