K – k m - 1 ; disebut Over Identified. K – k m - 1 ; disebut Unidentified.
dimana K = jumlah seluruh variabel bebas predetermined dalam model, k = jumlah seluruh variabel bebas predetermined dalam suatu persamaan tertentu, m = jumlah
variabel endogen dalam suatu persamaan tertentu. Dari hasil identifikasi kondisi order, dinyatakan sebagai berikut:
Tabel 3.1. Hasil Identifikasi Kondisi Order
Dari hasil identifikasi di atas, persamaan PDB dan SBPU mengalami kondisi overidentified dimana koefisien yang dihasilkan dari hasil persamaan reduced form
“berlebih” untuk menaksir koefisien persamaan structural jumlah koefisien persamaan reduced form jumlah koefisien persamaan structural. Dengan kondisi tersebut maka
tepat digunakan metode Two Stage Least Squares pada persamaan simultan dalam penelitian ini.
3.5. Definisi Operasional
Untuk memu
dahkan pemahaman terhadap istilah dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini perlu
diberikan batasan operasional sebagai berikut: 1.
PDB merupakan Produk Domestik Bruto riil Indonesia dengan harga konstan 1993 = 100 Miliar Rp.
2. SBPU adalah suku bunga pasar uang persen
Persamaan K – k m – 1 Kondisi
PDB 5 – 3 2 – 1 Overidentified SBPU 5 – 2 2 – 1 Overidentified
Universitas Sumatera Utara
3. TAX adalah penerimaan pajak pemerintah setiap tahun Miliar Rp
4. GOV adalah konsumsi pemerintah setiap tahun Miliar Rp
5. M1 adalah jumlah uang yang beredar dalam arti sempit di Indonesia Miliar Rp.
6. KURS merupakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang berarti nilai tengah harga
mata uang dollar AS terhadap rupiah Rp. 7.
IHK merupakan indeks harga konsumen tahun dasar 1993= 100 persen
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Perekonomian Indonesia
Krisis ekonomi yang bermula pada pertengahan tahun 1997 dan meningkat menjadi krisis multi dimensi dalam tahun 1998 dan 1999, telah berpengaruh besar terhadap
kehidupan masyarakat luas. Kondisi ekonomi semakin sulit, rasa keamanan dan ketentraman terganggu, serta keresahan sosial meningkat.
Sejak Indonesia mengalami krisis, pemerintah telah mengambil berbagai langkah kebijakan, baik fiskal, moneter, perdagangan internasional maupun kebijakan sektor riil
untuk mengatasinya. Namun, ketidakstabilan politik dan berbagai masalah sosial yang terjadi di tanah air membuat upaya pemulihan tersebut menjadi lebih sulit. Bila
dibandingkan dengan negara-negara lain yang mengalami krisis seperti Korea Selatan, Thailand, Filipina, dan Malaysia, serta pemulihan perekonomian Indonesia relatif
tertinggal. Walaupun demikian tanda-tanda ke arah pemulihan sudah muncul, terutama sejak triwulan ketiga 1999, sehingga dapat dikatakan perekonomian nasional telah
melampau titik terburuk dan sedang dalam proses menuju kebangkitannya kembali. Rasa optimistis tersebut didukung oleh perkembangan positif beberapa indikator utama makro
ekonomi seperti nilai tukar rupiah, inflasi, suku bunga, indeks harga saham gabungan, neraca pembayaran, dan produk domestik bruto riil.
Kebijaksanaan moneter, yang terutama dilakukan dengan pengendalian jumlah uang beredar bertujuan antara lain mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap
39
Universitas Sumatera Utara