pengangkutan material keluar pembuangan dan masuk pengadaan lokasi pekerjaan, hal ini dapat juga menyebabkan gangguan terhadap lingkungan sekitar pekerjaan
sperti yang telah diuraikan sebelumnya. Dari permasalahan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah
lingkungan yang sering terjadi dalam pekerjaan perbaikan jalan lebih diakibatkan oleh perubahan elevasi jalan, gangguan terhadap arus lalu lintas dan kerusakan baru pada
jaringan jalan disekitar lokasi pekerjaan. Dengan penerapan teknik daur ulang, sebagian besar permasalahan tersbut dapat dipecahkan.
III. 4. Kriteria Jalan Yang Dapat Didaur Ulang
Adapun kriteria ruas jalan yang direkomendasikan untuk diperbaiki dengan menggunakan metode daur ulang meliputi[4][11]:
Ruas jalan yang rusak berat, nilai IRI atau sama dengan 12, tetapi dulunya
memiliki base course dan lapisan aus.
Kondisi perkerasan telah rusak parah dan tidak dapat direhabilitasi hanya dengan melakukan pelapisan ulang saja.
Kerusakan perkerasan yang terjadi menunjukkan bahwa penyebab kerusakan
adalah kegagalan pada lapis pondasi perkerasan, baik pondasi atas maupun pondasi bawah.
Ruas jalan yang selalu bermasalah dengan genangan air akibat tidak
berfungsinya saluran drainase perkerasan.
Ruas jalan yang dilalui truk overload yang cukup banyak, sehingga kekuatan struktur perkerasan tidak lagi memadai untuk memikul beban lalu lintas di
masa depan.
Ruas jalan yang biaya pemeliharaannya meningkat dari tahun ketahun.
Universitas Sumatera Utara
III. 5. Cement Treated Recycling Base Dan Sub Base CTRB dan CTRSB
CTRB dan CTRSB merupakan jenis lapis pondasi jalan yang dibuat dengan menggunakan material daur ulang perkerasan lama yang telah rusak. Pekerjaan daur
ulang ini meliputi pemrosesan daur ulang recycling pada perkerasan jalan lama baik jalan kerikilagregat atau jalan aspal yang telah terlebih dahulu dipersiapkan.
Pekerjaan daur ulang ini dilaksanakan pada jalan aspalagregatkerikil yang perlu distabilisasi atau ditingkatkan kemampuan daya dukungnya dengan menambahkan
bahan tambah semen sebagai bahan lapis pondasi atau lapis pondasi bawah. Apabila material yang digunakan terdiri dari selected material, lapisan aspal eksisting dan
semen maka disebut Cement Treated Recycling Subbase CTRSB, sedangkan apabila material yang digunakan terdiri atas kerikilagregat, lapisan aspal eksisting dan semen
dinamakan Cement Treated Recycling Base CTRB[9].
III. 5. 1. Spesifikasi Teknis CTRB dan CTRSB
Pelaksanaan pekerjaan daur ulang perkerasan jalan di Indonesia, khususnya pekerjaan daur ulang untuk menghasilkan Cement Treated Recycling Base dan Sub
Base CTRB dan CTRSB dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang tertuang dalam Spesifikasi Khusus bab VI : Cement Treated Recycling Base dan Sub Base
yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga. Beberapa hal yang diatur dalam petunujk teknis tersebut antara lain ketentuan
mengenai material yang digunakan, perencanaan campuran, pengendalian mutu, dsb.
Universitas Sumatera Utara
A. Material Yang Digunakan 1.
Semen Semen merupakan bahan pengikat yang penting dan banyak digunakan
dalam pembangunan fisik di sektor konstruksi. Jika bereaksi dengan air, semen akan menjadi pasta semen. Fungsi utama semen adalah mengikat butir-butir
agregat hingga membentuk suatu massa padat dan mengisi rongga-rongga udara diantara butir-butir agregat. Walaupun komposisi semen dalam
campuran CTRB hanya sekitar 3–6 berat namun karena fungsinya sebagai bahan pengikat maka peranan semen menjadi penting. Mengacu pada
Spesifikasi Khusus Bina Marga Bab VIA, semen yang digunakan untuk CTRB dan CTRSB adalah semen Portland biasa yang memenuhi ketentuan Standar
Industri Indonesia SII-13-1977 Semen Portland Type 1, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya tidak memerlukan persyaratan khusus seperti
jenis-jenis lainnya.
2. Air
Air diperlukan pada campuran CTRB untuk memacu proses hidrasi semen, membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan
konstruksi. Air yang dapat diminum umumnya dapat digunakan dalam proses pembuatan CTRB. Air yang mengandung senyawa-senyawa berbahaya atau
mengandung garam, minyak, gula atau bahan kimia lainnya yang bila dipakai akan mengurangi kualitas campuran CTRB bahkan dapat mengubah sifat
CTRB yang dihasilkan disaran kan untuk tidak digunakan dalam campuran CTRBCTRSB.
Universitas Sumatera Utara
Mengacu pada Spesifikasi Khusus Bina Marga Bab VIA, air yang digunakan untuk pekerjaan CTRB dan CTRSB adalah air tawar yang bebas dari endapan
maupun larutan atau bahan suspensi yang mungkin dapat merusak pembuatan CTRB dan CTRSB seperti yang ditentukan dan harus memenuhi ketentuan
yang disyaratkan dalam SNI 03-6817-2002 tentang mutu air yang digunakan dalam beton.
Tabel 3. 1. Ketentuan Air Untuk CTRB dan CTRSB[7]
No Macam Pengujian
Persyaratan Cara Pengujian
1 pH
4,5 – 8,5 SNI 06-2423-1991
2 Bahan Organik
Maksimum 200 ppm SNI 03-6817-2002
3 Minyak Mineral
2 berat semen SNI M68-1990-03
4 Kadar Sulfat
10.000 ppm SNI 06-2426-1991
5 Kadar Klorida
20.000 ppm SNI 06-2431-1991
3. Material Daur Ulang Recycling
a. Material yang didaur ulang dengan stabilisasi semen ini umumnya
dimanfaatkan dari material yang sudah ada di perkerasan lama yang kemudian dibuat rancangan campuran dari hasil pengambilan contoh
lapangan sebelum pekerjaan daur ulang dilaksanakan melalui tes pit disetiap segmennya menggunakan kadar semen yang direncanakan.
b. Material daur ulang digunakan sebagai agregat yang diperoleh dari
campuran lapis perkerasan lama yang digaruk dan dihancurkan sehingga lolos saringan 1 ½ inci 37,50 mm untuk lapis pondasi dan
lolos saringan 2 inci 50 mm untuk lapis pondasi bawah.
Universitas Sumatera Utara
c. Material harus bebas dari bendazat organik yang mengganggu hidrasi
dari semen Portland. Waktu diuji dengan Tes 18, BS 1924, kadar PHnya setelah satu jam kemudian harus lebih besar dari 12,2.
Pengujian dilakukan bila terjadi hal dimana proses pengerasan campuran lambat atau kekuatan dari campuran yang rendah.
d. Nilai Indeks Plastisitas maksimum material daur ulang adalah sebesar
10 . 4.
Agregat Baru Agregat baru dalam proses pembuatan CTRB ditambahkan apabila
bahan garukan perkerasan lama tidak memenuhi persyaratan gradasi yang dibutuhkan atau jika jumlah bahan garukan yang dihasilkan tidak mencukupi
kebutuhan material untuk proses pembuatan CTRB, dalam hal ini bahan garukan tidak mencukupi untuk menghasilkan tebal CTRB yang dibutuhkan.
Agregat baru yang ditambahkan dapat berupa batu pecah, sirtu, sirtu pecah, slag, pasir, abu batu atau kombinasi dari beberapa bahan ini yang memenuhi
persyaratan. Agregat baru terdiri dari agregat kasar dan halus. Agregat kasar merupakan agregat yang tertahan saringan no. 8 2,36 mm sementara agregat
halus merupakan agregat yang lolos saringan no.8 2,36 mm.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. 2. Persyaratan Mutu Agregat CTRB dan CTRSB[7]
Sifat-sifat Agregat Untuk Lapis
Pondasi Agregat Untuk Lapis
Pondasi Bawah Kasar
Halus Kasar
Halus
Keausan agregat dengan alat Abrasi, maksimum.
40 -
50 -
Indeks Plastisitas, IP, Maksimum
- 10
- 10
Tabel 3. 3. Gradasi Campuran CTRB dan CTRSB[7]
Ukuran Saringan ASTM
Persen Berat Yang Lolos Saringan Lapis Pondasi CTRB
Lapis Pondasi BawahCTRSB
2” 50 mm 100
1 ½ “ 37,7 mm 100
88 – 95 1” 25,0 mm
79 – 85 70 – 85
38 “ 9,50 mm 44 – 58
30 – 65 No. 4 4,75 mm
29 – 44 25 – 55
No. 10 2,0 mm 17 – 30
15 – 40 No.40 0,425 mm
7 – 17 8 – 20
No. 200 0.075 mm 2 – 8
2 – 8
B. Peralatan Yang Digunakan Keberhasilan pelaksanaan pekerjaan CTRB sangat tergantung oleh peralatan
yang digunakan dalam prosesnya. Beberapa peralatan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan CTRB meliputi recycling machine, truk penebar semen, motor
grader, beberapa jenis peralatan pemadat, dan truk tangki air.
Universitas Sumatera Utara
a. Recycling Machine
Recycling machine digunakan untuk membongkar perkerasan lama, memecah material perkerasan lama sampai menjadi ukuran agregat dengan gradasi
sesuai yang dibutuhkan. Alat yang digunakan harus memiliki kemampuan untuk membongkar dan mencampur material perkerasan lama dengan berbagai
jenis bahan pengikat maupun material baru yang telah ditebar sebelumnya sehingga menjadi suatu campuran yang homogen. Beberapa jenis soil
recyclerstabilizer yang dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan ini antara lain heavy duty soil recycler Wirtgen WR 2500, CMI RS 500650 atau
peralatan sejenis. Dengan menggunakan peralatan daur ulang ini, selruh lapis perkerasan lama yang telah rusak didaur ulang sekaligus dengan cara
membongkarmenggaruknya sehingga menjadi agregat kembali, untuk selanjutnya dicampurdiaduk baik dengan agregat tambahan baru, semen dan
air.
Gambar 3. 3. Metode Kerja Soil RecyclerStabilizer[4]
Universitas Sumatera Utara
b. Truk Penebar Semen
Truk penebar semen berfungsi untuk menebar semen pada permukaan jalan yang akan distabilisasi. Penebar semen yang digunakan harus memiliki
kemampuan untuk menebar semen sesuai dengan kadar semen yang dibutuhkan. Truk penebar semen harus dilengkapi dengan alat pengatur jumlah
semen yang akan ditebar sehingga akurasi dan keseragaman penebaran semen dapat terkontrol dengan baik. Semen dapat ditebar sebelum perkerasan jalan
dibongkardigaruk, maupun setelah proses tersebut. Tetapi pada umumnya untuk menghemat waktu dan mengurangi jumlah lintasan pengadukan oleh
alat daur ulang, semen ditebar pada permukaan jalan sebelum permukaan jalan dibongkardigaruk oleh alat daur ulang.
Gambar 3. 4. Truk Penebar Semen[4] c.
Motor Grader Motor grader berfungsi untuk meratakan dan membentuk elevasi permukaan
jalan yang didaur ulang. Jenis motor grader yang digunakan dalam pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
daur ulang perkerasan jalan sama dengan jenis motor grader yang umum digunakan dalam pekerjaan konstruksi perkerasan jalan lainnya.
d. Alat Pemadat
Pemilihan alat pemadat dalam pekerjaan daur ulang perkerasan adalah hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan proses daur ulang perkerasan,
terutama bila tebal lapisan yang didaur ulang cukup tebal. Pemadatan material daur ulang harus dilakukan dengan alat pemadat dengan kapasitas berat yang
dibutuhkan untuk memadatkan lapisan yang didaur ulang sampai ke lapisan paling bawah[24]. Pemilihan berat alat pemadat yang digunakan dilakukan
berdasarkan ketebalan serta ukuran butiran material yang dipadatkan seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3. 4.
Gambar 3. 5. Panduan Pemilihan Alat Pemadat[24]
Universitas Sumatera Utara
e. Truk Tangki Air
Truk tangki air berfungsi untuk menambahkan air pada lapisan yang akan didaur ulang sebelum lapisan dipadatkan. Penambahan air diperlukan untuk
mempercepat proses hidrasi semen dan memudahkan proses pemadatan. Penambahan air dilakukan dengan penyiraman air secara langsung sampai
diperoleh kadar air optimum untuk proses pemadatan. Truk tangki yang digunakan dalam pekerjaan daur ulang jalan juga sama dengan truk tangki
yang umum digunakan dalam pekerjaan konstruksi jalan lainnya.
III. 5. 1. 1. Perencanaan Campuran