Me n ggu n a ka n Ke ku a ta n S e n d iri

Me n ggu n a ka n Ke ku a ta n S e n d iri

Cita-cita besar ini sebenarnya dim ulai dengan fasilitas dan cara yang sangat sederhana. Metode pengobatan alternatif paling m urah dan m udah adalah akupresur yang m enggunakan tekanan jari pada titik-titik akupunktur. Seperti halnya tusukan jarum yang m enjadi m edia akupunktur, dalam akupresur orang m enggunakan jari tangan. Keunggulannya di sam ping m udah dipelajari, juga efektif dan praktis karena dapat digunakan di m ana dan kapan saja. Sem ua orang pasti bisa m elakukannya, dan yang diperlukan hanyalah kem auan belajar dan keinginan untuk m andiri dalam m enjaga kesehatan. Lebih dan lebih m udah lagi jika ditam bah kom itm en untuk m engobati sesam a. Teknik ini sebenarnya tidak jauh berbeda dari pijat yang sudah lam a ada dan dikenal luas oleh m asyarakat, dan karena itulah akupresur dinilai sebagai teknik pengobatan yang cepat populer.

Kegiatan Kem bangpala biasanya berlangsung di daerah-daerah yang serba kekurangan. Beberapa bulan lalu m ereka m engadakan pelatihan di sebuah kam pung di pinggir Ciliwung, daerah Gunung Batu, Bogor. Setelah pelatihan ada kegiatan bakti sosial pengobatan akupresur yang m elibatkan para peserta pelatihan sebagai praktisi. Kam pung ini dipilih karena letaknya di pinggiran kota Bogor dan dengan asum si bahwa sebagian besar penduduknya hidup dalam kesulitan ekonom i. Sebelum kegiatan sekelom pok aktivis Kem bangpala m elakukan survey dan dari sana diketahui bahwa m asyarakat setem pat ternyata m enggantungkan hidupnya dengan jualan berkeliling, m enjadi buruh atau pegawai biasa. Hanya ada beberapa orang yang hidup berkecukupan dan perbedaan m ereka dengan penduduk pada um um nya terlihat jelas.

Interaksi dengan m asyarakat sekitar disam bung dengan tawaran m engadakan pelatihan akupresur yang ditanggapi dengan antusias, term asuk oleh birokrasi lokal seperti ketua RW dan Lurah. Masyarakat berniat belajar karena dengan kem am puan m engobati m ereka dapat m em beri pertolongan kepada anggota keluarga sehingga tidak perlu cepat-cepat m em beli obat atau pergi ke puskesm as yang m em erlukan biaya. Dengan alasan ekonom i inilah pelatihan akupresur dim ulai. Antusiasm e terlihat dari sangat sedikitnya biaya yang dikeluarkan oleh Kem bangpala karena sebagian fasilitas, seperti tem pat pelatihan, akom odasi dan konsum si disediakan sendiri oleh m asyarakat.

Belakangan ini Kem bangpala juga m em bantu sebuah kom unitas anak pinggiran untuk belajar bersam a, m ulai dari cara m enjaga kesehatan dengan bantuan akupresur sam pai diskusi tentang kasus-kasus penyakit yang sering hinggap di tubuh anak-anak ini. Diskusi seperti ini m em bantu pelatih m aupun anak-anak untuk lebih m em aham i apa saja yang ada dalam tubuh m asing- m asing dan lingkungan sekitarnya.

Untuk m engem bangkan kegiatan dan jaringannya Kem bangpala turut bergabung dalam Urban Poor Consortium (UPC) sebuah organisasi yang peduli pada m asalah m asyarakat m iskin perkotaan J akarta. Saat banjir besar m elanda J akarta m ereka m engadakan pelayanan kesehatan bersam a bagi korban pasca banjir di beberapa titik kota J akarta. Kegiatan itu disusul dengan pelatihan akupresur selam a lim a hari di Sukabum i yang diikuti sekitar 25 orang dari berbagai kom unitas m iskin kota yang diurus oleh UPC. “Fokus kegiatan kami memang ada pada m asyarakat yang dipinggirkan, seperti kaum buruh, tani dan m asyarakat m iskin kota serta anak jalanan, ” kata Abdul J alil salah seorang pendiri Kembangpala. Alasannya karena kelompok ini terbatas kem am puannya untuk m endapatkan kebutuhan pokok padahal sesungguhnya bisa lebih berdaya. “Tapi kami tidak menutup diri bekerjasama dengan kelompok masyarakat lain yang peduli dan ingin tahu pengobatan alternatif ini. ”

Selain m em berikan pelatihan akupresur, Kem bangpala juga m enerbitkan beberapa buku m engenai akupresur dan m engem bangkan pelatihan jarak-jauh yang dapat diikuti m asyarakat di daerah terpencil. Tanam an obat adalah kegiatan lain yang ditekuni sebagian anggotanya dan m ulai sem akin luas. Belakangan ini m ereka m ulai m engem bangkan teknik Reiki yang m enyalurkan energi m elalui telapak tangan sebagai m edia kepada pasiennya. Di sam ping teknik dari luar Indonesia, para pegiat Kem bangpala juga m engum pulkan inform asi dan m eneliti kem ungkinan m engem bangkan m etode yang berakar pada tradisi m asyarakat sendiri.

Selam a ini organisasi Kem bangpala berdiri dan hidup dari pem asukan yang diperoleh ketika m elakukan kegiatan, tapi tidak jarang m ereka harus m erogoh kantong sendiri untuk kepentingan lem baga. Pem asukan dari klinik dan pelatihan yang belum begitu banyak jum lahnya cukup m em bantu tapi jum lahnya tidak m encukupi untuk kegiatan m aupun kebutuhan sehari-hari keem pat pengurusnya. Karena itu m ereka berusaha m encari bantuan dari lem baga lain yang m au m em beri dana agar kegiatannya dapat dilakukan cum a-cum a. “Masyarakat punya kemauan belajar tapi tidak mampu membayar pelatihan. Kembangpala m em ang m em iliki keahlian untuk m engajar tapi anggota-anggotanya juga berasal dari kalangan yang kurang m am pu, ” kesah seorang anggotanya.

Di sam ping penyakit yang um um m enyerang m asyarakat, Kem bangpala juga aktif dalam penanganan HIV. Menurut WHO jum lah orang yang terjangkit HIV tahun 20 0 1 m encapai

52.0 0 0 orang. Kem bangpala berusaha m enawarkan cara alternatif untuk m em perkuat sistem pertahanan tubuh m elalui akupunktur, tanam an obat dan teknik pengobatan lainnya, m engingat obat-obatan kim ia untuk keperluan yang sam a terlalu m ahal harganya. Sebagai anggota Forum LSM Peduli AIDS di J abotabek, Kem bangpala selalu m enyisipkan inform asi m engenai HIV/ AIDS dalam pelatihannya, terutam a m engenai cara penularan dan pencegahannya. Bagian ini biasanya berkem bang m enjadi diskusi m enarik karena m asyarakat sering m elontarkan pertanyaan dan pernyataan sekitar HIV/ AIDS berdasarkan m itos dan inform asi yang “miring”. Cukup jelas bahwa di sam ping m engajarkan cara m engobati orang pun perlu dibebaskan dari m istifikasi yang m enyesatkan.