Perumusan Hipotesis

3. Perumusan Hipotesis

Setelah kita merumuskan beberapa anggapan dasar yang menjadi pedoman dalam meneliti, selanjutnya kita dituntut untuk mengarahkan penelitian kepada usaha pemecahan masalah. Pada dasarnya, penelitian merupakan upaya untuk memecahkan masalah atau upaya untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi. Pemecahan masalah tidak dapat dilakukan sekaligus, melainkan bertahap, dengan cara mengajukan pertanyaan untuk setiap aspek.

180 Sosiologi SMA/MA Kelas XII

Pada tahap awal, jawaban terhadap per- Infososio tanyaan bersifat teoritis, karena kebenarannya

didasarkan kepada hasil membaca berbagai pustaka. Kebenaran yang diperoleh ber- HIPOTESIS

dasarkan informasi kepustakaan dianggap Hipotesis adalah pernyataan ten-

tang adanya hubungan tertentu

sebagai kebenaran sementara yang masih

antara variabel-variabel (fakta-

harus dibuktikan lebih lanjut melalui pene-

fakta) yang digunakan. Fungsi

litian. Setelah data terkumpul, diolah, dan

hipotesis adalah (1) memberikan

disimpulkan, barulah kebenaran itu terbukti tujuan yang tegas bagi penelitian,

dan (2) membantu penentuan

secara nyata (bukan teoritis).

batasan masalah sehingga ter-

Upaya menjawab pertanyaan pada taraf

fokus pada fakta-fakta yang

teoritis itulah yang dimaksudkan dengan me- relevan. Hipotesis bersifat se-

mentara, artinya suatu hipotesis

rumuskan hipotesis. Hipotesis atau jawaban

dapat diubah atau diganti dengan

sementara pada dasarnya merupakan teori

hipotesis lain yang lebih tepat.

(penjelasan) sementara yang kebenarannya

(Mely. G. Tan, 1994).

masih perlu diuji. Pada dasarnya, penelitian merupakan usaha untuk menguji hipotesis. Ada kalanya penjelasan berdasarkan kajian pustaka dapat diterima sebagai kesimpulan dan tidak perlu dibuktikan lagi dengan pengolahan data. Karena itu, tidak setiap penelitian membutuhkan rumusan hipotesis.

Ada tiga jenis penelitian yang tidak memerlukan hipotesis, yaitu penelitian eksploratif, penelitian survei, dan penelitian pengembangan. Tujuan ketiga peneltian tersebut bukan untuk menguji hipotesis melainkan untuk mempelajari berbagai gejala seluas mungkin. Sementara itu penelitian yang bersifat menghitung banyaknya sesuatu, mencari perbedaan, atau menemukan hubung- an, menurut G.E.R. Burrouhg selalu disertai hipotesis. Tipe-tipe penelitian yang berusaha mencari hubungan antar dua hal dapat berupa studi kasus, studi komparatif, dan studi korelasi. Ketiga jenis terakhir ini menurut Deobold van Dalen juga membutuhkan hipotesis.

W alaupun kita dapat saja melakukan penelitian tanpa hipotesis, namun berikut ini akan kita pelajari juga cara merumuskan hipotesis. Sebagai suatu penjelasan sementara, menurut Borg dan Gall (1979) hipotesis harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. rumusannya singkat dan jelas,

b. menyatakan hubungan antara dua objek (variabel) penelitian, serta

c. didukung oleh teori-teori yang pernah dikemukakan para pakar di bidangnya.

Ada dua macam hipotesis, yaitu hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho) atau hipotesis statistik. Hipotesis alternatif menyatakan adanya hubungan antara dua hal, misal:

a. apabila suatu masyarakat memiliki etos kerja tinggi, maka kemajuan masyarakatnya akan pesat,

Desain Penelitian Sosial

c. ada pengaruh budaya asing terhadap perubahan sosial. Apabila Anda amati, ketiga rumusan hipotesis di atas dirumuskan dengan

struktur kalimat yang berpola khusus, yaitu sebagai berikut.

a. Apabila ………… maka ………….;

b. Ada perbedaan antara …………... dan ……………; atau

c. Ada pengaruh …………terhadap …………. Hipotesis statistik dipakai dalam penelitian yang menggunakan cara

pengujian melalui perhitungan statistik. Hipotesis jenis ini berisi pernyataan yang menyatakan antara dua hal (variabel). Misalnya:

a. tidak ada perbedaan antara peserta didik kelas X dengan peserta didik kelas XI dalam hal semangat belajar,

b. tidak ada pengaruh perbedaan jenis kelamin peserta didik terhadap prestasi belajarnya.

Apabila Anda amati, kedua rumusan hipotesis di atas dirumuskan dengan struktur kalimat yang berpola khusus, yaitu sebagai berikut.

a. Tidak ada perbedaan antara ………… dengan …………; atau

b. Tidak ada pengaruh ……………terhadap ……………. Setiap hipotesis memiliki kemungkinan untuk diterima atau ditolak. Apabila

data yang diperoleh mendukung maka Ha diterima sedangkan Ho ditolak. Sebaliknya, apabila data yang diperoleh ternyata tidak mendukung, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Hipotesis harus dirumuskan secara benar, sebab apabila hipotesis salah dan datanya mendukung, maka hasil penelitian justru akan menjerumuskan. Misal, rajin belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi (Ha). Kemudian, data hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang tidak rajin belajar ternyata naik kelas. Lalu, diyakini bahwa hipotesis tersebut diterima. Tentu saja hal itu akan sangat membahayakan, apabila berdasarkan hipotesis tersebut Anda menganggap bahwa belajar tidak ada gunanya.

Untuk itulah, perumusan hipotesis harus benar, data yang dihimpun pun harus benar, bukan hasil rekayasa. Manipulasi atau rekayasa data terjadi terutama bila peneliti terpengaruh oleh isi hipotesis kerja. Untuk menghindari hal itu dalam proses pembuktian hipotesis, Ha diubah dulu menjadi Ho. Setelah proses selesai baru dikembalikan seperti semula. Selama proses pengujian, peneliti juga masih bisa mengubah hipotesis yang salah.