Perkembangan Produk Domestik Bruto Riil

mengendalikan inflasi, serta mengendalikan kestabilan neraca pembayaran. Pertumbuhan jumlah uang beredar yang terlalu rendah walaupun akan dapat menurunkan inflasi dan defisit transaksi berjalan secara signifikan, tetapi hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang agak rendah. Sebaliknya, pertumbuhan jumlah uang beredar yang terlalu tinggi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi akan menghasilkan inflasi dan defisit transaksi berjalan meningkat. Dibidang fiskal, tantangan yang paling mendasar adalah upaya peningkatan tabungan pemerintah, khususnya melalui upaya meningkatkan penerimaan dari sektor pajak. Kendala yang menonjol dalam upaya meningkatkan penerimaan dari sektor tersebut adalah masih relatif rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak. Namun demikian, melalui penyempurnaan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang diikuti dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia aparat perpajakan, diharapkan peranan penerimaan pajak, yang rasionya terhadap PDB masih relatif kecil, akan semakin meningkat di masa-masa mendatang.

4.1.1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Riil

Perkembangan PDB Product Domestic Brutto Indonesia periode 1980-2009 menunjukkan peningkatan secara signifikan, kecuali pada periode tahun 1997 dan tahun 2002 mengalami penurunan yang cukup berarti khususnya tahun 1997. Hal ini dapat dimaklumi karena pada tahun 1997 Indonesia dilanda krisis, akibat krisis politik yang saat itu sangat berdampak pada kegiatan perekonomian. Dalam tahun 1996 PDB riil masih tumbuh dengan tingkat 7,98 persen. Namun pada pertengahan tahun 1997 pertumbuhan PDB riil mulai mengalami perlambatan dan untuk seluruh tahun PDB riil hanya tumbuh Universitas Sumatera Utara dengan tingkat 4,5 persen. Perlambatan PDB riil dalam tahun 1997 terutama disebabkan oleh musim kemarau yang berkepanjangan dan krisis nilai tukar rupiah yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997, sedangkan kinerja ekonomi yang memburuk dalam tahun 1998 terutama disebabkan oleh dampak krisis nilai tukar rupiah yang mengganggu hampir semua sendi-sendi perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.1. 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1980 1985 1990 1995 2000 2005 PDB Gambar 4.1. Perkembangan PDB Rill di Indonesia Milyar Rp Berdasarkan Tabel 4.1 di bawah ini, output Indonesia secara agregat terus mengalami peningkatan baik nominal maupun riil, namun persentase pertumbuhan mengalami fluktuasi. Berawal dari tahun 1986-1996 pertumbuhan menggembirakan, dengan tumbuh rata-rata berkisar 7.4 persen per tahun mampu membawa paling tidak kesejahteraan bagi masyarakat. Bahkan sebelumnya terjadi krisis 1998, banyak indikator makroekonomi memberikan angin segar kepada kita. Tabel 4.1 Perkembangan PDB Riil Indonesia Universitas Sumatera Utara Tahun PDB Riil Milyar Rp Tahun PDB Riil Milyar Rp 1980 101,166.51 1995 497,466.85 1981 120,566.17 1996 499,138.60 1982 117,777.60 1997 541,406.51 1983 130,690.32 1998 505,368.76 1984 138,746.46 1999 382,236.14 1985 143,409.61 2000 453,239.90 1986 139,131.42 2001 557,182.71 1987 154,793.83 2002 558,487.36 1988 175,788.96 2003 586,649.67 1989 185,056.24 2004 655,425.94 1990 212,427.11 2005 749,238.68 1991 236,162.73 2006 880,339.83 1992 262,872.81 2007 1,015,458.45 1993 329,775.90 2008 1,237,702.49 1994 337,696.24 2009 1,383,625.16 Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia 1980-2009 Dari Tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa PDB rill di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Ini terbukti dari tahun 2000 mengalami kenaikan sebesar Rp 453,239.90 dibandingkan tahun 1999 yang hanya sebesar Rp. 382,236.14 miliar. Kemudian peningkatan yang terbesar terjadi pada tahun 2009 sebesar Rp. 1,383,625.16 miliar.

4.1.2. Perkembangan Suku Bunga Pasar Uang