Merajut Sejarah Nasional

Merajut Sejarah Nasional

Tim Media Kerja Budaya Tafsir sejarah sungguh penting bagi penguasa m iliter untuk m em perkuat legitim asi keberadaan

dan kekuasaannya. Orde Baru akan dikenang sebagai rezim yang produktif m enulis sejarah. Segera setelah peristiwa 1 Oktober 1965, Pusat Sejarah Angkatan Darat m enyusun versinya

m engenai apa yang sesungguhnya terjadi , disusul cerita sejarah berdasarkan kesaksian dan laporan m iliter m engenai proses penum pasan gerakan itu, tentunya tanpa m enyebutkan jum lah korban yang jatuh. Selanjutnya ratusan buku, artikel dan m onografi disusun oleh berbagai instansi m iliter yang m enonjolkan peran m iliter dalam perjalanan sejarah.

Tokoh terpenting dalam upaya ini adalah Nugroho Notosusanto yang sejak 1965 m em im pin Pusat Sejarah ABRI. Karirnya di m iliter dim ulai setahun sebelum nya ketika J enderal AH Nasution m em inta terlibat dalam penelitian untuk m enyusun versi m iliter m engenai perjuangan kem erdekaan. Tujuannya adalah m enandingi tulisan-tulisan Front Nasional yang m enggam barkan keterlibatan m iliter dalam Peristiwa Madiun 1948 . Setelah peristiwa 1965 ia m enem pati posisi penting di lem baga itu dan m engerjakan berbagai proyek, m ulai dari m enulis buku, m em produksi film Pengkhianatan G-30 -S/ PKI sam pai m enjadi kurator berbagai m useum term asuk Monum en Pancasila Sakti di Lubang Buaya, J akarta. Minatnya terhadap m iliter sudah dim ulai sejak m enjadi anggota tentara pelajar dalam perang kem erdekaan. Tahun 1949 ia nyaris berangkat ke akadem i m iliter di Breda, jika tidak dihalangi oleh ayahnya yang ingin ia m eneruskan pendidikan di Indonesia. Akhirnya ia m endaftar ke Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan m em ulai karirnya sebagai sejarawan. Minat dan

kekagum annya pada m iliter disalurkan m elalui studi tentang PETA dan satuan-satuan m iliter, serta m enulis cerita-cerita pendek yang rom antik m engenai perjuangan kem erdekaan. Seorang

jenderal yang m ungkin heran m elihat kekagum annya pernah bertanya pada sejarawan Sartono Kartodirdjo, m ana yang lebih buruk, seorang m iliter yang berlagak m enjadi sejarawan atau sejarawan yang berlagak m enjadi m iliter?

Karirnya di m iliter sem akin m enanjak sejak 1968 saat ia m endapat pangkat kehorm atan kolonel dan brigadir jenderal tiga tahun kem udian sebagai Kepala Pusat Sejarah ABRI. Salah satu karya terbesarnya adalah m enulis ulang Sejarah Nasional Indonesia jilid keenam m engenai m asa kem erdekaan yang m enim bulkan kontroversi. Sejarawan senior Sartono Kartodirdjo dan beberapa sejarawan lain m engundurkan diri karena berbeda pendapat dan m erasa versi resm i itu tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Tahun 198 4 ia diangkat m enjadi Menteri Pendidikan dan m enggunakan posisinya untuk m engatur ulang kurikulum pendidikan sejarah yang m em beri porsi besar pada peranan m iliter. Sebagai m enteri ia m enekankan bahwa perguruan tinggi tidak sekadar m encetak pem im pin tapi juga orang yang patuh pada aturan. Kontroversi pelurusan sejarah yang ram ai disuarakan belakangan um um nya bersum ber pada karya-karya yang lahir dari versi resm i ciptaannya.

(Sumber: Kate Mc Gregor, A Soldier s Historian , Inside Indonesia, Oktober 2001)

INDEX | ARSIP | EDISI ONLINE | HALAMAN NASKAH | LINKS Tentang MKB | Email

©2003, Media Kerjabudaya Online. http://mkb.kerjabudaya.org

e-mail: [email protected] design & maintenance: nobodycorp. internationale unlimited