4. Kriteria Jalan Yang Dapat Didaur Ulang 5. Cement Treated Recycling Base Dan Sub Base CTRB dan CTRSB 5. 1. Spesifikasi Teknis CTRB dan CTRSB

pengangkutan material keluar pembuangan dan masuk pengadaan lokasi pekerjaan, hal ini dapat juga menyebabkan gangguan terhadap lingkungan sekitar pekerjaan sperti yang telah diuraikan sebelumnya. Dari permasalahan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah lingkungan yang sering terjadi dalam pekerjaan perbaikan jalan lebih diakibatkan oleh perubahan elevasi jalan, gangguan terhadap arus lalu lintas dan kerusakan baru pada jaringan jalan disekitar lokasi pekerjaan. Dengan penerapan teknik daur ulang, sebagian besar permasalahan tersbut dapat dipecahkan.

III. 4. Kriteria Jalan Yang Dapat Didaur Ulang

Adapun kriteria ruas jalan yang direkomendasikan untuk diperbaiki dengan menggunakan metode daur ulang meliputi[4][11]:  Ruas jalan yang rusak berat, nilai IRI atau sama dengan 12, tetapi dulunya memiliki base course dan lapisan aus.  Kondisi perkerasan telah rusak parah dan tidak dapat direhabilitasi hanya dengan melakukan pelapisan ulang saja.  Kerusakan perkerasan yang terjadi menunjukkan bahwa penyebab kerusakan adalah kegagalan pada lapis pondasi perkerasan, baik pondasi atas maupun pondasi bawah.  Ruas jalan yang selalu bermasalah dengan genangan air akibat tidak berfungsinya saluran drainase perkerasan.  Ruas jalan yang dilalui truk overload yang cukup banyak, sehingga kekuatan struktur perkerasan tidak lagi memadai untuk memikul beban lalu lintas di masa depan.  Ruas jalan yang biaya pemeliharaannya meningkat dari tahun ketahun. Universitas Sumatera Utara

III. 5. Cement Treated Recycling Base Dan Sub Base CTRB dan CTRSB

CTRB dan CTRSB merupakan jenis lapis pondasi jalan yang dibuat dengan menggunakan material daur ulang perkerasan lama yang telah rusak. Pekerjaan daur ulang ini meliputi pemrosesan daur ulang recycling pada perkerasan jalan lama baik jalan kerikilagregat atau jalan aspal yang telah terlebih dahulu dipersiapkan. Pekerjaan daur ulang ini dilaksanakan pada jalan aspalagregatkerikil yang perlu distabilisasi atau ditingkatkan kemampuan daya dukungnya dengan menambahkan bahan tambah semen sebagai bahan lapis pondasi atau lapis pondasi bawah. Apabila material yang digunakan terdiri dari selected material, lapisan aspal eksisting dan semen maka disebut Cement Treated Recycling Subbase CTRSB, sedangkan apabila material yang digunakan terdiri atas kerikilagregat, lapisan aspal eksisting dan semen dinamakan Cement Treated Recycling Base CTRB[9].

III. 5. 1. Spesifikasi Teknis CTRB dan CTRSB

Pelaksanaan pekerjaan daur ulang perkerasan jalan di Indonesia, khususnya pekerjaan daur ulang untuk menghasilkan Cement Treated Recycling Base dan Sub Base CTRB dan CTRSB dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang tertuang dalam Spesifikasi Khusus bab VI : Cement Treated Recycling Base dan Sub Base yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga. Beberapa hal yang diatur dalam petunujk teknis tersebut antara lain ketentuan mengenai material yang digunakan, perencanaan campuran, pengendalian mutu, dsb. Universitas Sumatera Utara A. Material Yang Digunakan 1. Semen Semen merupakan bahan pengikat yang penting dan banyak digunakan dalam pembangunan fisik di sektor konstruksi. Jika bereaksi dengan air, semen akan menjadi pasta semen. Fungsi utama semen adalah mengikat butir-butir agregat hingga membentuk suatu massa padat dan mengisi rongga-rongga udara diantara butir-butir agregat. Walaupun komposisi semen dalam campuran CTRB hanya sekitar 3–6 berat namun karena fungsinya sebagai bahan pengikat maka peranan semen menjadi penting. Mengacu pada Spesifikasi Khusus Bina Marga Bab VIA, semen yang digunakan untuk CTRB dan CTRSB adalah semen Portland biasa yang memenuhi ketentuan Standar Industri Indonesia SII-13-1977 Semen Portland Type 1, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya tidak memerlukan persyaratan khusus seperti jenis-jenis lainnya. 2. Air Air diperlukan pada campuran CTRB untuk memacu proses hidrasi semen, membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan konstruksi. Air yang dapat diminum umumnya dapat digunakan dalam proses pembuatan CTRB. Air yang mengandung senyawa-senyawa berbahaya atau mengandung garam, minyak, gula atau bahan kimia lainnya yang bila dipakai akan mengurangi kualitas campuran CTRB bahkan dapat mengubah sifat CTRB yang dihasilkan disaran kan untuk tidak digunakan dalam campuran CTRBCTRSB. Universitas Sumatera Utara Mengacu pada Spesifikasi Khusus Bina Marga Bab VIA, air yang digunakan untuk pekerjaan CTRB dan CTRSB adalah air tawar yang bebas dari endapan maupun larutan atau bahan suspensi yang mungkin dapat merusak pembuatan CTRB dan CTRSB seperti yang ditentukan dan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam SNI 03-6817-2002 tentang mutu air yang digunakan dalam beton. Tabel 3. 1. Ketentuan Air Untuk CTRB dan CTRSB[7] No Macam Pengujian Persyaratan Cara Pengujian 1 pH 4,5 – 8,5 SNI 06-2423-1991 2 Bahan Organik Maksimum 200 ppm SNI 03-6817-2002 3 Minyak Mineral 2 berat semen SNI M68-1990-03 4 Kadar Sulfat 10.000 ppm SNI 06-2426-1991 5 Kadar Klorida 20.000 ppm SNI 06-2431-1991 3. Material Daur Ulang Recycling a. Material yang didaur ulang dengan stabilisasi semen ini umumnya dimanfaatkan dari material yang sudah ada di perkerasan lama yang kemudian dibuat rancangan campuran dari hasil pengambilan contoh lapangan sebelum pekerjaan daur ulang dilaksanakan melalui tes pit disetiap segmennya menggunakan kadar semen yang direncanakan. b. Material daur ulang digunakan sebagai agregat yang diperoleh dari campuran lapis perkerasan lama yang digaruk dan dihancurkan sehingga lolos saringan 1 ½ inci 37,50 mm untuk lapis pondasi dan lolos saringan 2 inci 50 mm untuk lapis pondasi bawah. Universitas Sumatera Utara c. Material harus bebas dari bendazat organik yang mengganggu hidrasi dari semen Portland. Waktu diuji dengan Tes 18, BS 1924, kadar PHnya setelah satu jam kemudian harus lebih besar dari 12,2. Pengujian dilakukan bila terjadi hal dimana proses pengerasan campuran lambat atau kekuatan dari campuran yang rendah. d. Nilai Indeks Plastisitas maksimum material daur ulang adalah sebesar 10 . 4. Agregat Baru Agregat baru dalam proses pembuatan CTRB ditambahkan apabila bahan garukan perkerasan lama tidak memenuhi persyaratan gradasi yang dibutuhkan atau jika jumlah bahan garukan yang dihasilkan tidak mencukupi kebutuhan material untuk proses pembuatan CTRB, dalam hal ini bahan garukan tidak mencukupi untuk menghasilkan tebal CTRB yang dibutuhkan. Agregat baru yang ditambahkan dapat berupa batu pecah, sirtu, sirtu pecah, slag, pasir, abu batu atau kombinasi dari beberapa bahan ini yang memenuhi persyaratan. Agregat baru terdiri dari agregat kasar dan halus. Agregat kasar merupakan agregat yang tertahan saringan no. 8 2,36 mm sementara agregat halus merupakan agregat yang lolos saringan no.8 2,36 mm. Universitas Sumatera Utara Tabel 3. 2. Persyaratan Mutu Agregat CTRB dan CTRSB[7] Sifat-sifat Agregat Untuk Lapis Pondasi Agregat Untuk Lapis Pondasi Bawah Kasar Halus Kasar Halus Keausan agregat dengan alat Abrasi, maksimum. 40 - 50 - Indeks Plastisitas, IP, Maksimum - 10 - 10 Tabel 3. 3. Gradasi Campuran CTRB dan CTRSB[7] Ukuran Saringan ASTM Persen Berat Yang Lolos Saringan Lapis Pondasi CTRB Lapis Pondasi BawahCTRSB 2” 50 mm 100 1 ½ “ 37,7 mm 100 88 – 95 1” 25,0 mm 79 – 85 70 – 85 38 “ 9,50 mm 44 – 58 30 – 65 No. 4 4,75 mm 29 – 44 25 – 55 No. 10 2,0 mm 17 – 30 15 – 40 No.40 0,425 mm 7 – 17 8 – 20 No. 200 0.075 mm 2 – 8 2 – 8 B. Peralatan Yang Digunakan Keberhasilan pelaksanaan pekerjaan CTRB sangat tergantung oleh peralatan yang digunakan dalam prosesnya. Beberapa peralatan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan CTRB meliputi recycling machine, truk penebar semen, motor grader, beberapa jenis peralatan pemadat, dan truk tangki air. Universitas Sumatera Utara a. Recycling Machine Recycling machine digunakan untuk membongkar perkerasan lama, memecah material perkerasan lama sampai menjadi ukuran agregat dengan gradasi sesuai yang dibutuhkan. Alat yang digunakan harus memiliki kemampuan untuk membongkar dan mencampur material perkerasan lama dengan berbagai jenis bahan pengikat maupun material baru yang telah ditebar sebelumnya sehingga menjadi suatu campuran yang homogen. Beberapa jenis soil recyclerstabilizer yang dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan ini antara lain heavy duty soil recycler Wirtgen WR 2500, CMI RS 500650 atau peralatan sejenis. Dengan menggunakan peralatan daur ulang ini, selruh lapis perkerasan lama yang telah rusak didaur ulang sekaligus dengan cara membongkarmenggaruknya sehingga menjadi agregat kembali, untuk selanjutnya dicampurdiaduk baik dengan agregat tambahan baru, semen dan air. Gambar 3. 3. Metode Kerja Soil RecyclerStabilizer[4] Universitas Sumatera Utara b. Truk Penebar Semen Truk penebar semen berfungsi untuk menebar semen pada permukaan jalan yang akan distabilisasi. Penebar semen yang digunakan harus memiliki kemampuan untuk menebar semen sesuai dengan kadar semen yang dibutuhkan. Truk penebar semen harus dilengkapi dengan alat pengatur jumlah semen yang akan ditebar sehingga akurasi dan keseragaman penebaran semen dapat terkontrol dengan baik. Semen dapat ditebar sebelum perkerasan jalan dibongkardigaruk, maupun setelah proses tersebut. Tetapi pada umumnya untuk menghemat waktu dan mengurangi jumlah lintasan pengadukan oleh alat daur ulang, semen ditebar pada permukaan jalan sebelum permukaan jalan dibongkardigaruk oleh alat daur ulang. Gambar 3. 4. Truk Penebar Semen[4] c. Motor Grader Motor grader berfungsi untuk meratakan dan membentuk elevasi permukaan jalan yang didaur ulang. Jenis motor grader yang digunakan dalam pekerjaan Universitas Sumatera Utara daur ulang perkerasan jalan sama dengan jenis motor grader yang umum digunakan dalam pekerjaan konstruksi perkerasan jalan lainnya. d. Alat Pemadat Pemilihan alat pemadat dalam pekerjaan daur ulang perkerasan adalah hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan proses daur ulang perkerasan, terutama bila tebal lapisan yang didaur ulang cukup tebal. Pemadatan material daur ulang harus dilakukan dengan alat pemadat dengan kapasitas berat yang dibutuhkan untuk memadatkan lapisan yang didaur ulang sampai ke lapisan paling bawah[24]. Pemilihan berat alat pemadat yang digunakan dilakukan berdasarkan ketebalan serta ukuran butiran material yang dipadatkan seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3. 4. Gambar 3. 5. Panduan Pemilihan Alat Pemadat[24] Universitas Sumatera Utara e. Truk Tangki Air Truk tangki air berfungsi untuk menambahkan air pada lapisan yang akan didaur ulang sebelum lapisan dipadatkan. Penambahan air diperlukan untuk mempercepat proses hidrasi semen dan memudahkan proses pemadatan. Penambahan air dilakukan dengan penyiraman air secara langsung sampai diperoleh kadar air optimum untuk proses pemadatan. Truk tangki yang digunakan dalam pekerjaan daur ulang jalan juga sama dengan truk tangki yang umum digunakan dalam pekerjaan konstruksi jalan lainnya.

III. 5. 1. 1. Perencanaan Campuran

Dokumen yang terkait

Evaluasi Tebal Lapis Perkerasan Lentur Manual Desain Perkerasan Jalan No.22.2/KPTS/Db/2012 Dengan Menggunakan Program Kenpave

17 135 102

Pembuatan Papan Partikel Komposit Polietilena Kerapatan Rendah Daur Ulang Dan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit

2 41 86

Kajian Tentang Kelayakan Proses Daur Ulang Air Limbah Rumah Tangga Menjadi Air Baku Untuk Air Bersih Di Pemukiman Karyawan PT. Inalum Tanjung Gading Kabupaten Batubara

3 49 89

Daur Ulang Kemasan Kantongan Plastik (Polietilen) Dan Pelepah Kelapa Sawit Untuk Saklar Listrik

2 64 84

Konsep Daur Ulang pada Material Bekas sebagai Elemen Interior Kafe di Medan (Studi Kasus: Resep Nenek Moyangku, Lekker Urban Food House, dan Hungry Tummy)

9 90 188

ANALISA PERBANDINGAN KONSTRUKSI JALAN PERKERASAN LENTUR DENGAN PERKERASAN KAKU DITINJAU DARI METODE Analisa Perbandingan Konstruksi Jalan Perkerasan Lentur Dengan Perkerasan Kaku Ditinjau Dari Metode Pelaksanaan Dan Biaya (Studi Kasus: Pekerjaan Peningka

0 3 16

ANALISA PERBANDINGAN KONSTRUKSI JALAN PERKERASAN LENTUR DENGAN PERKERASAN KAKU Analisa Perbandingan Konstruksi Jalan Perkerasan Lentur Dengan Perkerasan Kaku Ditinjau Dari Metode Pelaksanaan Dan Biaya (Studi Kasus: Pekerjaan Peningkatan Struktur Jalan Ma

0 2 20

ANALISA LENDUTAN DAN MODEL RETAK LAPIS PERKERASAN AC-WC DAUR ULANG YANG DIPERKUAT GEOGRID PRA-TEGANG Analisa Lendutan Dan Model Retak Lapis Perkerasan Acwc Daur Ulang Yang Diperkuat Geogrid Pra-Tegang.

0 1 15

KONSTRUKSI LAPIS PERKERASAN ACWC DAUR ULANG DIPERKUAT DENGAN GEOGRID PRA-TEGANG Konstruksi Lapis Perkerasan Acwc Daur Ulang Diperkuat Dengan Geogrid Pra-Tegang.

0 1 16

KONSTRUKSI LAPIS PERKERASAN ACWC DAUR ULANG DIPERKUAT DENGAN GEOGRID PRA-TEGANG Konstruksi Lapis Perkerasan Acwc Daur Ulang Diperkuat Dengan Geogrid Pra-Tegang.

0 0 8