Pengertian Lembaga Sosial
1. Pengertian Lembaga Sosial
Banyak orang menyalahartikan pengerti- an lembaga dengan organisasi atau kantor.
Infososio SMA N 1 Joyobayan atau Universitas Sanjaya
sering disamakan dengan lembaga pendidikan,
LEMBAGA SOSIAL
demikian juga Bank Raya disamakan dengan
Sekumpulan kebiasaan dan tata
lembaga perbankan. Anggapan tersebut ku-
kelakuan terorganisasi yang ber-
rang tepat, walaupun ada kaitan antara lem-
kisar pada kegiatan pokok
baga pendidikan dengan SMA N 1 Joyobayan
manusia; sistem hubungan yang
atau antara lembaga perbankan dengan Bank mewujudkan nilai serta prosedur
umum tertentu dan memenuhi
Raya. Sekolah merupakan sebuah organisasi
kebutuhan dasar masyarakat.
atau asosiasi, demikian juga dengan Bank
Sumber: Paul B. Horton dan
Raya. Untuk memahami pengertian lembaga
Chester L.Hunt, 1991
sosial, kita mengumpamakannya dengan permainan sepak bola.
Anda tentu mengenal jenis olahraga permainan tersebut. Hakikat permainan sepak bola berbeda dengan tim pemain sepak bola. Permainan sepak bola merupakan perwujudan dari seperangkat peraturan permainan. Peraturan permainan merupakan seperangkat norma yang saling berhubungan dan bersifat abstrak. Kita dapat melihat wujud nyata norma tersebut, setelah dipraktikkan dalam bentuk permainan di lapangan.
Pemain adalah asosiasi orang-orang yang memainkan permainan. Asosiasi pemain sepak bola yang kita kenal antara lain adalah PSIS (Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang) atau Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya). Sebagai sebuah asosiasi, tim tersebut memiliki struktur organisasi yang terdiri dari kapten, penyerang, gelandang, bek, dan penjaga gawang. Di samping itu, sebagai sebuah tim terdapat juga pemain cadangan, petugas kesehatan, pelatih, dan manajer. Semua unsur tersebut (tim pemain, peraturan permainan, permainannya sendiri, dan tim pendukung) merupakan suatu kesatuan yang memungkinkan terjadinya permainan sepak bola. Permainan olah raga sepak bola itulah yang merupakan suatu lembaga, sedangkan PSIS atau Persebaya merupakan asosiasi. Dari contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian lembaga sosial berbeda dengan asosiasi.
Asosiasi adalah sekelompok orang yang yang terorganisasi, memiliki struktur, dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama, sedangkan lembaga sosial merupakan perilaku warga masyarakat yang mengikuti prosedur yang telah dibakukan. Oleh karena itu, lembaga terbentuk untuk memenuhi tujuan tertentu pula. Misal, transaksi antara nasabah dengan bank antara lain bertujuan
untuk menyimpan uang atau memperoleh pinjaman modal. Istilah lembaga sosial sering pula disinonimkan dengan pranata sosial.
Pranata dapat diartikan sebagai aturan atau tata cara (prosedur). Oleh karena
Hakikat Lambaga Sosial Hakikat Lambaga Sosial
Setiap lembaga sosial mempunyai kumpulan asosiasi, dan melalui asosiasi itulah norma-norma lembaga dilaksanakan. Demikian juga, dengan agama yang memiliki jamaah dan kelompok-kelompok pengajian. Lembaga pendidikan juga memiliki organisasi sekolah, komite sekolah, asosiasi alumni, tim sepak bola, tim bola voli, kelompok ilmiah remaja, dan lain-lain. Negara memiliki organisasi politik, rakyat, para wajib pajak, dan kelompok-kelompok lainnya. Lembaga dan asosiasi saling berkaitan, namun keduanya berbeda dan tidak dapat dicampuradukkan. Agama adalah lembaga, sedangkan umat adalah suatu kelompok sosial. Korporasi atau perusahaan adalah lembaga, sedangkan Bank Raya adalah asosiasi.
Dengan demikian, lembaga sosial adalah sistem hubungan sosial yang terorganisasi. Sistem hubungan merupakan jaringan peran dan status yang menjadi wahana untuk melaksanakan perilaku. Lembaga melaksanakan nilai- nilai umum dan prosedur umum tertentu untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Nilai umum mengacu kepada cita-cita dan tujuan bersama. Misal, keluarga merupakan sebuah lembaga sosial. Sebagai sebuah lembaga sosial, keluarga mencakup seperangkat nilai umum, dan sebuah jaringan peran serta status, antara lain suami, isteri, nenek, bayi, remaja, dan menantu. Semua itu membentuk sistem hubungan sosial yang menjadi wahana untuk melangsungkan kehidupan keluarga. Oleh karena itu, lembaga sosial pada dasarnya merupakan sistem gagasan yang bersifat abstrak, sedangkan organisasi atau asosiasi merupakan perwujudan dari lembaga sosial. Prosedur umum adalah pola peri- laku yang dibakukan dan diikuti warga masyarakat.
Berdasarkan uraian dan contoh-contoh di atas, dapat kita simpulkan bahwa lembaga sosial (social institution) bukanlah suatu bangunan, bukan sekelompok orang dan bukan organisasi. Akan tetapi, merupakan suatu sistem norma yang mengatur perilaku warga masyarakat untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting. Dapat juga dikatakan, bahwa lembaga adalah sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok manusia. Di dalam suatu lembaga terjadi suatu proses yang terstruktur untuk melakukan berbagai kegiatan.
Lembaga tidak memiliki anggota tetapi mempunyai pengikut. Kedua hal tersebut memiliki perbedaan arti. Untuk mempermudah pemahaman Anda, kita ambil agama sebagai contoh. Agama bukanlah suatu kelompok orang, tetapi merupakan suatu sistem gagasan, kepercayaan, praktik dan hubungan
94 Sosiologi SMA/MA Kelas XII
(interaksi sosial). Umat adalah sekelompok orang yang menerima kepercayaan dan mengikuti praktik ajaran agama. Apabila tidak ada orang yang percaya dan mau menerima ajaran agama, maka agama tidak ada.
Setiap lembaga sosial memiliki struktur sosial sendiri-sendiri. Struktur sosial adalah jaringan yang saling berhubungan antara individu-indivdu dengan kelompok-kelompok yang ada di masyarakat. Di samping itu, ukuran-ukuran perilaku yang dapat diterima dalam suatu lembaga juga bersifat khas untuk masing-masing lembaga.
Di masyarakat terdapat lima lembaga sosial yang penting, yaitu sebagai berikut.
a. Lembaga Keluarga atau Lembaga Perkawinan Lembaga ini terbentuk karena
adanya kebutuhan manusia untuk melangsungkan generasi. Di dalam- nya terdapat serangkaian norma yang mengatur ikatan suami isteri, hak dan kewajiban masing-masing, tanggung jawab, aturan perkawinan, dan segala praktik pelaksanaannya. Interaksi sosial yang mendorong terciptanya lembaga ini berupa kerja sama antar individu, seorang pria dengan seorang wanita, untuk mene- gakkan rumah tangga. Dalam inte- raksi di antara keduanya, mungkin diselingi konflik-konflik kecil, namun Sumber: Ayahbunda, 8 Juni 2005 secara umum keduanya bekerja Gambar 3.2 Setiap keluarga adalah sebuah ikatan
sosial yang didasari oleh nilai-nilai tertentu.
sama.
b. Lembaga Keagamaan Lembaga ini terbentuk untuk
memenuhi kebutuhan manusia akan hubungan dengan Sang Maha Pencipta. Di dalamnya terdapat ber- bagai nilai dan norma yang diprak- tikkan dalam bentuk peribadatan maupun hubungan sosial.
c. Lembaga Pemerintahan Lembaga ini terbentuk sebagai
upaya untuk memenuhi kebutuhan
Sumber: Garuda, Desember 1996
hidup bermasyarakat secara luas. Gambar 3.3 Perwujudan lembaga agama.
Hakikat Lambaga Sosial
Berbagai norma dan nilai terdapat di lembaga ini. Norma dan nilai tersebut diterapkan untuk mengatur perma- salahan sosial yang sangat kompleks. Lembaga pemerintahan prinsipnya dilaksanakan pada masyarakat yang mempunyai aspek homogenitas (keraga- man) dan heterogenitas (keaneka- ragaman). Homogenitas didasarkan
pada kesamaan ideologi, sejarah, dan
Sumber: Tempo, 8 Mei 2005
wilayah, sedangkan heterogenitas pada
Gambar 3.4 Presiden dan para menterinya merupa-
kan sekelompok elit pemerintah yang menjalankan
umumnya didasarkan pada etnik, aga-
norma-norma yang mengatur sebuah pemerintahan.
ma, dan budaya. Kesatuan dalam homo- genitas dan heterogenitas tersebut sering disebut dengan bangsa. Dengan demikian, praktek lembaga pemerintahan antara satu dengan bangsa lain berbeda. Di antaranya mekanisme pembentukan pemerintahan, pelaksanaan pemilihan umum, adanya partai politik dan lain-lain.
d. Lembaga Perekonomian Lembaga ini terbentuk dengan mak-
sud untuk memberi dasar kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan ekonominya. Norma-norma dan nilai- nilai sosial yang ada di dalamnya antara lain mengatur berbagai hubungan antar- individu atau antarkelompok sosial dalam hal pemenuhan kebutuhan ter- hadap barang dan jasa. Contoh norma dan nilai dalam lembaga ini adalah undang-undang anti monopoli, pera-
Sumber: Haryana
turan ekspor-impor, dan lain-lain. Aso-
Gambar 3.5 Bank adalah salah satu perwujudan dari
siasi yang kita kenal antara lain Kamar
lembaga perekonomian.
Dagang dan Industri (KADIN), Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Gabungan Pengusaha Konstruksi (Gapensi), dan sebagainya.
Lembaga ini terbentuk sebagai jawaban terhadap kebutuhan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Norma-norma sosial dan nilai-nilai yang ada di dalamnya antara lain mengatur berbagai hubungan antarmanusia atau antarkelompok sosial dalam hal pemenuhan kebutuhan terhadap barang dan jasa. Contohnya, UU tentang hak cipta, UU Anti monopoli, dan lain-lain.
96 Sosiologi SMA/MA Kelas XII 96 Sosiologi SMA/MA Kelas XII
kewajiban seorang siswa dan tugas seorang murid. Di samping kelima lembaga dasar tersebut, dalam masyarakat modern ilmu
pengetahuan juga sudah melembaga. Nilai-nilai dan prosedur ilmiah dianggap sangat penting dan baku, terbentuklah lembaga ilmiah sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Demikian pula, kegiatan-kegiatan sosial dan perawatan kesehatan dianggap telah mempola, kegiatan tersebut sehingga jadilah lembaga kesehatan.
Hakikat lembaga sosial merupakan pembakuan nilai-nilai dan norma-norma yang dianggap penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Seiring perubahan masyarakat, nilai-nilai mengalami pergeseran dan norma-norma mengalami perubahan. Sesuatu yang semula dianggap penting, kemudian dianggap tidak penting. Sebaliknya, ada pula sesuatu yang semula tidak dianggap penting kemudian dianggap penting. Oleh karena itu, lembaga sosial sebagai bentuk pembakuan nilai dan norma yang dianggap penting, juga mengalami perubahan. Misalnya, pada masa lampau, nilai-nilai dan norma-norma feodal- isme telah melembaga. Namun, sekarang lembaga feodalisme sudah mengalami pemudaran. Lunturnya tata kelakuan kaum ningrat Jawa (priyayi) merupakan contoh nyata. Sebaliknya, nilai-nilai demokrasi semakin menguat seiring modernisasi yang dialami masyarakat kita. Nilai-nilai dan norma-norma demokrasi telah melembaga saat ini, dan mengejawantah dalam bentuk organisasi pemerintahan dan lembaga perwakilan (DPR).