Tahun PDB Riil
Milyar Rp Tahun
PDB Riil Milyar Rp
1980 101,166.51
1995 497,466.85
1981 120,566.17
1996 499,138.60
1982 117,777.60
1997 541,406.51
1983 130,690.32
1998 505,368.76
1984 138,746.46
1999 382,236.14
1985 143,409.61
2000 453,239.90
1986 139,131.42
2001 557,182.71
1987 154,793.83
2002 558,487.36
1988 175,788.96
2003 586,649.67
1989 185,056.24
2004 655,425.94
1990 212,427.11
2005 749,238.68
1991 236,162.73
2006 880,339.83
1992 262,872.81
2007 1,015,458.45
1993 329,775.90
2008 1,237,702.49
1994 337,696.24
2009 1,383,625.16
Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia 1980-2009 Dari Tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa PDB rill di Indonesia terus mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Ini terbukti dari tahun 2000 mengalami kenaikan sebesar Rp 453,239.90 dibandingkan tahun 1999 yang hanya sebesar Rp. 382,236.14 miliar. Kemudian
peningkatan yang terbesar terjadi pada tahun 2009 sebesar Rp. 1,383,625.16 miliar.
4.1.2. Perkembangan Suku Bunga Pasar Uang
Suku bunga pasar uang SBPU merupakan suku bunga yang berlaku di pasar uang antar bank. Perkembangan suku bunga pasar uang SBPU disajikan pada Tabel 4.2.
Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa suku bunga pasar uang SBPU mengalami rata-rata penurunan sebesar 0.16 persen. Nilai suku bunga pasar uang SBPU terendah terjadi pada
tahun 2004 yaitu 8,3 persen dan 2009 sebesar 7,5 persen. Sedangkan nilai suku bunga pasar uang SBPU tertinggi terjadi pada tahun 1999 sebesar 25 persen.
Tabel 4.2 Perkembangan Suku Bunga Pasar Uang SBPU Tahun
SBPU Tahun
SBPU
Universitas Sumatera Utara
Persen Persen
1980 12.6
1995 13.0
1981 14.5
1996 17.0
1982 16.4
1997 17.0
1983 14.5
1998 16.0
1984 15.9
1999 25.0
1985 18.4
2000 22.0
1986 16.9
2001 13.3
1987 15.4
2002 16.2
1988 18.4
2003 13.8
1989 19.0
2004 8.3
1990 17.7
2005 12.8
1991 19.6
2006 12.9
1992 22.7
2007 8.6
1993 17.8
2008 9.3
1994 13.0
2009 7.5
Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia Bank Indonesia 1980-2009 Suku bunga yang tinggi yang terjadi pada tahun 1991 dan 1992, sebagai akibat
pengetatan jumlah uang beredar, di satu pihak telah meningkatkan penghimpunan dana masyarakat, tetapi di lain pihak merupakan salah satu faktor yang memperlambat
pertumbuhan kredit perbankan. Pertumbuhan kredit yang melambat tersebut juga akibat tindakan konsolidasi perbankan untuk memenuhi beberapa ketentuan yang diatur dalam
Paket Februari 1991, seperti pemenuhan modal minimum, rasio simpanan terhadap pinjaman serta pembentukan cadangan penghapusan aktiva produktif. Untuk
menggairahkan kembali kegiatan investasi, penurunan suku bunga kredit ke tingkat yang wajar telah diupayakan. Penurunan suku bunga dilakukan dengan berpegang pada prinsip
kehati-hatian dan keluwesan dalam pelaksanaan kebijaksanaan moneter. Di samping melalui mekanisme operasi pasar terbuka, upaya penurunan suku bunga kredit dilakukan
juga dengan penyempurnaan peraturan seperti antara lain diatur dalam Paket Deregulasi Mei 1993. Paket ini mencakup beberapa perubahan peraturan yang dirasakan menghambat
Universitas Sumatera Utara
pemberian kredit perbankan, seperti metoda perhitungan kesehatan bank dan permodalan bank. Perubahan ketentuan tersebut meringankan perbankan mendapatkan penilaian sehat,
dan mendorong perbankan lebih leluasa menyalurkan kredit. Oleh karena itu, perkembangan suku bunga pasar uang dapat dilihat pada Gambar 4.2 dibawah ini.
4 8
12 16
20 24
28
1985 1990
1995 2000
2005 SBPU
Gambar 4.2. Perkembangan Suku Bunga Pasar Uang persen
4.1.3. Jumlah Uang Beredar