Kebijakan Moneter Interaksi Kebijakan Fiskal dan Moneter

kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian dengan menggunakan instrument variabel pajak tax, transfer pemerintah atau dengan pengeluaran pemerintah. Reksoprayitno: 2000. Kedua kebijakan ekonomi makro tersebut dapat bersifat ekspansi maupun kontraksi. Ketika perekonomian menghadapi peningkatan pengangguran dan kapasitas produksi nasional bersifat unemployment dilakukan kebijakan yang bersifat ekspansi mis: defisit neraca pembayaran, sedangkan kebijakan kontraksi digunakan apabila perekonomian dalam keadaan over employment yaitu permintaan agregatif melebihi kapasitas produksi nasional mis: inflasi yang tinggi. Tujuan dari kedua kebijakan ekonomi makro tersebut baik ekspansi maupun kontraksi adalah untuk meningkatkan pendapatan nasional dan menurunkan tingkat pengangguran serta tingkat inflasi dan memperkecil defisit neraca pembayaran luar negeri. Perubahan dalam belanja pemerintah akan mempengaruhi perekonomian. Jika belanja pemerintah naik sebesar G Government expenditure akan mendorong adanya kenaikan pendapatan nasional sebesar = KG x G Direct Stimulus. Bertambahnya pendapatan, akibat kebijakan fiskal yang ekspansif menyebabkan permintaan uang juga meningkat, sehingga mendorong kenaikan tingkat bunga r. Sebaliknya kebijakan fiskal yang bersifat kontraksi dengan menaikkan pajak akan menurunkan pendapatan nasional, karena pajak tax bersifat indirect stimulus. Dengan menurunnnya pendapatan nasional Y maka terjadi penurunan permintaan uang, akibatnya tingkat bunga r turun. Dalam kebijakan fiskal ini lebih efektif menurunkan pengeluaran G dibandingkan dengan menaikkan pajak Tax.

2.4. Kebijakan Moneter

Universitas Sumatera Utara Kebijakan moneter merupakan kebijakan pemerintah yang dilakukan otoritas moneter Bank Sentral untuk mempengaruhi perekonomian dengan cara penambahan atau pengurangan jumlah uang beredar M1 yang biasa disebut dengan penawaran uang Reksoprayitno: 2000. Kebijakan moneter yang bersifat ekspansi dengan cara menambah jumlah uang beredar M, bertujuan untuk menambah jumlah pendapatan nasional Y, pada tingkat yang diharapkan. Kenaikan pendapatan pada tingkat keseimbangan penawaran riil akan diikuti dengan adanya peningkatan permintaan uang dan mendorong terjadinya kenaikan tingkat bunga. Sehingga hubungan antara peningkatan pertambahan jumlah uang beredar terhadap tingkat bunga adalah positif. Sebailiknya kebijakan moneter yang bersifat kontraksi dengan mengurangi jumlah uang beredar pada tingkat harga yang fleksibel akan menurunkan pendapatan nasional sehingga inflasi dan tingkat bunga juga akan menurun.

2.5. Interaksi Kebijakan Fiskal dan Moneter

Ketika menganalisis setiap perubahan dalam kebijakan moneter atau fiskal maka perlu disadari bahwa kebijakan dalam suatu kebijakan akan mempengaruhi kebijakan lainnya. Artinya ada saling ketergantungan atas sebuah kebijakan terhadap dampak kebijakan ekonomi yang dihasilkan. Hasil interaksi atas kebijakan fiskal dan moneter dapat terdiri dari: 1. Kebijakan fiskal dengan menaikkan pajak Universitas Sumatera Utara Apabila pemerintah menjalankan kebijakan fiskalnya dengan menaikkan pajak maka ada 3 kemungkinan yang akan berlaku yaitu: a. Otoritas moneter mempertahankan jumlah uang beredar pada tingkat konstan, maka akan mengakibatkan pendapatan nasional akan turun, karena kenaikan pajak akan mengurangi pengeluaran konsumen, sehingga tingkat bunga juga akan turun karena ada kecenderungan mengurangi permintaan uang kurva IS bergeser ke kiri dari IS1 ke IS2 sedangkan kurva LM tetap akibatnya Y1 turun menjadi Y21 dan tingkat bunga turun dari r1 ke r2 , Gambar 2.2. b. Otoritas moneter mempertahankan tingkat bunga konstan dengan mengurangi jumlah uang beredar, sehingga pendapatan nasional akibatnya juga turun lebih besar dibandingkan cara no a, karena kenaikan pajak Gambar 2.2. c. Otoritas moneter mencegah akibat kenaikan pajak pada menurunnnya pendapatan nasional pendapatan nasional berada pada tingkat tetap dengan meningkatkan jumlah uang beredar, akibatnya tingkat bunga turun cukup besar. Refleksi dari kebijakan fiskal dan moneter tersebut ke dalam perekonomian dengan tingkat pendapatan nasional yang tetap adalah adanya penurunan konsumsi akibat kenaikan pajak, sedangkan ekspansi moneter dengan tingkat bunga yang turun mendorong investasi kurva IS bergeser ke kiri dari IS1 ke IS2 dan kurva LM bergeser ke kanan dari LM1 ke LM2, akibatnya Y tetap dan tingkat bunga turun dari r1 ke r2, Gambar 2.3. Tingkat bunga r IS1 LM2 Universitas Sumatera Utara IS2 LM1 Y2 2 Y2 1 Y1 Pendapatan Y Gambar 2.2. Peningkatan Pajak, Cateris Paribus Tingkat bunga r LM1 LM2 IS1 IS2 0 Y Pendapatan Y 2. Kebijakan fiskal dengan menaikkan pengeluaran pemerintah Kebijakan menaikkan pengeluaran akan mendorong meningkatnya output. Nasional atau pendapatan nasional bertambah, dan akan meningkatkan permintaan uang. Jika otoritas moneter mempertahankan jumlah uang beredar pada tingkat konstan maka tingkat bunga akan naik kurva IS bergeser dari IS2 ke IS1 dan kurva LM tetap LM1 sedangkan Y bertambah dari Y21 ke Y1 tetapi tingkat bunga naik dari r2 ke r1, Gambar 2.2. Kebijakan menaikkan pengeluaran untuk meningkatkan pendapatan r 1 r 2 r 1 r 2 Gambar 2.3. Peningkatan Jumlah Uang Beredar, Cateris Paribus Universitas Sumatera Utara nasional pada tingkat bunga yang tetap dapat direspon otoritas moneter dengan menambah jumlah uang beredar, sehingga sebanding dengan permintaan uang akibat peningkatan pendapatan nasional yang bertambah kurva IS bergeser ke kanan dari IS2 ke IS1, sedangkan kurva LM bergeser ke kanan dari LM2 ke LM1 dengan tingkat bunga sebesar r1, Gambar 2.2.

2.6. Penelitian Terdahulu