Penentuan Variabel

5. Penentuan Variabel

Seperti yang telah dikatakan pada bagian awal, variabel adalah objek penelitian yang berupa gejala-gejala yang bervariasi (dapat diubah-ubah atau diganti-ganti). Dalam sosiologi, gejala-gejala yang diteliti adalah fakta-fakta sosial. Oleh karena itu, variabel merupakan objek sesungguhnya dalam penelitian. Apabila Anda akan meneliti suatu persoalan (masalah), maka pemahaman mengenai variabel harus Anda kuasai. Pemahaman itu meliputi kemampuan untuk menentukan variabel, mengadakan kategorisasi variabel, dan menentukan indikator-indikatornya. Penentuan variabel penelitian berhubungan erat dengan metode atau pendekatan yang telah dipilih sebelumnya dan juga akan mem- pengaruhi bentuk instrumen pengumpul data yang akan dipilih kemudian, karena variabel akan mempengaruhi data yang akan diperoleh. Sebelum kita membahas lebih lanjut menengenai teknik penjabarannya, berikut ini kita kenali dulu macam-macam variabel dalam penelitian.

Secara umum, ada dua macam variabel, yaitu variabel kuantitatif, dan variabel kualitatif. Variabel kuantitatif adalah gejala-gejala (fakta sosial) yang dapat dinilai dengan angka. Misalnya, jumlah penduduk, frekuensi kejahatan, usia manusia, jarak antarkota, dan lain-lain, sedangkan variabel kualitatif adalah gejala-gejala (fakta sosial) yang tidak dapat dinilai dengan angka-angka, tetapi dengan kategori-kategori tertentu. Misalnya, kelas sosial ekonomi dikategorikan menjadi ‘miskin’, ‘menengah’, dan ‘kaya’.

186 Sosiologi SMA/MA Kelas XII

Ada dua klasifikasi variabel kuantitatif, yaitu varibel kuantitif deskrit (nominal, kategorik), dan variabel kuantitatif kontinum. Variabel kuantitatif deskrit berupa pengkategorian suatu gejala menjadi dua kutub yang berlawanan. Misalnya, jenis kelamin dikategorikan menjadi ‘pria’ dan ‘wanita’, status perkawinan dikategorikan menjadi ‘kawin’ dan ‘belum kawin’. Setiap kategori akhirnya akan dihitung berdasarkan frekuensi kemunculannya, misalnya banyaknya peserta didik putra di kelas Anda adalah 19 orang, sedangkan banyaknya peserta didik putri adalah 21 orang.

V ariabel kuantitatif kontinum dibagi menjadi tiga, yaitu variabel ordinal, interval, dan rasio. Variabel kontinum ordinal menyatakan gejala-gejala dalam bentuk tingkatan. Misalnya, tinggi badan seseorang dinyatakan dalam ‘170 cm, dan ‘165 cm’. Artinya, ada orang yang lebih tinggi atau lebih rendah dibanding dengan orang lain. Variabel kontinum interval menyatakan gejala- gejala dalam bentuk jarak. Misalnya, penerbangan dari Surabaya ke Makassar membutuhkan waktu 120 menit, penerbangan dari Makassar ke Ambon memakan waktu selama 60 menit. Artinya, jarak penerbangan kedua rute tersebut adalah 60 menit. Variabel kontinum rasio menyatakan gejala-gejala dalam bentuk perbandingan. Misalnya, jumlah penduduk desa A sebanyak 500 jiwa, dan jumlah penduduk desa B sebanyak 250 jiwa. Artinya, perbandingan jumlah penduduk desa A dengan desa B adalah 2 dibanding 1.

Jenis-jenis variabel di atas hanyalah pembedaan berdasarkan nilai datanya, sedangkan yang lebih penting adalah kemampuan untuk menentukan variabel atas dasar kedudukan dan hubungan antarvariabel sebagai objek penelitian. Pembedaan itu membagi variabel menjadi dua macam, yaitu variabel bebas (independent variable), dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas (pengaruh, penyebab) adalah variabel yang keberadaannya memengaruhi variabel terikat. Dengan demikian, variabel terikat (terpengaruh, akibat) adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian dengan metode eksperimen, keberadaan dua variabel ini mutlak harus ada.

Bagaimanakah cara menentukan variabel dan merincinya menjadi sub-sub variabel atau indikator-indikator? Berikut ini diberikan contoh.

Judul penelitian : Dampak Teknologi Pertanian terhadap Perubahan Sosial. Judul tersebut dapat diuraikan menjadi dua variabel, yaitu teknologi pertanian

sebagai variabel bebas, dan perubahan sosial sebagai variabel terikat. Hubungan kedua variabel tersebut bersifat sebab-akibat, karena teknologi pertanian menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Kemudian, setiap variabel tersebut dapat diuraikan lagi menjadi indikator-indikator. Setiap indikator merupakan petunjuk ke arah tercapainya keadaan yang dinyatakan pada variabel. Tabel berikut ini akan memudahkan pemahaman mengenai proses penjabaran ini.

Desain Penelitian Sosial

Judul: Dampak Teknologi Pertanian terhadap Perubahan Sosial V ariabel bebas: teknologi pertanian

V ariabel terikat: perubahan sosial Indikator-indikator:

Indikator-indikator: 1. pemakaian traktor (alat bajak ber-

1. perubahan pemanfaatan lahan mesin)

2. perubahan mata pencaharian 2. pemakaian alat penyemprot hama

3. perubahan ekonomi 3. pemakaian bibit unggul

4. perubahan kependudukan 4. pemakaian pupuk kimia

5. perubahan nilai-nilai agraris ke 5. pemakaian mesin penggiling padi

industrialisasi

6 . pembangunan sarana irigasi 6 . perubahan hubungan sosial modern

7 . perubahan struktur masyarakat 7 . perkembangan hidroponik (berta-

8 . perubahan budaya nam tanpa tanah)

9 . perubahan status dan peran sosial. 8 . pemakaian mesin penanam 9 . pemakaian mesin pemanen

10. pemakaian mesin pemroses hasil panen

Contoh di atas lingkup penelitiannya memang sangat luas, sehingga indikator-indikatornya pun banyak sekali. Padahal setiap indikator harus dicari datanya untuk mendukung kesimpulan akhir. Oleh karena itu, seharusnya pada tahap perumusan masalah hal itu harus dibatasi. Misalnya judul dipersempit menjadi Pengaruh Pemakaian Traktor terhadap Perubahan Lapangan Kerja di Sektor Pertanian. Cobalah Anda uraikan judul yang telah dipersempit itu menjadi seperti tabel di atas!