Instrumen Perilaku Nyeri Mamfaat Penelitian 1 Bagi Praktek Keperawatan
dasar pemikiran bahwa perilaku nyeri itu adalah tampak dan jelas. Dalam pengamatan langsung perilaku nyeri biasanya berdasarkan pada keahlian dan
berdasarkan pada sebuah pertimbangan pada hasil pengamatan. Sedangkan pada pengamatan yang tidak langsung, perilaku nyeri biasanya dinilai dengan
mengandalkan video tape. Kedua metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Bagaimanapun pada prakteknya pengamatan secara tidak langsung
kelihatanya tidak praktis, mahal dan rumit, lebih dari ituu kapan pasien mengetahui kalau dia sedang diamati, mereka mungkin akan memanipulasi
peilaku mereka, terutama sekali dalam kebudayaan Indonesia. Menurut Simmond 1999 diambil dari Harahap, 2007, alat ukur yang digunakan untuk mengukur
perilaku nyeri haruslah mudah digunakan, dapat dipercaya, dapat diterima oleh pasien, hemat biaya, dan memberikan hasil yang cepat. Metode pengamatan
langsung kelihatanya lebih bisa diandalkan, sederhana dan lebih mudah digunakan Harahap, 2007.
2.4 Rheumatoid Artritis 2.4.1 Defenisi Rheumatoid Artritis
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang
sendi. Sedangkan rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian biasanya sendi tangan dan kaki mengalami peradangan, sehingga
terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi Gordon, 2002. Engram 1998 mengatakan bahwa,
rheumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung sistemik dan kronis dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran sinovial dari sendi diartroidial.
Rheumatoid artritis RA adalah suatu penyakit kronik, biasanya ditandai dengan inflamasi di lapisan sendi atau disebut juga sinovium.Ia bisa menyebabkan
kerusakan sendi jangka panjang, nyeri kronik, kehilangan fungsi dan kecacatan American Rheumatism Association. Sedangkan menurut WHO World Health
Organization, rheumatoid artritis adalah suatu penyakit sistemik kronik yang melibatkan persendian, jaringan penghubung, otot, tendon, dan jaringan fibrosa. Ia
biasanya menyerang pada kelompok dewasa produktif, umur antara 20 hingga 40 dan merupakan kondisi kecacatan kronik yang biasanya menyebabkan rasa nyeri
dan deformitas. Daud 2004 menyatakan bahwa Reumatoid Arthritis RA merupakan
penyakit autoimun menyebabkan inflamasi kronik yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif simetrik yang mengenai jaringan persendian ataupun
organ tubuh lainnya. Sebagian besar penderita menunjukkan gejala penyakit kronik yang hilang timbul, jika tidak diobati akan menyebabkan terjadinya
kerusakan persendian dan deformitas sendi progresif. Penyakit autoimun terjadi jika sistem imun menyerang jaringan tubuh sendiri. Brunner Suddarth 2001
menyatakan RA penyakit yang disebabkan oleh reaksi autoimun yang terjadi di jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi
sehingga kolagen terpecah dan terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan
menimbulkan erosi tulang.
Pada pasien RA yang kronik dapat terjadi tanpa ada gejala klinis tapi sendi terus mengalami kerusakan hingga sendi tidak berfungsi lagi Shiel, 1999.
Rematoid Artritis RA adalah suatu penyakit sistemik yang bersifat progresif, mengenai jaringan lunak dan cenderung untuk menjadi kronis yang menyebabkan
terlibatnya sendi pada penderita-penderita penyakit RA ini pada tahap berikutnya setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresivitasnya
Adnan, 2008. Waluyo 1993 dalam et Al nasution, 2007 penyakit RA perasaan nyeri
dan kaku dibagian sendi. Pada umumnya RA mempunyai kelainan sendi yakni: RA yang menyerang sendi dan otot, menyerang sendi, otot dan alat-alat dalam
tubuh lainnya, bersifat sistemik yang menghasilkan nyeri sendi artralgia dan nyeri otot mialgia, hanya jaringan ikat yang menyebar difus yang menyerang
sistem sendi, otot, kulit dan alat-alat dalam.