Te rja d in ya Is m e -Is m e
Te rja d in ya Is m e -Is m e
Mari kita m ulai dari istilahnya yang terdiri atas nam a belakang dua orang, Marx dan Lenin, yang digabungkan dengan tanda hubung lalu diberi im buhan -ism e untuk m enjadikannya sejenis doktrin. Analisis linguistik sederhana itu m em bawa pertanyaan: bagaim ana hidup dan karya seorang J erm an (18 18 -18 8 3) dan seorang Rusia (18 70 -1924) itu bisa m enjadi -ism e? Karl Marx dan Vladim ir Ilyich Lenin tidak pernah bertem u sem asa hidup. Lenin adalah rem aja 13 tahun di Sim birsk, Rusia ketika Marx m eninggal dunia di London. Artinya dua orang itu tidak pernah bertem u dan duduk bersam a m em buat rancangan prinsip-prinsip apa pun. Lalu bagaim ana caranya kedua -ism e itu digabung dan dianggap sebagai kesatuan?
Marx dan Lenin m em ang tokoh dalam sejarah; m ereka hidup pada saat dan tem pat tertentu. Tapi fakta sederhana ini perlu diingat ketika kita bicara tentang gagasan m ereka sebagai -ism e. Keduanya adalah anak sekolah yang beranjak dewasa lalu sakit-sakitan dan m enjadi tua. Mereka berulangkali berubah pikiran saat m endalam i subyek tertentu dan berhadapan dengan dunia yang terus berubah. Mereka tidak selalu konsisten pada apa yang dikatakan sebelum nya. Dan tidak sem ua tulisan m ereka disusun dengan jelas. Mereka m eninggalkan sejum lah teks yang lebih m enyerupai potongan daripada sebuah cerita utuh. Keduanya tidak pernah m enulis pernyataan lugas dan tegas yang dengan m udah bisa ditafsirkan sebagai -ism e seperti m isalnya sepuluh perintah Allah. Marx pernah m enulis kalim at yang kem udian terkenal kepada sejum lah pem baca yang m engklaim diri "Marxis", "yang saya tahu, saya bukanlah seorang Marxis".
Gagasan Marx diolah m enjadi -ism e setelah ia tiada. Tahun 18 8 3 saat ia m eninggal, ada gerakan radikal yang hidup di Eropa. Dalam perdebatan di antara orang-orang yang ingin m engubah m asyarakat itu, ada yang m erujuk tulisan-tulisan Marx sebagai sum ber kebajikan. Marx m em ang intelektual yang luar biasa dan seringkali m engungguli argum en lawan-lawannya. Di tanah kelahirannya, J erm an, banyak pem im pin gerakan Sosial-Dem okratik (seperti Edward Bernstein dan Karl Kautsky) adalah pem bela apa yang m ereka sendiri sebut sebagai Marxism e. Mereka boleh dibilang adalah pem bela terpenting karena m ewakili gerakan jutaan buruh dan m em iliki sum berdaya yang m engesankan. Mereka m elihat Marxism e sebagai analisis kapitalism e m odern. Kautsky m enyebutnya "doktrin ekonom i" dan m em asang frasa itu dalam judul bukunya. Marxism e bagi m ereka terutam a adalah teori m engenai upah, profit dan harga.
Sem entara itu Lenin m uda, yang sangat dipengaruhi oleh diskusi Marxism e di J erm an ketika tinggal di Rusia, adalah salah satu aktivis radikal yang m elihat gagasan Marx sebagai -ism e. Tapi ia m elangkah lebih jauh daripada penulis seperti Kautsky. Saat berusia 20 -an dan 30 -an tahun ia em nulis tentang Marxism e sebagai jalan m em aham i segala sesuatu. Ia m enyebutnya: "pandangan dunia". Marxism e bagi Lenin bukan hanya cara m em aham i m asyarakat kapitalis m odern m elainkan doktrin m enyeluruh dengan yang dilengkapi prinsip-prinsip dasar untuk m em aham i keseluruhan sejarah um at m anusia, proses hidup tanam an dan hewan, dan bentuk kehidupan di m asa m endatang. Prinsip dasar Marxism e versinya atau kunci untuk m em aham i sem ua kenyataan di dunia, adalah m aterialism e dan dialektika. Lihat m isalnya tulisan Marxism e dan R ev ision ism e yang terbit 190 8 . Saat m erum uskan strategi gerakan ia m enggunakan Marxism e seperti pentungan untuk m enghajar aktivis radikal lain yang m enjadi lawan debatnya. Karena itu dengan Marxism e versinya, ia bisa m engklaim tahu kebenaran absolut tentang dunia dan arah perjalanan sejarah.
Ketika partai Bolshevik yang dipim pin Lenin berhasil m elancarkan revolusi m elawan Tsar Rusia tahun 1917 dan m enjadi partai berkuasa, orang pun m enganggap Lenin m em iliki strategi yang tepat. Dan kalau strateginya tepat, m aka ia tentu punya prinsip-prinsip filsafat yang tepat pula untuk m em andu strateginya. Keberhasilan gerakannya m em buat teorinya m engenai Marxism e seakan tanpa cacat. Setelah 1917 kaum radikal m enganggap Lenin sebagai penasfir gagasan Marx yang paling tepat. Lenin m enjelaskan strateginya sebagai pem baruan dan adaptasi Marxism e secara kreatif. Terobosannya ada pada teori m engenai organisasi. Inti dari paradigm a Lenin adalah m em bangun partai politik yang dapat m erebut kekuasaan negara m elalui insureksi di kota yang dilakukan oleh buruh industri.
Selam a terlibat m engorganisir buruh Marx tidak pernah m em bentuk partai politik untuk m erebut kekuasaan negara. Marx adalah m otor penggerak yang m em bangun federasi serikat buruh internasional antara 18 64 sam pai 18 72, yang dikenal dengan sebutan Internasionale Pertam a. Federasi itu bukan sebuah badan terpusat dari atas ke bawah yang m em beri perintah cabang-cabangnya untuk bertindak, m elainkan kum pulan berbagai serikat (dari Prancis, Inggris, Spanyol, Am erika Serikat dan lainnya) yang bertem u tiap tahun, m em perdebatkan strategi dan m em beri santunan bagi buruh yang m ogok. Dalam wawancara dengan seorang jurnalis Am erika tahun 18 71 Marx m engatakan pencapaian terbesar dari federasi itu adalah m enghalangi buruh dari berbagai negeri dipakai untuk m elawan satu sam a lain: "Sebelum nya, pem ogokan di satu negeri dipatahkan dengan m endatangkan buruh dari negeri lain. Internasionale ham pir berhasil m enghentikan itu. Organisasi ini m enerim a inform asi rencana m ogok, m enyebarluaskan inform asi itu kepada anggotanya, dan seketika m enganggap tem pat yang dilanda m ogok sebagai daerah terlarang. Kaum m ajikan dengan begitu harus berhadapan sendiri dengan buruhnya. Dengan begini, pem ogokan pem buat cerutu di Barcelona berhasil m eraih kem enangan pada hari berikutnya." Internasionale Marx adalah organisasi serikat-serikat buruh, bukan him punan partai politik.
Marx yakin bahwa buruh seharusnya m engam bil kekuasaan negara tapi tidak punya blueprint universal untuk m encapai tujuan itu. Cara buruh m engam bilalih kekuasaan akan berbeda dari satu negeri ke negeri lain. Ada banyak m etode berbeda untuk m eningkatkan kekuatan buruh: koperasi, serikat buruh, partai politik dan seterusnya. Ia berpikir bahwa di negeri tertentu seperti Inggris, di m ana hak-hak sipil lebih diakui, buruh dapat m erebut kekuasaan dengan aksi politik sipil. Dalam wawancara yang sam a ia m engatakan, "Insureksi tidak m asuk akal kalau agitasi dam ai lebih cepat dan pasti m endatangkan hasil."
Penekanan Lenin pada partai politik sebagai pelopor yang m em im pin gerakan buruh untuk m erebut kekuasaan negara m elalui insureksi m ungkin salah satu penafsiran yang balid terhadap gagasan Marx m engenai strategi. Tapi jelas bukan satu-satunya penafsiran yang valid. Masalahnya keberhasilan Revolusi Soviet m em buat strategi Lenin seolah-olah satu-satunya penafsiran yang valid untuk sem ua negeri.
Seperti halnya berbagai penafsiran Marxism e dibakukan setelah kem atian Marx, berbagai tafsir terhadap Leninism e juga dibakukan setelah Lenin wafat. Orang yang paling bertanggungjawab untuk m em bakukan versi resm i Leninism e adalah J osef Stalin, pem im pin Partai Kom unis Uni Soviet yang bertangan besi. Sebelum kem atiannya, Lenin m engingatkan pem im pin partai yang lain bahwa Stalin tidak boleh dibiarkan m em im pin partai. Tapi Stalin akhirnya berhasil m erebut kepem im pinan dalam pertarungan setelah kem atian Lenin dan m enciptakan kediktatoran. Lenin yang m engem bangkan pikirannya sendiri tentang Marxism e, setidaknya m asih setia pada pikiran Marx. Tapi Stalin m enciptakan Leninism e yang sepenuhnya m engingkari Lenin (dan Marx).
Stalin m enciptakan kultus individu Lenin yang sudah m eninggal: patung-patung Lenin dididirikan di seluruh Uni Soviet, anak sekolah diajar untuk m enyem bahnya seperti tokoh superhum an tanpa cacat, dan sebuah m ausoleum dibangun di Moskow, m enjadi sem acam tem pat ziarah baru. Stalin m engatur agar jenazah Lenin dibalsem dan dengan begitu diabadikan seperti seorang firaun dari Mesir. Tafsir Stalin terhadap Lenin sebenarnya m encerm inkan hal yang sam a: m em buat pikiran Lenin m enjadi m um i yang tak bergerak. Saat jenazah Lenin tengah dibalsem , Stalin m em beri kuliah di universitas yang kem udian diterbitkan 1924 dalam bentuk buku yang berjudul Dasar-Dasar Leninism e. Di bawah Stalin, Leninism e dan juga Marxism e, tidak lebih dari ideologi negara yang sakral. Marxism e-Leninism e m enjadi sem acam agam a resm i negara.
Salah satu ritual partai kom unis di Uni Soviet adalah m em asang potret Marx, Engels, Lenin dan Stalin dalam satu baris, seolah m ereka adalah deretan orang suci, yang m enghibahkan bendera revolusi buruh dari satu generasi ke yang lain. Potret-potret itu biasanya dipasang dalam pigura dan digantung di kantor-kantor partai. Gam bar potret em pat tokoh berukuran besar dipasang di lapangan kota dan stadion olahraga.
Saat m em asuki usia senja, Karl Kautsky, m erenungi pendewaan em pat orang itu dan vulgarisasi pikiran Marx di Uni Soivet. Dalam Marxism e dan Bolshevism e yang terbit 1934 ia m enulis, "tak ada yang lebih dikhawatirkan Marx daripada pendangkalan ajarannya m enjadi sekte yang ketat❭ Apa yang akan dikatakannya seandainya m asih hidup m elihat sekelom pok Marxis yang berhasil m erebut kekuasaan negara m alah m em buat Marxism e m enjadi agam a negara, sebuah agam a yang keyakinan dan tafsirnya diawasi oleh negara, sebuah agam a yang tidak boleh ditafsirkan berbeda salah sedikit m endapat ganjaran keras dari negara; sebuah Marxism e yang berkuasa dengan cara-cara sam a seperti Inkuisisi Spanyol, dikobarkan dengan api dan pedang, m enciptakan praktek ritual teatrikal seperti yang digam barkan oleh jenazah Lenin dibalut balsem ?"