Hakikat Modernisasi

1. Hakikat Modernisasi

Modernisasi adalah suatu proses yang dialami masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern. Masyarakat modern adalah pencerminan dari kondisi sistem sosial, ekonomi, dan politik yang berkembang di Eropa Barat (Inggris, Belanda, Perancis, Jerman) dan Amerika Utara pada abad ke-17 hingga abad ke-19. Di sanalah permulaan modernisasi. Oleh karena itu, modernisasi dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan masyarakat secara total dari tradisional menuju masyarakat modern seperti di Eropa Barat dan Amerika Utara yang telah di- anggap stabil.

Tabel berikut ini, menunjukkan perbedaan masyarakat tradisional (pramo- dern) dengan masyarakat modern menurut Max Weber.

Aspek

Masyarakat Agraris

Masyarakat Kapitalis

(Modern) Pemilikan

Tradisional

Terikat pada status sosial Pemilikan pribadi semua alat turun-temurun

produksi dan pemusatan keka- yaan berada di bawah kontrol pengusaha (tanah, bangunan, mesin, bahan mentah semuanya dikontrol oleh suatu agen dan bebas diperjualbelikan di pasar sebagai barang milik pribadi)

Modernisasi dan Globalisasi Serta Pengaruh Perubahan Sosial Secara Umum

Masyarakat Kapitalis Aspek

Masyarakat Agraris

(Modern) Mekanisme

Tradisional

Belum ada Mekanisasi pekerjaan dengan pekerjaan

memanfaatkan teknologi, se- hingga memungkinkan untuk memperhitungkan kapital seca- ra tepat. Proses produksi berda- sarkan prinsip organisasi yang efektif, produktif, dan rasional.

Ciri tenaga Tidak bebas (hubungan Tenaga kerja bebas bergerak kerja

perbudakan atau hamba menanggapi permintaan dari pengolah tanah)

satu cabang ke cabang perusa- haan lainnya atau dari wilayah satu ke wilayah lain. Tenaga ker- ja bebas menjual tenaganya se- bagai komoditi untuk mendapat upah dari pasar terbuka.

Pasar Sangat dibatasi oleh rintangan Pedagang di pasar bebas tidak pajak, perampokan,

dibatasi oleh hambatan tradisio- terbatasnya lembaga

nal (monopoli kelas, terbatasnya keuangan, dan transportasi

pemilikan, proteksionisme, dsb). yang buruk.

Pasar mengatur prinsip distribusi dan konsumsi.

Hukum yang Bersifat khusus, penerapannya Penerapannya bersifat univer- berlaku

berbeda setiap kelompok sal. Hukum yang dapat diperhi- sosial yang ada. Penerapan

tungkan memungkinkan untuk dan keputusan hukum bersifat

meramalkan konsekuensi kon- patrimonial.

trak dan pelaksanaan hukum. Motivasi utama

Untuk memuaskan kebutuhan Untuk mencapai keuntungan sehari-hari. Kesempatan untuk

maksimal. Motivasi perilaku mendapatkan penghasilan

ekonomi adalah untuk menca- yang besar masih kurang

pai keuntungan tertinggi. menarik.

(Sumber: Piotr Sztompka, 1993:83-84)

Sebelumnya, Auguste Comte juga telah menjelaskan bahwa tatanan masyarakat modern ditandai oleh enam hal, yaitu konsentrasi tenaga kerja di pusat perkotaan, pengorganisasian pekerjaan ditentukan berdasarkan efektivitas dan keuntungan, penerapan ilmu dan teknologi dalam proses produksi,

46 Sosiologi SMA/MA Kelas XII 46 Sosiologi SMA/MA Kelas XII

Berdasarkan uraian Max Weber dan Auguste Comte tersebut, maka masyarakat modern memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Individualisme Dalam masyarakat modern, yang memegang peran sentral adalah individu, bukan komunitas, kelompok, atau bangsa. Seseorang bebas dari tekanan ikatan kelompok, bebas berpindah dari satu kelompok menuju kelompok lain, bebas memilih keanggotaan sosial, bebas menentukan tindakannya dan bertanggung jawab secara pribadi atas keberhasilan dan kegagalannya.

b. Deferensiasi Dalam masyarakat modern, terjadi spe-

Infososio sialisasi pekerjaan dan keahlian. Berbagai bidang pekerjaan baru yang membutuh-

MODERNISASI DI

kan keterampilan dan keahlian khusus

INDONESIA

berkembang di masyarakat modern.

Usaha yang kini dilakukan masya-

Dalam bidang konsumsi juga terjadi

rakat Indonesia untuk mengem-

deferensiasi. Akhirnya, deferensiasi pe- bangkan kebudayaan nasional

Indonesia merupakan suatu ben-

kerjaan dan konsumsi memberi kesem-

tuk perubahan sosial budaya. Se-

patan kepada setiap orang untuk memilih

langkah demi selangkah kebu-

pekerjaan, pendidikan, dan gaya hidup

dayaan Indonesia mulai terwujud.

masing-masing.

Berbagai unsur dari kebudayaan tradisional yang berasal dari

c. Rasionalitas berbagai daerah yang ada di Indo-

nesia menjadi bagian dari pembentuk

Birokrasi dan manajemen organisasi da-

kebudayaan itu. Demikian juga

lam masyarakat modern, didasarkan

pengaruh-pengaruh kebudayaan

kepada perhitungan (rasional) dan meng-

asing. Semua itu membuat bangsa

anut prinsip efisiensi.

Indonesia kini mulai meninggal- kan kebudayaan lama yang ber- akar pada pertanian tradisional

d. Ekonomisme

menuju kebudayaan masyarakat

Seluruh aspek kehidupan masyarakat

industri dan perdagangan.

modern didominasi oleh kegiatan eko- nomi, tujuan ekonomi, kriteria ekonomi, dan prestasi ekonomi. Pusat perhatian masyarakat modern adalah produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa. Semua itu diukur dengan uang sebagai alat tukar. Bahkan, hubungan kekeluargaan dikesampingkan demi kepentingan ekonomi.

e. Perkembangan Modernitas cenderung berkembang meluas ke seluruh penjuru dunia, sehingga berubah menjadi globalisasi. Selain meluas, modernitas juga menjangkau kehidupan paling pribadi, sehingga memengaruhi kepercayaan keagamaan, perilaku seksual, selera konsumsi, pola hiburan, dan sebagainya.

Modernisasi dan Globalisasi Serta Pengaruh Perubahan Sosial Secara Umum

Setelah zaman penjajahan berakhir, negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin berusaha mengejar ketertinggalan mereka dengan melakukan modernisasi. Mereka melakukan industrialisasi demi meningkatkan perekono- mian dan mencapai tahap ‘tinggal landas’. Tahap ‘tinggal landas’ adalah suatu tahap yang dilalui masyarakat ketika meninggalkan kondisi sosial ekonomi ter- belakang menuju kondisi yang lebih baik.

Semua masyarakat yang menginginkan perkembangan ke arah lebih baik, pada umumnya memilih jalan modernisasi, atau meniru suatu keadaan yang ada di masyarakat Barat. Sementara itu, tidak semua negara mampu mencapai tahap tinggal landas atau mampu menjadi negara industri baru. Perkembangan di negara-negara maju demikian cepat dan seolah tak terkejar. Akibatnya, kesenjangan selalu saja terjadi dan semakin lebar. Negara-negara maju mampu mengeksploitasi kekayaan alam negara-negara berkembang untuk kepentingan mereka sendiri. Di sisi lain, negara-negara berkembang semakin tergantung kepada negara-negara maju.

Menurut Soerjono Soekanto (1990), proses modernisasi membutuhkan enam syarat. Pertama; adanya cara berpikir ilmiah, terutama di kalangan pe- mimpin masyarakat (penguasa). Untuk mengembangkan cara berpikir ilmiah, diperlukan adanya sistem pendidikan yang baik dan bermutu. Kedua; adanya sistem administrasi negara yang baik (good governance). Prinsip-prinsip sistem administrasi yang baik meliputi adanya keterbukaan, dapat dipertanggung- jawabkan (akuntabel), dan tidak terjadi korupsi di tubuh pemerintah. Ketiga; adanya sistem informasi yang baik dan teratur sehingga tersedia data dalam berbagai bidang kehidupan. Semua data dihimpun secara sistematis, dan diperbaharui (up date) secara berkala, sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu untuk membuat perencanaan perubahan (pembangunan) masyarakat. Keempat; terciptanya sistem komunikasi massa yang mendukung proses modernisasi. Berbagai sarana komunikasi harus dikembangkan setahap demi setahap sehingga tercipta iklim yang baik tanpa berbenturan dengan sistem kepercayaan masyarakat. Kelima; meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berorganisasi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Keenam; adanya pemusatan wewenang dalam perencanaan sosial (social planning). Sentralisasi ini, bertujuan untuk menghindari gangguan dari kepentingan-kepentingan kelompok tertentu yang tidak sejalan dengan arah perubahan sosial yang direncanakan.

Indonesia sebagai salah satu negara yang ingin menyejahterakan rakyatnya turut pula melakukan modernisasi di segala bidang kehidupan. Berbagai program pembangunan digalakkan dengan prinsip-prinsip modernitas seperti yang di- jelaskan di atas. Beberapa kemajuan memang telah dicapai, angka buta huruf menurun, tingkat kualitas hidup naik, perekonomian tumbuh, pertanian maju dan bahkan Indonesia pernah mencapai swasembada beras. Namun, tidak semua proses modernisasi di Indonesia berjalan sesuai dengan harapan, pada beberapa sisi justru bertolak belakang. Dampak negatif dari proses modernisasi yang

48 Sosiologi SMA/MA Kelas XII 48 Sosiologi SMA/MA Kelas XII