Hasil Uji Akar-Akar Unit Uji Stasioner Uji Kointegrasi

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terjadi fluktuasi dalam penerimaan pajak di Indonesia. Penerimaan pajak terendah terjadi pada tahun 1998 diakibatkan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyaknya perusahaan yang tutup dan terjadi PHK sehingga turunnya daya beli masyarakat yang mengakibatkan turunnya penerimaan pajak oleh Negara.

4.2. Hasil Uji Akar-Akar Unit Uji Stasioner

Data yang tidak stasioner bisa menyebabkan regresi yang lancung sehingga perlu dilakukan uji stasioneritas data. Penelitian ini dimulai dengan dengan uji stasioner terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu PDB, SBI, TAX, GOV, IHK, dan M1. Dengan mengikuti metode yang dikembangkan Dickey dan Fuller maka estimasi akar- akar unit dapat dilakukan. Setelah dilakukan uji stasioneritas diketahui bahwa beberapa data yang digunakan merupakan data yang tidak stasioner sehingga dilakukan upaya untuk menjadikan data menjadi stasioner. untuk itu penulis melakukan pembedaan pertama atau first difference and second difference terhadap data-data yang tidak stasioner. Dari hasil pengujian terlihat bahwa seluruh data telah stasioner pada derajat 1 dan 2, atau stasioner pada pembedaan pertama dan pembedaan kedua. Sehingga data hasil pembedaan pertama dan kedua digunakan untuk mengestimasi persamaan yang digunkan dalam penelitian ini. Hasil uji stasioneritas variabel–variabel dalam penelitian ditampilkan pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Uji Akar-Akar Unit Uji Stasioneritas pada Tingkat Level1 st D2 nd D No Variabel Level First D Sec D ADF Test 1 PDB Second Difference --7.977671 2 SBPU First Difference -3.103259 3 TAX First Difference -3.678996 4 GOV First Difference -3.358113 Universitas Sumatera Utara 5 KURS First Difference -5.098180 6 IHK Second Difference -5.440914 7 M1 Second Difference -4.414304 Sumber: Data diolah dengan EViews 4.1 Berdasarkan hasil uji akar-akar unit pada Tabel 4.7 diketahui bahwa nilai SBPU, TAX, GOV, dan KURS stasioner pada tahap 1st Diferrence serta PDB, IHK dan M1 stasioner pada tahap 2nd Diferrence.

4.3. Uji Kointegrasi

Pengujian ini dilakukan dalam rangka memperoleh hubungan jangka panjang antar variabel yang telah memenuhi persyaratan selama proses integrasi yaitu dimana semua variabel telah stasioner pada derajat yang sama yaitu derajat 1 atau I 1. Informasi jangka panjang diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu rank kointegrasi untuk mengetahui berapa sistem persamaan yang dapat menerangkan dari keseluruhan sistem yang ada. Hasil pengujian kointegrasi berdasarkan trace statistics dapat dilihat pada Tabel 4.8. Berdasarkan hasil perhitungan seperti yang disajikan pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa untuk masing- masing persamaan terdapat dua rank kointegrasi pada taraf nyata lima persen. Dengan demikian dua persamaan dalam penelitian ini yaitu produk domestik bruto dan suku bunga pasar uang terkointegrasi secara linear dalam jangka panjang. Hal ini dapat dibuktikan pada penelitian terdahulu dari Seftarita Chenny dengan penelitiannya kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan pertumbuhan ekonomi bahwa Hasil uji kointegrasi variabel kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan keseimbangan dalam jangka panjang. Tabel 4.8. Hasil Estimasi Uji Kointegrasi Universitas Sumatera Utara Sample: 1980 2009 Included observations: 28 Series: PDB SBPU Lags interval: 1 to 1 Selected 0.05 level Number of Cointegrating Relations by Model Data Trend: None None Linear Linear Quadratic Test Type No Intercept Intercept Intercept Intercept Intercept No Trend No Trend No Trend Trend Trend Trace 1 2 Max-Eig 1 2 Critical values based on MacKinnon-Haug-Michelis 1999 Sumber: Data diolah dengan EViews 4.1

4.4. Analisis Data Penelitian